4 Amalan agar Mendapatkan Umur Panjang dan Berkah
loading...
A
A
A
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa, berkah adalah seseorang dapat melakukan amal saleh di waktu yang singkat di mana orang lain tidak bisa mengerjakannya kecuali di waktu yang panjang. Oleh karena itu, Islam telah menawarkan amalan-amalan yang dapat memperpanjang umur.
Ada 4 amal saleh yang manakala ia dilazimi dengan baik, akan berbuah mendapatkan umur panjang, yakni:
1. Akhlak yang baik
Memiliki akhlak yang baik adalah tuntutan seorang muslim yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat. Karena amal ini akan dapat melipatgandakan kebaikan dan panjang umur dalam ketaatan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu,
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin sholat.” (HR. At-Tirmidzi dalam Shahih Al-Jaami’)
Jika seorang muslim memiliki akhlak yang baik, ia dapat melampaui pahala orang yang gemar puasa di siang hari dan gemar salat di malam hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya seorang mukmin akan mendapatkan kedudukan ahli puasa dan shalat dengan akhlak baiknya.” (HR. Abu Daud No. 4798)
2. Silaturahim
Menjaga tali silaturahim baik kepada keluarga yang memiliki ikatan nasab maupun kepada yang tidak memiliki ikatan nasab adalah amal saleh yang bisa menjadi sebab Allah memanjangkan umurnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis Abdullah bin Mas’ud,
“Perbuatan kebaikan menahan kejadian buruk dan sedekah yang tersembunyi memadamkan kemurkaan Rabb serta menyambung hubungan rahim menambah umur.” (HR. Ath-Thabrani dalam Shahih Al-Jami’ No. 3797)
Dalam sabdanya yang lain,
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya, dan agar diakhirkan sisa umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali rahimnya (tali silaturahim).” (HR. Al-Bukhari 5986)
Maka dari itu jauhilah dosa memutus tali silaturahim, karena ia menjadi sebab datangnya laknat dan hukuman dari Allah subhanahu wata’ala.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya.” (QS. Muhammad: 22-23)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengingatkan:
“Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia—bersama dosa yang disimpan untuknya di akhirat—daripada perbuatan zalim dan memutus silaturahmi.” (HR. Abu Daud no. 921)
3. Berbuat baik kepada tetangga
Dalam hidup bermasyarakat di sana ada hak-hak orang lain yang harus kita penuhi. Di antaranya adalah hak tetangga untuk mendapatkan perlakuan baik.
Saking pentingnya amal saleh ini, sampai-sampai Allah menjanjikan balasan berupa panjang umur yang disampaikan melalui lisan rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Menyambung tali kekerabatan, akhlak yang baik, dan berbuat baik kepada tetangga (dapat) memakmurkan negeri dan menambah umur.” (HR. Ahmad No. 25259)
Kebalikan daripada hal di atas, yakni menyiakan tetangga dan tidak berbuat baik kepadanya, menjadi perantara seseorang mendapat azab di neraka, kecuali mereka yang dirahmati oleh Allah subhanahu wata’ala.
Suatu ketika, seseorang yang mengabarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perihal amalan seseorang,
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Fulanah melakukan sholat malam, berpuasa di siang hari, banyak beribadah dan bersedekah, namun dia selalu menyakiti tetangganya dengan lisannya.”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada kebaikan pada dirinya, dia termasuk penghuni neraka.” (HR. Al-Bukhari)
Ada 4 amal saleh yang manakala ia dilazimi dengan baik, akan berbuah mendapatkan umur panjang, yakni:
1. Akhlak yang baik
Memiliki akhlak yang baik adalah tuntutan seorang muslim yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat. Karena amal ini akan dapat melipatgandakan kebaikan dan panjang umur dalam ketaatan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu,
مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَة
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin sholat.” (HR. At-Tirmidzi dalam Shahih Al-Jaami’)
Jika seorang muslim memiliki akhlak yang baik, ia dapat melampaui pahala orang yang gemar puasa di siang hari dan gemar salat di malam hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
“Sesungguhnya seorang mukmin akan mendapatkan kedudukan ahli puasa dan shalat dengan akhlak baiknya.” (HR. Abu Daud No. 4798)
2. Silaturahim
Menjaga tali silaturahim baik kepada keluarga yang memiliki ikatan nasab maupun kepada yang tidak memiliki ikatan nasab adalah amal saleh yang bisa menjadi sebab Allah memanjangkan umurnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis Abdullah bin Mas’ud,
صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيدُ فِي الْعُمُر
“Perbuatan kebaikan menahan kejadian buruk dan sedekah yang tersembunyi memadamkan kemurkaan Rabb serta menyambung hubungan rahim menambah umur.” (HR. Ath-Thabrani dalam Shahih Al-Jami’ No. 3797)
Dalam sabdanya yang lain,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، ويُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya, dan agar diakhirkan sisa umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali rahimnya (tali silaturahim).” (HR. Al-Bukhari 5986)
Maka dari itu jauhilah dosa memutus tali silaturahim, karena ia menjadi sebab datangnya laknat dan hukuman dari Allah subhanahu wata’ala.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
فَهَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ تَوَلَّيْتُمْ اَنْ تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ وَتُقَطِّعُوْٓا اَرْحَامَكُمْ. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فَاَصَمَّهُمْ وَاَعْمٰٓى اَبْصَارَهُمْ
“Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya.” (QS. Muhammad: 22-23)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengingatkan:
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا – مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الآخِرَةِ – مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
“Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia—bersama dosa yang disimpan untuknya di akhirat—daripada perbuatan zalim dan memutus silaturahmi.” (HR. Abu Daud no. 921)
3. Berbuat baik kepada tetangga
Dalam hidup bermasyarakat di sana ada hak-hak orang lain yang harus kita penuhi. Di antaranya adalah hak tetangga untuk mendapatkan perlakuan baik.
Saking pentingnya amal saleh ini, sampai-sampai Allah menjanjikan balasan berupa panjang umur yang disampaikan melalui lisan rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam,
صِلَةَ الرَّحِمِ، وحُسْنُ الْخُلُقِ، وحُسْنُ الْجِوَارِ: يَعْمُرَانِ الدِّيَار، ويَزِيدَانِ فِي الأَعْمَار
“Menyambung tali kekerabatan, akhlak yang baik, dan berbuat baik kepada tetangga (dapat) memakmurkan negeri dan menambah umur.” (HR. Ahmad No. 25259)
Kebalikan daripada hal di atas, yakni menyiakan tetangga dan tidak berbuat baik kepadanya, menjadi perantara seseorang mendapat azab di neraka, kecuali mereka yang dirahmati oleh Allah subhanahu wata’ala.
Suatu ketika, seseorang yang mengabarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perihal amalan seseorang,
يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ فُلاَنَةَ تَقُومُ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ وَتَفْعَلُ وَتَصَدَّقُ وَتُؤْذِي جِيْرَانَهَا بِلِسَانِهَا. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:لاَ خَيْرَ فِيْهَا، هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Fulanah melakukan sholat malam, berpuasa di siang hari, banyak beribadah dan bersedekah, namun dia selalu menyakiti tetangganya dengan lisannya.”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada kebaikan pada dirinya, dia termasuk penghuni neraka.” (HR. Al-Bukhari)