Uzair Nabi yang Hafal Taurat, Yahudi Menganggap sebagai Anak Allah

Selasa, 19 Oktober 2021 - 13:38 WIB
loading...
Uzair Nabi yang Hafal Taurat, Yahudi Menganggap sebagai Anak Allah
Ilustrasi Uzair, nabi yang dianggap anak tuhan oleh kaum Yahudi. (alnurceyhan.com)
A A A
Orang-orang Yahudi mengklaim bahwa Uzair sebagai anak Allah. Ucapan mereka itu tak ubahnya orang-orang Nasrani yang menyebut Nabi Isa AS bin Maryam sebagai anak Allah. Lalu, siapa sejatinya Uzair? Mengapa ia dianggap sebagai anak Allah?



Allah SWT berfirman:

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ۖ ذَٰلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ ۖ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۚ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ﴿٣٠﴾اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ


Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair adalah putera Allâh,” dan orang-orang Nasrani berkata, “al-Masîh adalah putera Allâh”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka. Mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allâh memerangi (melaknat) mereka. Bagaimana mereka sampai berpaling?

Mereka menjadikan orang-orang alim mereka dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allâh dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putera Maryam. Padahal mereka hanya disuruh beribadah kepada Tuhan Yang Esa. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allâh dari apa yang mereka persekutukan.” [ QS At-Taubah/9: 30 – 31 ]

Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair adalah putera Allâh.” Dia adalah seseorang yang Allah Taala matikan selama 100 tahun kemudian Allah SWT bangkitkan lagi.

Orang-orang Yahudi menyebutnya dengan ‘Izrâ. Dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masîh adalah putera Allâh.” Dia adalah Nabi ‘Isa bin Maryam Alaihissallam atau Yesus bin Maria Alaihissallam. Mereka menyatakan bahwa Allah memiliki anak. Ini adalah perkataan yang mengandung pengingkaran terhadap kemulian dan kesempurnaan Allah.

Mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu, yaitu orang tua-orang tua dan nenek moyang mereka. Allah memerangi (melaknat) mereka karena kekufuran mereka. Bagaimana mereka sampai berpaling dari kebenaran, Bukankah ini adalah suatu yang sangat aneh?

Mereka menjadikan orang-orang alim mereka dan rahib-rahib mereka, yaitu mereka menjadikan orang-orang alim (habr di dalam bahasa Arab), yaitu orang yang berilmu di kalangan orang-orang Yahudi dan rahib-rahib mereka, yaitu orang-orang yang rajin beribadah di kalangan orang-orang Nasrani (Kristen), sebagai tuhan selain Allah dengan membuat syariat baru, dengan mengatakan bahwa ini halal dan ini haram, padahal tidak demikian.



Siapakah ‘Uzair?
Namanya adalah Uzair (عُزَيْر). Para ulama sejarah berselisih pendapat siapa nama bapaknya. Ada yang mengatakan: Jarwah, Sûrîq, Sarâyâ atau Sarûkh.

Kisah Uzair disebutkan dalam Al-Qu'ran surah al-Baqarah ayat 259 .

اَوۡ كَالَّذِىۡ مَرَّ عَلٰى قَرۡيَةٍ وَّ هِىَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوۡشِهَا ‌ۚ قَالَ اَنّٰى يُحۡىٖ هٰذِهِ اللّٰهُ بَعۡدَ مَوۡتِهَا ‌ۚ فَاَمَاتَهُ اللّٰهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهٗ ‌ؕ قَالَ كَمۡ لَبِثۡتَ‌ؕ قَالَ لَبِثۡتُ يَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ يَوۡمٍ‌ؕ قَالَ بَلۡ لَّبِثۡتَ مِائَةَ عَامٍ فَانۡظُرۡ اِلٰى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمۡ يَتَسَنَّهۡ‌ۚ وَانْظُرۡ اِلٰى حِمَارِكَ وَلِنَجۡعَلَكَ اٰيَةً لِّلنَّاسِ‌ وَانْظُرۡ اِلَى الۡعِظَامِ كَيۡفَ نُـنۡشِزُهَا ثُمَّ نَكۡسُوۡهَا لَحۡمًا ‌ؕ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗ ۙ قَالَ اَعۡلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ


Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, ‘Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?

Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, ‘Berapa lama engkau tinggal (di sini)?’

Dia (orang itu) menjawab, ‘Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.’ Allah berfirman, ‘Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun.

Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.’ Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, ‘Saya mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.’

Dalam menafsirkannya, Ibnu Katsir menjelaskan, para ulama berselisih pendapat. Ada yang mengatakan, “orang itu” dalam ayat tersebut sebagai Uzair. Namun, ada pula yang menyebut, sosok yang dimaksud adalah Khidir . Sebagian menduga, dialah Armiya bin Khalqiya.

Bagaimanapun, lanjut Ibnu Katsir, pendapat yang masyhur mengatakan, Uzair adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah kepada Bani Israil. Ia hidup pada masa antara Nabi Daud dan Nabi Sulaiman , juga antara Nabi Zakariya dan Nabi Yahya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5453 seconds (0.1#10.140)