Cerita Gus Baha Didebat Orang Wahabi Soal Kelahiran Nabi

Senin, 18 Oktober 2021 - 09:30 WIB
loading...
Cerita Gus Baha Didebat Orang Wahabi Soal Kelahiran Nabi
Ulama ahli tafsir Quran Gus Baha saat menyampaikan ceramah. Foto/Ist
A A A
Kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di bulan Rabiul Awal merupakan peristiwa agung yang setiap tahun dirayakan umat muslim di dunia. Hari kelahiran Nabi ini dikenal dengan istilah Maulid Nabi, ada yang menyebut Maulud atau Milad Nabi.

Kata Maulid atau Milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Di Indonesia, Maulid Nabi diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal (riwayat paling masyhur) atau jatuh Selasa 19 Oktober 2021.


Ulama ahli Tafsir Qur'an asal Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menceritakan pengalamannya ketika didebat orang Wahabi soal tanggal kelahiran Nabi Muhammad. Berikut cerita Gus Baha dilansir dari portal iqra.id ketika mengisi kajian bersama santrinya.

"Ulama dahulu sering menyebut istilah "qila" (قِيْلَ) yang berarti versi (pendapat) beberapa kemungkinan tentang tanggal kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, karena tidak akta kelahiran.

Sekarang ini banyak yang menentang bahwa Nabi Muhammad lahir tanggal 12 pada hari Senin. Karena jika sekarang dihitung mundur secara hisab, maka hari Senin itu jatuhnya pada tanggal 19 atau 9.

Dia (orang Wahabi) bilang, "Apa buktinya pada zaman itu tanggal 12 bertepatan dengan Hari Senin?" Mubalig (penceramah) tidak akan sampai memikirkan hal ini.

Kalau jawaban saya tidak ambil pusing, "Karena saya ini ulama, sebelum Anda mempersoalkan itu, dalam Kitab Al-Barjanzi yang saya pelajari, dari dulu tidak ada yang PeDe (soal hari dan tanggal kelahiran Nabi yang sebenarnya).

Qila tanggal ini, Qila tanggal ini, dan yang paling masyhur tanggal 12. Waqila tanggal 9, waqila tanggal 12, waqila tanggal 8, dan macam-macam pendapat lainnya.

"Anda terlambat mempersoalkan ini," kata saya kepada orang itu. Sahabat Ibnu Abbas mengira umur Nabi 60 tahun. Kita ikut-ikut menganggap umur Nabi yaitu 63 tahun.

Makanya kalau saya diajak debat model begini, mending saya tinggal tidur saja. Kalau kita antara sesama orang 'alim itu tidak ada masalah. Wong kepastian hisab ilmunya Tuhan juga ada Qur'annya (dasarnya), ru'yah ilmunya Kanjeng Nabi juga ada Qur'annya (dasarnya).

Dalam Kitab ad-Diba' dan Al-Barzanji sering diterangkan qila dan waqila karena ada sekian kemungkinan. Kalau ada orang menghitung tanggal 12 tidak jatuh pada hari Senin, itu karena penetapan tanggal ke-1 kalender Qomariyah bisa berbeda-beda.

Maka tergantung cara hitungmu menentukan tanggal 1. Kan tanggal 1 bisa selisih 2 hari atau 3 hari. Kayak begitu saja kok tidak tahu. Akhirnya orang tadi (Wahabi) berpikir, "Benar juga, Pak Baha!".

"Lha iya, kamu ini kebetulan melihat versi tanggal 12 tidak jatuh pada hari Senin. Karena kamu ini bukan ulama, jadi qila-nya kurang banyak. Saya ini ulama, jadi mengetahui qila yang banyak."

Salah satu ciri ulama itu mengetahui berbagai pendapat, ada sekian kemungkinan dalam hal yang tidak ada Nash Shahih (dalil yang jelas)."

Demikian cerita singkat Gus Baha saat menanggapi orang Wahabi itu. Terkait peringatan Maulid Nabi ini, Gus Baha menyampaikan satu pesan hikmah. Berikut quote Gus Baha dikutip dari akun IG @gusbahaonline:

"Senang kelahiran anaknya. Padahal prospeknya ndak jelas. Nanti nakal atau nggak seperti bapaknya juga nggak jelas. Itu sudah senang. Loh ini lahirnya Nabi, disenang-senangkan kok diisykali (diragukan). Artinya, kelahiran Nabi ini jelas dipastikan membawa kebahagiaan dunia akhirat. Pasti membawa kebahagiaan dunia akhirat. Loh ada orang senang (dengan kelahirannya) kok disoal. Itu pakai logika apa?"

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2077 seconds (0.1#10.140)