12 Perkara Dasar Adab Murid kepada Guru

Jum'at, 26 November 2021 - 13:45 WIB
loading...
12 Perkara Dasar Adab Murid kepada Guru
Memuliakan dan menghormati guru adalah salah satu adab dalam menuntut ilmu. Foto/Ist
A A A
Islam sangat memuliakan ilmu sehingga para guru atau Mu'allim wajib kita hormati dan muliakan. Selain menghormati guru, seorang murid juga harus menjunjung tinggi adab kepada gurunya.

Bertepatan dengan Hari guru yang diperingati setiap tanggal 25 November 2021, sepatutnya kita mendoakan guru-guru yang pernah mengajarkan kebaikan kepada kita.

Berikut 12 adab murid kepada guru. Adab-adab murid ini dinukil dari Kitab Mabadi issuluk Fi Ma'rifati 'Alaqatil Abdil Mamluk Ma'al Malikil Muluk karya Sayyidil Habib Abu Bakar Al-'Adny Bin Ali Al-Masyhur.

١. اَنْ يَبْدَأَهُ بِالتَّحِيَّةِ وَ السَّلَامِ
1. Hendaknya sang murid memulai terlebih dahulu sapaan dengan sapaan (yang agung) dan salam (kepada sang guru).

٢ . أَنْ يُقَلِّلَ الكَلَامَ بَيْنَ يَدَيْهِ اِلَّا لِضَرُورَةٍ
2. Sedikit berbicara di hadapannya kecuali dalam keadaan darurat.

٣ . أَلَّا يَتَكَلَّمَ إِلَّا جَوَاباً عَلَى أُسْتَاذِهِ إِذَا سَأَلَهُ
3. Tidak membicarakan (hal yang tidak pantas) kecuali jawaban atas apa yang ditanyakan oleh gurunya jika ditanya.

٤ . أَلَّا يَسأَلَ حَتَّى يَسْتَأْذِنَ بِأَدَبٍ
4. Tidak serta merta langsung bertanya kecuali sampai dengan telah diizinkanya dengan penuh sopan santun.

٥ . أَلَّا يُعَارِضُهُ وَ لَا يُشِيْرُ بِخِلَافِ رَأْيِهِ وَلَوْ كَانَ صَادِقًا
5. Tidak mendebatnya dan juga tidak memperlihatkan isyarat pertentangan terhadap pendapat sang guru walaupun hal tersebut adalah benar adanya (dan pandangan guru tersebut adalah salah).

٦ . أَلَّا يُنَاجِي جَلِيْسَهُ فِيْ مَجْلِسِ أُسْتَاذِهِ.
6. Tidak berbisik (apa lagi ngobrol) dengan yang hadir pada saat majelis guru berlangsung.

٧ . أَلَّا يَتَلَفَّتَ اِلَى جِهَةِ اليَمِيْنِ أَوِ الشِّمَالِ
7. Tidak memalingkan diri ke kiri atau ke kanan (dari pandangannya).

٨. أَنْ يَكُفَّ عَنِ الكَلَامِ مَعَهُ إِذَا أَظْهَرَ مَلَالَهُ
8. Mencukupkan suatu pembicaraan pada saat nampak kejenuhan pada sang guru.

٩ . إِذَا قَامَ قَامَ مَعَهُ‘ وَلَا يَتْبَعُهُ
9. Jikalau sang guru berdiri, maka berdirilah juga dengannya dan tidak mengikutinya (tidak mengurubunginya yang terlalu)

١٠ . أَلَّا يُسِيءَ بِهِ الظَّنَّ عِنْدَ مُشَاهَدَةِ مَا يَعْتَقِدُهُ مِنْ أَفْعالِهِ خَطَأ ‘ بَلْ يَسْأَلُهُ بِأَدَبٍ وَ يَسْتَفْسِرُ عَمَّا أَشْكَلَ عَلَيْهِ
10. Tidak langsung berburuk sangka kepada suatu perbuatan sang guru yang disaksikan dimana perbuatan tersebut kita yaqini adalah salah. Akan tetapi kita bertanya terlebih dahulu dengan penuh sopan santun dan menafsirkan (hal tersebut kepada yang baik) apa-apa yang telah dilakukannya.

١١. أَلَّا يَغِيبَ بِغَيْرِ عُذْرٍ عَنْ مَجَالِسِ عِلْمِهِ
11. Tidak ghoib (absen atau tidak hadhir) tanpa 'udzur pada majlis ilmunya sang guru.

١٢. أَنْ يَفْرِحَ بِمَا يُفْرِحُهُ ‘ وَ يُنْكِرُ مَا يُنْكِرُهُ
12. Ikut senang atas atas apa-apa yang disenangi oleh sang guru juga ikut tidak senang atas apa-apa yang tidak disenangi oleh sang guru.

Referensi:
Kitab Mabadi Issuluk Fi Ma'rifati 'Alaqatil Abdil Mamluk Ma'al Malikil Muluk karya Habib Abu Bakar Al-'Adny Bin Ali Al-Masyhur

Baca Juga: Bagaimana Adab Murid kepada Guru? Ini Kata Imam Al-Ghazali
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2301 seconds (0.1#10.140)