Bagaimana Cara Tuan Sholat? Begini Jawaban Imam Hatim Al-Asham

Rabu, 15 Desember 2021 - 19:58 WIB
loading...
Bagaimana Cara Tuan Sholat? Begini Jawaban Imam Hatim Al-Asham
Imam Hatim Al Asham dikenal sebagai sosok ulama besar sufi yang wafat di Baghdad Tahun 237 H. Foto ilustrasi/Ist
A A A
Imam Hatim Al-Asham (wafat di Bagdad 237 H) seorang ulama sufi asal Khurasan yang dijuluki Al-Asham (yang tuli). Beliau tidak tuli, akan tetapi pernah berpura-pura tuli karena ingin menjaga aib seorang perempuan.

Nama lengkapnya adalah Abu Abdul Rahman Hatim bin Alwan. Beliau dikenal seorang ahli ibadah (Abid) yang sangat wara'. Suatu hari beliau pernah ditanya tentang sholat khusyu'. Kisahnya diceritakan dalam Kitab Nawadhir, Hikayat Empat "Ibadatus Sholihin" karya Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby.

Seorang bernama Isham ibn Yusuf dikenal sebagai ahli ibadah yang rajin sholat. Suatu hari, beliau menghadiri majelis Imam Hatim Al-Asham. Isham pun bertanya: "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan shalat?"

Mendengar pertanyaan itu, Imam Hatim langsung memberi jawaban singkat: "Apabila masuk waktu sholat aku berwudhu zahir dan batin."

Isham pun bertanya lagi: "Bagaimana wudhu zahir dan batin itu?" Maka Imam Hatim pun menjawab, "Wudhu zhahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu dengan air. Sementara wudhu batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara, yaitu:
1. Bertaubat
2. Menyesali dosa yang telah dilakukan
3. Tidak tergila-gila akan dunia
4. Tidak mencari/mengharap pujian orang (riya')
5. Meninggalkan sifat bangga
6. Meninggalkan sifat khianat dan menipu
7. Meninggalkan sifat dengki.

Imam Hatim Al-Asham melanjutkan penjelasannya: "Kemudian aku pergi ke masjid, aku persiapkan semua anggota badanku untuk menghadap Kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan. Dan aku rasakan dalam diriku perkara berikut:
1. Aku sedang berhadapan dengan Allah
2. Surga di sebelah kananku
3. Neraka di sebelah kiriku
4. Malaikat maut berada di belakangku
5. Dan aku bayangkan pula bahwa aku seolah-olah di atas titian "Sirathal-Mustaqim" dan menganggap sholatku kali ini adalah sholat terakhir bagiku. Kemudian barulah aku berniat dan bertakbir dengan baik.

Imam Hatim melanjutkan: "Setiap bacaan dari doa di dalam sholat, aku pahami maknanya kemudian aku rukuk dan sujud dengan tawadhu. Aku bertasyahud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku bersholat selama 30 tahun."

Mendengar jawaban itu, Isham ibn Yusuf pun kaget karena membayangkan sholatnya tidak seperti sholat yang dilakukan Imam Hatim Al-Asham. Demikian kisah Imam Hatim dan Isham yang sarat hikmah dan pelajaran. Semoga kita termasuk orang-orang yang khusyu' dalam sholat.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1394 seconds (0.1#10.140)