Surat Yasin Ayat 26-27: Pesan Damai Habib al-Najjar saat Dirajam

Kamis, 02 Desember 2021 - 17:01 WIB
loading...
Surat Yasin Ayat 26-27: Pesan Damai Habib al-Najjar saat Dirajam
Surat Yasin Ayat 26-27 berisi pesan damai Habib al-Najjar kepada orang yang merajamnya. (Foto/Ilustrasi: Dok. SINDOnews)
A A A
Surat Yasin Ayat 26-27 berisi pesan damai Habib al-Najjar kepada orang yang merajamnya. Pada ayat sebelumnya, disebutkan bahwa pemuda itu meninggal dengan indah dan penuh kebahagiaan karena kukuh mempertahankan keimanannya.

Ia tidak membenci kaum Antokiah yang telah mencelakakannya. Ia tidak dendam sedikitpun. Pesan damai selalu ia ungkapkan bahkan menjelang ajalnya.



Tidak hanya pesan damai, ia pun termasuk orang-orang yang dimuliakan oleh Allah SWT.

قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ
بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ


Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia (laki-laki itu) berkata, “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui, “apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang telah dimuliakan.” ( QS Yasin : 26-27 )

Setelah Habib menyampaikan nasehatnya, ia menerima tanggapan kurang baik dari kaum Antokiah.

Jalaluddin Al-Suyuti dalam Tafsir al-Jalalayn mengatakan Habib dirajam hingga meninggal dunia. Seketika, menjelang kematiannya, malaikat menyeru kepadanya “udkhul al-jannah”(Masuklah ke surga).

Terkait dengan ini terdapat beberapa perbedaan apakah ia masuk surga dengan keadaan hidup atau dalam keadaan meninggal dunia.



Muhammad al-Shawi dalam Hasyiah al-Shawi mengatakan ada dua pendapat mengenai apakah ia masuk surga dalam keadaan hidup atau meninggal.

Pendapat pertama mengatakan bahwa Habib diangkat ke surga dalam keadaan hidup sebagaimana Nabi Isa as.

Pendapat kedua Habib dimasukkan ke surga ketika meninggal dunia.

Laman Tafsir Al-Quran menganggap pendapat terakhir ini lebih make sense daripada yang pertama, sebagaimana pendapat Quraish Shihab .

Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah mengatakan bahwa masuknya seseorang ke surga atau neraka tidak akan terlaksana sebelum terjadinya kiamat besar dan kebangkitan dari kubur.

Menguatkan pendapat kedua ini, Ibnu Katsir mengutip dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa kalimat dalam ayat 26 ini merupakan nasihat ketika sudah meninggal. Sedangkan nasihat ketika hidup adalah pada ayat 25.

Hal ini pun sesuai jika merujuk pada hadits yang menceritakan tentang kebingungan di padang mahsyar, sebagaimana hadis nomor 6080 dalam Sahih Bukhari atau hadis nomor 284 dalam Shahih Muslim.

Kesimpulan dari hadits itu adalah pendapat mengenai apakah Habib diangkat ke surga ketika hidup atau setelah mati, pendapat yang kedua memang lebih masuk akal.

Sebagaimana dinyatakan pula oleh al-Bantani bahwa Habib meninggal sebagai syahid dan mendapatkan anugerah sebagaiamana syuhada’ pada umumnya.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1469 seconds (0.1#10.140)