Hafalan Qur'an dan Hadis Gus Baha Berikut Cara Menjaganya

Jum'at, 24 Desember 2021 - 05:07 WIB
loading...
Hafalan Quran dan Hadis Gus Baha Berikut Cara Menjaganya
Sosok Gus Baha sebagai ahli tafsir Quran ternyata tidak lepas dari kemampuannya menghafal Quran sejak kecil dan keluasan ilmu yang dimilikinya. Foto/Ist
A A A
Seperti apa hafalan Qur'an dan Hadis Gus Baha sehingga menjadikan beliau seorang ahli tafsir Qur'an? Berikut penuturan Gus Baha dikutip dari beberapa kajiannya.

Gus Baha merupakan putra dari seorang ulama pakar Al-Qur'an dan juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA, Kiyai Nursalim Al-Hafizh, dari Narukan, Kragan, Rembang. Beliau lahir Tahun 1970 dan sejak kecil sudah digembleng ilmu Al-Qur'an oleh ayahnya sendiri.

"Kenapa saya jadi ahli tafsir (Qur'an), tentu yang membentuk itu adalah Mbah Maimun (KH Maimoen Zubair) dan Bapak saya (KH Nursalim Al-Hafizh). Bapak saya itu hafal Qur'an kayak hafal Al-Fatihah sakin senangnya Al-Qur'an," kata Gus Baha dalam kajian yang diunggah Channel 'Remaja Gayeng' 19 Januari 2021 di kanal Youtube.

Di kajian lain, Gus Baha menuturkan bahwa dirinya adalah keturunan ke-8 dari orang yang bernama Sholeh bin Asnawi Sepuh. Beliau gurunya Mbah Soleh Darat. Cara ngaji beliau detail sekali.

Sejak kecil Gus Baha menempuh gemblengan hafalan Qur'an di bawah asuhan sang ayah KH Nursalim Al-Hafizh. Pada usia yang masih belia, beliau telah mengkhatamkan Al-Qur'an beserta Qiroahnya dengan lisensi yang ketat dari ayah beliau.

Menginjak remaja, Kiyai Nursalim menitipkan Gus Baha untuk mondok dan berkhidmat kepada KH Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang, sekitar 10 km arah timur Narukan.

Di Al-Anwar inilah beliau terlihat menonjol dalam ilmu Syari'at seperti Fiqih, Hadis dan Tafsir. Saat mondok di Al-Anwar ini, beliau juga mengkhatamkan hafalan Kitab Shohih Muslim lengkap dengan matan, rowi dan sanadnya. Selain Shohih Muslim beliau juga mengkhatamkan hafalan Kitab Fathul Mu'in dan kitab-kitab gramatika Arab seperti 'Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik.

Dari sekian banyak hafalan beliau tersebut menjadikan Gus Baha sebagai santri pertama Al- Anwar yang memegang rekor hafalan terbanyak di era beliau. Berkat kedalaman ilmu tentang Al-Qur'an, Gus Baha' diberi keistimewaan untuk menjadi sebagai Ketua Tim Lajnah Mushaf Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Gus Baha duduk bersama para profesor doktor dan ahli-ahli Al-Qur'an seperti Prof Dr Quraisy Syihab, Prof Zaini Dahlan, Prof Shohib dan para anggota Dewan Tafsir Nasional lainnya. Prof Quraish Shihab pernah berkata tentang Gus Baha' dikutip dari portal muslimoderat.net: "Sulit ditemukan orang yang sangat memahami dan hafal detail-detail Al-Qur'an hingga detail-detail fiqih yang tersirat dalam ayat-ayat Al-Qur'an seperti Pak Baha".

Cara Beliau Menjaga Hafalan
Gus Baha memberi wejangan agar para penghafal Qur'an terbiasa jika nanti di akhirat hafalannya 'ditagih' oleh Allah ta'ala. Bagaimana caranya?

Yaitu dengan cara setoran hafalan di dalam sholat. Gus Baha menyarankan amalan ini dipraktikkan setidaknya sekali dalam seumur hidup. Amalan ini perlu dilakukan saat suasana hati sedang ikhlas.

"Saya pernah mencoba (amalan) itu selama dua bulan setengah. Jika lupa saya ulangi lagi. Saya pernah coba mengkhatamkan Al-Qur'an di dalam sholat. Itu butuh dua setengah bulan. Dalam satu hari, dua lembar setengah. Jika lupa, saya ulangi lagi. Ketika hati terasa tidak ikhlas, saya pun ulangi lagi. Jika tidak paham maknanya, saya ulangi lagi," kata Gus Baha dikutip dari kajian Channel 'Kopyahsantri' 19 Januari 2020.

Gus Baha juga membeberkan tiga cara menambah kekuatan hafal Qur'an yaitu: (1) bersiwak (2) puasa dan (3) membaca Al-Qur'an.

"Sebenarnya afdholnya (utamanya) membaca Al-Qur'an itu, puasa kemudian bersiwak. Tapi ini berdasar ahwal. Kalau mau baca Qur'an disuruh bersiwak, baiknya lagi kalau puasa dulu. Jadi urutan yang dimaksud Sayyidina Ali urutan ahwal," kata Gus Baha dalam kajian Channel "Ngaji Melu Kyai" 10 Oktober 2020 lalu.

Karya-karya Gus Baha
1. Salah satu Kitab yang ditulis Gus Baha adalah: حفظنا لهذا المصحف لبهاء الدين بن نور سالم. Kitab ini menjelaskan tentang rasm Usmani yang dilengkapi dengan contoh dan penjelasan yang disandarkan pada Kitab Al-Muqni' karya Abu 'Amr Usman bin Sa'id ad-Dani (wafat 444 H). Kitab ini berguna bagi siapapun untuk mengetahui bagaimana memahami karakteristik penulisan Al-Qur'an di dalam mushaf rasm Usmani.

2. Tafsir Al-Qur'an versi UII dan Al-Qur'an terjemahan versi UII Gus Baha (2020). Salah satu ciri khas tafsir dan terjemahan UII yang ditulis Gus Baha dan Timnya adalah tafsir ini dikontekstualisasikan untuk membaca Indonesia dan dengan rasa Indonesia. Dan tafsir dan terjemahan UII ini sama sekali tidak merubah keaslian Al-Qur'an itu sendiri.



Berikut Video Ceramah Gus Baha Disiarkan Channel KOPYAHSANTRI 19 Januari 2020:
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1343 seconds (0.1#10.140)