Surat Al Kahfi Ayat 32-44: Kisah Pemilik Kebun yang Ingkar dan Sahabatnya yang Miskin

Kamis, 30 September 2021 - 21:30 WIB
loading...
Surat Al Kahfi Ayat 32-44: Kisah Pemilik Kebun yang Ingkar dan Sahabatnya yang Miskin
Kebun anggur: Kisah pemilik dua kebun dan sahabatnya yang tercantum dalam surat Al-Kahfi ayat 32 sampai 44. (Foto/Ilustrasi :bebeja.com)
A A A
Surat Al-Kahfi adalah surat dalam Al-Quran yang bermuatan kisah-kisah hikmah. Kisah pertama, adalah kisah Ashabul Kahfi (ayat 9-20). Kedua, kisah pemilik dua kebun dan sahabatnya (ayat 32-44). Ketiga, mengisahkan tentang pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir (ayat 60-82). Keempat, kisah tentang Dzulqarnain (ayat 83-98).



Ini kali kita bahas kisah kedua: pemilik dua kebun dan sahabatnya yang tercantum dalam surat Al-Kahfi ayat 32 sampai 44.

Dalam surat ini dikisahkan tentang dua orang lelaki di zaman dulu. Keduanya bersahabat. Yang satu beriman dan satunya ingkar. Orang yang beriman dalam kisah ini, Allah SWT uji dengan kesempitan hidup. Sedikit rezeki, harta, dan barang yang ia miliki. Tapi Allah memberinya nikmat terbesar, yaitu nikmat iman, yakin, dan ridha dengan takdir Allah, serta berharap surga yang ada di sisi-Nya. Nikmat ini lebih utama dari harta dan materi yang fana.

Temannya yang ingkar, Allah uji dengan kelapangan rezeki. Kemudahan duniawi. Dan Allah beri untuknya harta dan materi yang melimpah. Allah uji dia, apakah bersyukur atau malah kufur. Apakah rendah hati atau malah menyombongkan diri.

Allah mengaruniai yang ingkar dengan dua kebun. Al-Quran menyebutkan tentang dua kebunnya sebagai berikut:

جَعَلْنَا لأحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِن أعنابٍ وحَفَفْنَاهُمَا بِنَخْلٍ وجَعَلْنَا بينهما زَرْعًا * كِلتا الجنَّتَيْن آتتْ أُكُلَهَا ولم تَظْلِم منه شَيئًا وفَجَّرْنَا خلالهما نَهَرًا * وكان لهُ ثَمَرٌ


“Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang. Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu, dan dia mempunyai kekayaan besar.” ( QS Al-Kahfi : 32-34 ).

Si kafir memiliki dua buah kebun anggur. Pohon-pohon kurma mengelilingi kebunnya sebagai pagar. Di antara dua kebun itu, ada ladang. Allah alirkan air ke kebun itu. Saat panen, ia merasakan limpahan anggur, kurma, dan hasil ladang. Ia kaya, menikmati hasil panennya.



Dengan penataan kebun yang hebat ini, ia pun berbangga. Ia memiliki ilmu dalam mengatur dan memaksimalkan lahan. Ia mampu menggabungkan tanaman yang berbeda dengan susunan rapi, serta irigasi yang baik. Ditambah lagi, dengan perawatannya, ia bisa panen dengan maksimal. Ia pun masuk ke dalam kebun dengan congkak, padahal ia menzhalimi dirinya sendiri. Ia ingkar dengan anugerah Rabbnya. Dan sombong pada orang lain.

Ia berkata,

فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا


“Maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: “Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat.” ( QS Al-Kahfi : 34 ).

Tak hanya itu, kenikmatan harta dan pengikut telah membuatnya lupa. Ia sangka miliknya itu kekal. Padahal bagaimana bisa sesuatu yang fana menjadi abadi. Ia berkata,

وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هَٰذِهِ أَبَدًا


“Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya.” ( QS Al-Kahfi : 35 ).

Harta dan materi yang ia miliki benar-benar membuatnya tenggelam.

وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُدِدْتُ إِلَىٰ رَبِّي لَأَجِدَنَّ خَيْرًا مِنْهَا مُنْقَلَبًا


“Dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu.” ( QS Al-Kahfi : 36 ).
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2930 seconds (0.1#10.140)