Pandangan Para Mufasir Tentang Pengangkatan Nabi Isa ke Langit

Kamis, 23 Desember 2021 - 22:57 WIB
loading...
Pandangan Para Mufasir...
Ustaz Miftah el-Banjary, Dai yang juga pakar ilmu linguistik Arab dan Tafsir Al-Quran asal Banjar Kalimantan Selatan. Foto/Ist
A A A
Tg Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Dai Lulusan Kairo Asal Kalimantan Selatan

Ibnu Abbas dalam tafsirnya memiliki pandangan berbeda dari kebanyakan pengetahuan kaum muslimin saat ini bahwa Nabi Isa 'alahissalam dikhianati muridnya yang bernama Judas atau lebih dikenal dengan nama Judas Iscariot.

Menurut Ibnu Abbas ketika menafsirkan firman Allah Ta'ala Surat an-Nisa 157-158:

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنِ الْمِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاس

قَالَ: " لَمَّا أَرَادَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ إِلَى السَّمَاءِ، خَرَجَ عَلَى أَصْحَابِهِ وَهُمْ فِي بَيْتٍ، اثْنَا عَشَرَ رَجُلًا، وَرَأْسُهُ يَقْطُرُ مَاءً , فَقَالَ: أَيُّكُمْ يُلْقَى شَبَهِي عَلَيْهِ فَيُقْتَلُ مَكَانِي فَيَكُونُ مَعِي فِي دَرَجَتِي؟ , فَقَامَ شَابٌّ مِنْ أَحْدَثِهِمْ سِنًّا , فَقَالَ: أَنَا، فَقَالَ: اجْلِسْ، ثُمَّ أَعَادَ عَلَيْهِمْ، فَقَامَ الشَّابُّ , فَقَالَ: أَنَا، فَقَالَ: اجْلِسْ، ثُمَّ أَعَادَ عَلَيْهِمُ الثَّالِثَةَ، فَقَالَ الشَّابُّ: أَنَا، فَقَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ: نَعَمْ أَنْتَ، فَأُلْقِيَ عَلَيْهِ شَبَهُ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ، ثُمَّ رُفِعَ عِيسَى مِنْ رَوْزَنَةٍ كَانَ فِي الْبَيْتِ إِلَى السَّمَاءِ، وَجَاءَ الطَّلَبُ مِنَ الْيَهُودِ، فَأَخَذُوا الشَّابَّ لِلشَّبِهِ فَقَتَلُوهُ، ثُمَّ صَلَبُوهُ، فَتَفَرَّقُوا ثَلَاثَ فِرَقٍ.

Meriwayatkan akan kami Muhammad Ibn Ula. Diriwayatkan dari Abu Mu'awiyyah dari 'Amasy dari Minhal Ibn Amru dari Sa'ied Ibn Jubair dari Ibn Abbas.

"Ketika Allah hendak mengangkat Isa ke langit, beliau menemui para muridnya, dan ketika itu di rumah ada 12 lelaki Hawariyyun, di atas kepalanya ada tetesan air, kemudian Nabi Isa mengatakan, 'Siapakah di antara kalian yang wajahnya digantikan seperti wajahku, lalu dia akan dibunuh menggantikan aku, dan dia akan mendapatkan surga yang derajatnya sama denganku'."

Lalu berdirilah seorang pemuda yang paling muda usianya, "Saya." "Duduk." Kata Isa. Nabi Isa mengulang lagi tawarannya, dan pemuda itu angkat tangan dan menyatakan "Saya." Nabi Isa tetap menyuruhnya untuk duduk. Hingga berlangsung sampai 3 kali. Pada pertanyaan ketiga, pemuda ini mengangkat tangan lagi, "Saya." Lalu Nabi Isa mengatakan, "Baik, kamu orangnya."

Kemudian Nabi Isa diangkat ke atas langit melalui bubungan rumahnya. Orang-orang Yahudi memasuki rumah Nabi Isa dan menangkap pemuda itu, membunuh dan menyalib. Mereka terbagi pada tiga kelompok yang saling berbeda pandangan apakah itu benar Isa Ibnu Maryam yang telah disalib.

Menurut Ibnu Katsir di dalam tafsirnya:

فلما رفع خرج أولئك النفر فلما رأى أولئك ذلك الشاب ظنوا أنه عيسى ، فأخذوه في الليل وصلبوه ، ووضعوا الشوك على رأسه ، فأظهر اليهود أنهم سعوا في صلبه وتبجحوا بذلك ، وسلم لهم طوائف من النصارى ذلك لجهلهم وقلة عقلهم ، ما عدا من كان في البيت مع المسيح ، فإنهم شاهدوا رفعه ، وأما الباقون فإنهم ظنوا كما ظن اليهود أن المصلوب هو المسيح ابن مريم ، حتى ذكروا أن مريم جلست تحت ذلك المصلوب وبكت ، ويقال : إنه خاطبها ، والله أعلم

"Ketika Nabi Isa diangkat ke langit, mereka memasuki rumah Nabi Isa, mereka mendapati seorang pemuda dan mengira itulah Nabi Isa, sebab wajahnya diserupakan mirip Nabi Isa.

Mereka menangkapnya di malam hari dan segera mensalibnya dan meletakkan lingkaran duri di kepalanya. Maka, orang-orang Yahudi pun dengan bangganya mengatakan telah menangkap dan menyalib Isa.

Sebagian pendukung Nabi Isa menjadi korban fitnah itu, dan ikut mempercayainya disebabkan ketidaktahuan mereka. Berbeda dengan murid-murid Nabi Isa lainnya yang berada di rumah Nabi Isa dan menyaksikan naiknya Nabi Isa ke langit tidak turut mempercayainya.

Sedangkan sebagian orang Yahudi pun ada yang meragukan apakah pasukan Romawi yang menangkap Isa Ibnu Maryam benar-benar telah menangkap dan menyalibnya, sampai akhirnya adanya kabar yang mengatakan bahwa ibunya Maryam duduk di bawah tiang penyaliban dalam keadaan menangis, hingga mereka dibuat harus percaya.

Sedangkan menurut Sayyid Qutb menyebutkan –mengutip Injil Barnabas– orang yang dibunuh dan disalib adalah Yahuza atau lebih dikenal Yudas Iskariot.

Dikisahkan bahwa setelah Nabi Isa diangkat ke langit oleh Allah melalui perantara Malaikat Jibril, Mikail, Rafail dan Oril, Yudas memasuki ruangan Nabi Isa lalu diserupakan dengan beliau. Akibatnya, dia lah yang ditangkap, dibunuh dan disalib.

Kesimpulannya dari berbagai referensi di atas, memang tidak ditemukan keterangan atau penjelasan yang mendukung bahwa ada salah satu murid Nabi Isa atau Hawariyyun yang berkhianat kepada Nabi Isa, sebagaimana kisah-kisah yang selama ini berkembang dan diajarkan pada pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah.

Dan kesalahpahaman ini wajib diluruskan dalam akidah umat Islam agar tidak terjebak pada fitnah yang diciptakan orang-orang Yahudi. Tentu, kebenaran ini pun didukung oleh Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah pada Surah Ali Imran 52:

فَلَمَّآ اَحَسَّ عِيْسٰى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ ۚ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ ۚ وَاشْهَدْ بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1446 seconds (0.1#10.140)