Surat Yasin: Para Rasul dan Penyeru yang Tak Disebut Namanya (1)

Rabu, 13 Oktober 2021 - 05:15 WIB
loading...
A A A
قَالُوۡا مَاۤ اَنۡـتُمۡ اِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُـنَا ۙ وَمَاۤ اَنۡزَلَ الرَّحۡمٰنُ مِنۡ شَىۡءٍۙ اِنۡ اَنۡـتُمۡ اِلَّا تَكۡذِبُوۡنَ

قَالُوۡا رَبُّنَا يَعۡلَمُ اِنَّاۤ اِلَيۡكُمۡ لَمُرۡسَلُوۡنَ

وَمَا عَلَيۡنَاۤ اِلَّا الۡبَلٰغُ الۡمُبِيۡنُ


Mereka berkata: “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan ar-Rahman tidak menurunkan sesuatu pun; tidak lain kamu hanyalah berdusta.”

Mereka berkata: “Tuhan kami mengetahui bahwa kami adalah utusan-utusan kepada kamu dan tugas kami tidak lain kecuali penyampaian dengan jelas.” (QS Yasin: 15-17)

Terkait dengan tafsir atas ayat tersebutt, khususnya menyangkut penyebutan ar-Rahman oleh orang-orang kafir tersebut, M. Quraish Shihab mengutip pendapat Allamah Thabathaba’i sebagai berikut:

“Bahwa penyebutan kata ar-Rahman untuk menunjuk Tuhan, karena memang para penyembah berhala mengakui Tuhan, dan sifat-sifatnya yang indah seperti penciptaan, kekuasaan dan rahmat.

Hanya saja mereka berbeda dalam penafsiran maknanya. Di samping itu mereka juga percaya bahwa Tuhan telah melimpahkan wewenang pengelolaan dan pengaturan kepada makhluk-makhluk-Nya yang dekat kepada-Nya, seperti para malaikat dan tuhan-tuhan lain yang mereka sembah.

Tuhan yang mereka namai ar-Rahman di sini adalah Tuhan dari segala tuhan. Bisa jadi juga — tulis Thabathaba’i lebih jauh — bukan kata ar-Rahman yang mereka ucapkan. Penyebutan kata itu di sini oleh al-Qur’an bertujuan menggambarkan betapa besar rahmat dan santunan Allah kepada mereka menghadapi pengingkaran mereka terhadap kebenaran yang demikian jelas.”

Dalam kisah ini, para rasul tersebut tidak mengajukan argumentasi atau bukti indrawi berupa mukjizat yang dapat meyakinkan masyarakat tersebut tentang bukti kerasulan mereka.

Hal ini mirip dengan yang dilakukan olah Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah mengajukan sebuah mukjizat seperti nabi-nabi terdahulu untuk meyakinkan kaumnya.

Quraish Shihab mengatakan bahwa “Hal ini – atau kali ini – agaknya karena mereka bertujuan untuk menyatakan bahwa sebenarnya kami tidak membutuhkan keimanan kalian, tidak juga upah atau imbalan dari kalian. Yang penting bagi kami adalah penyampaian tuntunan Allah, dan cukuplah bagi kami bahwa Dia telah mengetahui bahwa kami adalah rasul-rasul yang telah melaksanakan tugasnya.” (Bersambung)

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1290 seconds (0.1#10.140)