25 Wanita Cerdas di Zaman Rasulullah Layak Diteladani (1)

Senin, 01 November 2021 - 10:40 WIB
loading...
A A A
Keistimewaan Ummu Salamah yaitu memiliki ketajaman logika, kematangan berpikir, dan keputusan yang benar atas banyak perkara. Karena itu, ia memiliki kedudukan yang agung di sisi Rasulullah. Interaksinya dengan para Ummahat al-Mukminin lainnya merupakan interaksi yang diliputi rasa kasih sayang. Ummu Salamah merupakan istri Rasulullah yang diberi keistimewaan berupa turunnya wahyu Allah ketika beliau sedang berada di rumah Ummu Salamah.

Ummu Salamah wafat pada tahun ke-59 H dalam usia 84 tahun (riwayat lain menyebut 90 tahun). Beliau merupakan Ummul-Mukminin yang paling akhir wafatnya. Beliau masih hidup hingga terbunuhnya Husain. Saat itu beliau sangat terpukul dan berduka cita mendalam. Tidak berapa lama, beliau berpulang ke rahmatullah. Abu Hurairah yang memimpin sholat jenazahnya dan dimakamkan di Baqi'.

7. Zainab Binti Jahsy (Ummul Mukminin yang Sangat Khusyu' Beribadah)
Setelah Rasulullah menikah dengan Ummu Salamah, Beliau menikah dengan Zainab binti Jahsy. Ia adalah sepupu Nabi. Sebelumnya Zainab telah menikah dengan Zaid ibn Haris, anakangkat Rasulullah. Setelah dicerai oleh Zaid, Allah menikahkannya dengan Rasulullah yang kisahnya diabadikan dalam Surat Al-Ahzab. Zainab dilahirkan di Mekah 20 tahun sebelum kenabian.

Zainab termasuk perempuan pertama yang memeluk Islam. ketika kaum Kafir Quraisy menyiksa umat Islam, Zainab juga turut merasakan siksaan itu. Zainab yang cantik dibesarkan di tengah keluarga terhormat, sehingga orang-orang Quraisy menyebutnya dengan perempuan Quraisy yang cantik. Zainab adalah perempuan salihah, bertakwa dan tulus imannya. Hal itu dinyatakan sendiri oleh Sayyidah Aisyah.

Keteladanan Zainab adalah seorang Ummul-Mukminin bertangan terampil. Beliau menyamak kulit dan menjualnya, juga mengerjakan kerajinan sulaman, dan hasilnya diinfakkan di jalan Allah. Salah satu keberkahan yang terdapat pada diri Zainab adalah turunnya ayat Hijab disebabkan oleh beliau. Peristiwa itu terjadi pada pagi hari diadakannya Walimah al-Urs untuk dirinya. Sejak saat itulah Hijab diwajibkan atas istri Rasulullah dan atas seluruh muslimah. Beliau juga seorang yang jujur dan benar dalam ucapannya, serta sangat khusyu' dalam beribadah.

8. Juwairiyah Binti Al-Haris (Ummul Mukminin, Al-Hilwah Al-Malahah)
Sayyidah Juwairiyah memiliki nama lengkap Juwairiyyah bint al-Haris. Beliau adalah putri seorang pemimpin Bani al-Mustaliq yang bernama Al-Haris ibn Abi Dirar yang sangat memusuhi Islam. Juwairiyah dilahirkan 14 tahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Pernikahan Rasulullah dengan Juwairiyah, jika dilihat dari perspektif kemaslahatan sangat relevan. Karena perjuangan dakwah Rasulullah menjadi mudah dengan masuk Islamnya Juwairiyah dan ayahnya, Al-Haris. Inilah pernikahan yang membawa berkah demi kepentingan dakwah. Saat menjadi istri Rasulullah, keimanan dan keislaman Juwairiyah semakin kokoh.

