Kisah Nabi Khidir Dijual Pengemis dan Menjadi Budak

Minggu, 05 Desember 2021 - 13:00 WIB
loading...
Kisah Nabi Khidir Dijual Pengemis dan Menjadi Budak
Nabi Khidir rela dijual seorang pengemis ketika ia tidak memiliki apa pun untuk sedekah. (Foto/Ilustrasi : Ist)
A A A
Pada suatu hari, Nabi Khidir tengah berjalan-jalan di tengah pasar Bani Israil . Beliau berpapasan dengan seorang pengemis. Tanpa mengenal Nabi Khidir, pengimis itu berbicara kepada beliau: “Sedekahlah padaku. Semoga Allah SWT memberkahimu."

“Atas nama Allah SWT, sayangnya aku tidak punya sesuatu yang dapat aku berikan untukmu," jawab Nabi Khidir.

“Aku memohon kepadamu wahai tuan. Atas nama Allah SWT aku melihat tanda-tanda kebaikan di wajah tuan. Dan aku mengharapkan berkah dari tuan," rengek pengemis itu lagi.

"Maafkan aku. Aku tidak punya sesuatu yang dapat aku berikan kepadamu kecuali engkau membawaku lalu engkau jual diriku ini,” jawab Nabi Khidir.

“Apakah engkau bersungguh-sungguh," tanya pengemis

“Betul. Sesuai perkataanku tadi. Kamu terus meminta dengan membawa-bawa nama tuhan yang mulia. Aku tidak enak hati untuk menolaknya. Jual saja aku ini," jawab Nabi Khidir tegas.



Pengemis itu lalu menawarkan Nabi Khidir untuk dijual sebagai budak kepada orang-orang. Nabi Khidir pun terjual dengan harga 400 dirham.

Nabi Khidir kemudian tinggal bersama majikan yang baru saja membelinya. Namun sayangnya pada jangka waktu yang lama, majikannya itu tidak menyuruh apapun kepada Nabi Khidir. Hal inipun mengundang tanya di benak Nabi Khidir.

Beliaupun kemudian bertanya: “Kenapa engkau tidak mempekerjakanku. Padahal engkau membeli untuk mengambil manfaat dari diriku?"

"Aku tidak enak hati. Engkau sudah tua. Aku merasa tidak enak membuat dirimu berat," jawab sang majikan.

“Tenang. Tidak ada yang berat bagiku,” ujar Nabi Khidir.

“Kalau begitu pindahkanlah batu-batu ini," perintah sang majikan.

Sang majikan kemudian pergi mengerjakan sebuah urusan. Namun ketika ia kembali, alangkah kagetanya dia. Belum satu jam ditinggalkan, batu-batu itu telah berpindah. Padahal memindah batu-batu itu butuh lebih dari puluhan orang.

Sang majikan memuji budak barunya itu. Meski sudah tua, ternyata di luar prediksi. Budak itu sangat kuat dan bahkan mampu mengerjakan sesuatu yang belum tentu mampu dikerjakan orang lain.

Pada suatu ketika sang majikan hendak bepergian. Dia meminta Nabi Khidir yang menjadi budaknya itu untuk menjaga rumahnya. Nabi khidir meminta agar sang majikan juga memberikan perintah lain selama dia pergi. Lalu, Nabi Khidir pun diminta menyelesaikan sebuah bangunan. Sang majikan kemudian pergi.



Tanpa disangka, ketika sang majikan pulang, bangunan telah berdiri kokoh. Sang majikan semakin heran. Bagaimana bisa orang tua ini bisa menyelesaikan bangunan itu sendirian dengan begitu cepatnya. Sang majikan kemudian bertanya siapa sebenarnya budaknya itu: “Aku hendak bertanya, sebenarnya bagimana pekerjaan itu bisa begitu cepatnya serta siapakah gerangan anda ini?"

Khidir menjawab: “Sebenarnya saya adalah nabiyullah Khidir as. Ada orang miskin meminta-minta kepada saya namun saya tidak mampu memberi apapun kepadanya. Oleh karena itu saya perkenankan dia untuk menjual saya sebagai budak."

"Saya harus menuruti permintaan orang miskin itu sebab dia menyebut nama Allah. Karena seseorang yang diminta dengan menyebut nama Allah SWT lalu menolak memberi, maka di hari kiamat nanti berakibat tidak ada kulit dan daging yang membungkus tubuhnya. Dia hanya seonggok tulang saja,” jelasnya.

“Maafkan kami wahai Nabi Allah. Jika engkau berkenan, ambil harta kami atau kami memerdekakan engkau," ujar sang majikan setelah mendengar cerita itu.

“Merdekakanlah aku saja wahai hamba Allah SWT," sambut Nabi Khidir.

Nabi khidir kemudian bebas dari perbudakan dan menjadi orang yang merdeka sebagaimana asalnya.

Kisah ini berdasar hadits riwayat Thabrani, dinukil dari buku "Kisah-Kisah dalam Hadis Nabi" karya Muhammad Nasrulloh.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1979 seconds (0.1#10.140)