Semula namanya adalah Burrah, kemudian diganti menjadi Juwairiyah. Beliau memiliki sifat dan kehormatan sebagai keluarga seorang pemimpin. Beliau adalah gadis cantik yang paling luas ilmunya dan paling baik budi pekertinya di antara kaumnya. Kecantikan wajah Juwairiyah membuat Aisyah merasa gelisah dan berkata: "Demi Allah! Ketika aku melihatnya di depan pintu kamarku, maka aku langsung tidak menyukainya (karena kecantikannya). Aku tahu Rasulullah akan melihatnya seperti yang aku lihat." Meski demikian, secara diam-diam Aisyah menaruh rasa kagum kepada Juwairiyah pernikahannya dengan Nabi menjadikan seratus keluarga Bani Mustaliq dibebaskan dan masuk Islam.

9. Safiyyah Binti Huyay (Ummul Mukminin, Perempuan Cerdas dari Bani Nadir)
Sayyidah Safiyyah memiliki nama lengkap Safiyyah bint Huyay ibn Akhtab. Ibunya bernama Barrah binti Sammuel. Beliau dilahirkan 11 tahun sebelum Hijrah, atau dua tahun setelah masa kenabian. Safiyyah adalah perempuan cerdas, menyukai ilmu pengetahuan sejak kecil serta rajin mempelajari sejarah dan kepercayaan bangsanya. Dari kitab suci Taurat dia membaca bahwa akan datang seorang Nabi dari jazirah Arab yang akan menjadi penutup semua Nabi.

Pada tahun 7 Hijriyah, kaum muslimin berhasil mengalahkan Yahudi dan mereka mendapatkan harta rampasan perang. Safiyyah termasuk dalam tawanan perang. Para sahabat kemudian mengusulkan Rasulullah agar mengambil Safiyyah untuk istri beliau. Hal ini disebabkan Safiyyah adalah anak perempuan dari pemuka Yahudi. Akhirnya Nabi memerdekakan Safiyyah sebagai mahar untuk menikahinya.

Dalam banyak peristiwa, Safiyyah sudah menangkap sifat dusta, tipu muslihat, dan pengecut ayahnya. Di antara yang menjadi perhatian Safiyyah adalah sikap Huyay terhadap kaumnya sendiri. Pernikahan Rasulullah dengan Safiyyah didasari beberapa landasan. Safiyyah telah memilih Islam dan menikah dengan Rasulullah ketika beliau memberinya pilihan antara memeluk Islam dan menikah dengan beliau, atau tetap dengan agamanya dan dibebaskan sepenuhnya.

10. Ummu Habibah Ramlah Binti Abu Sufyan (Ummul Mukminin)
Ummu Habibah merupakan sosok teladan dalam hal kegigihan dan kesabarannya memperjuangkan Islam. Meksi banyak tantangan yang menghadangnya, dipaksa oleh ayahnya, Abu Sufyan untuk meninggalkan Islam, ia tetap kokoh dan mempertahankan keyakinannya. Ummu Habibah rela menanggung beban yang melelahkan dan beban yang berat karena memperjuangkan aqidahnya.

Nama asli dari Ummu Habibah ini adalah Ramlah binti Abu Sufyan. Beliau lahir 13 tahun sebelum kerasulan Nabi Muhammad. Sejak kecil Ummu Habibah terkenal memiliki kepribadian kuat, kefasihan dalam berbicara, sangat cerdas, dan sangat cantik. Ummu Habibah dikenal sosok peremouan sabar memikul beban lantaran memperjuangkan agamanya dalam keterasingan dan hanya seorang diri, jauh dari keluarga dan kampung halaman.

Ketika mendengar penderitaan Ummu Habibah, hati Rasulullah tergerak sehingga beliau menikahinya dan Ummu Habibah tidak lagi berada dalam kesedihan berkepanjangan. Perbedaan Ummu Habibah di antara istri-istri Nabi lainnya adalah kedudukannya sebagai putri seorang pemimpin kaum musyrik Mekah yang menentang dakwah Rasulullah yaitu Abu Sufyan. Namun Ummu Habibah tetap berpegang teguh pada ajaran Islam dan tidak terpengaruh sedikit pun oleh ayahnya yang kala itu musyrik.

(Bersambung)!

(rhs)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1651 seconds (0.1#10.140)