Talbis Iblis : Ketika Kepintaran Menjadi Sebuah Musibah

Selasa, 28 Desember 2021 - 10:28 WIB
loading...
Talbis Iblis : Ketika Kepintaran Menjadi Sebuah Musibah
Di antara bisikan-bisikan yang dimasukkan ke dalam hati orang-orang yang berada di jalur ilmu adalah kesombongan, sifat ‘ujub dan bangga terhadap diri sendiri. Foto ilustrasi/ist
A A A
Di antara bisikan- bisikan iblis yang dimasukkan ke dalam hati orang-orang yang berada di jalur ilmu adalah kesombongan , sifat ‘ujub dan bangga terhadap diri sendiri. Ini adalah cobaan yang Allah berikan kepada iblis ketika Allah lebihkan iblis dengan ilmu yang dimilikinya.

Lalu Allah uji untuk sujud kepada Adam, maka muncul kesombongan yang mengalahkan ilmunya. Sehingga ia tidak mau sujud kepada Adam, menentang dan melawan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Menurut Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary dalam kajian 'Mencetak Generasi Rabbani' di kanal muslim Rodja, ilmu dan kepintaran iblis itu menjadi musibah atas dirinya sendiri. Dia pun menggunakan logika yang keliru dengan mengklaim lebih baik dari Adam karena unsur penciptaannya dari api sementara Adam dari tanah. Maka (iblis menganggap) tidak patut orang yang lebih utama sujud kepada yang kurang.

Dengan logika yang keliru tadi iblis menolak sujud kepada Adam. Artinya melawan dan menentang perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan inilah yang dilakukan iblis terhadap anak Adam, khususnya orang-orang yang memiliki ilmu. Yaitu iblis membisikkan ke telinga mereka bisikan kesombongan, ‘ujub dan takabur.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Sombong itu artinya menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim)

Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary juga menjelaskan, faktor “merendahkan orang lain” akan terjadi, tentunya dengan kelebihan yang dimiliki oleh seseorang. Kita tidak mungkin merendahkan orang lain sementara orang itu lebih tinggi dari kita, baik dalam hal harta ataupun ilmu. Kalau ada orang yang lebih banyak hartanya, maka tidak mungkin kita merendahkannya. Atau misalnya orang yang lebih berilmu sedangkan kita orang awam, maka tidak mungkin kita merendahkannya.

"Namun yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu orang kaya merendahkan orang miskin, orang pintar merendahkan orang bodoh, orang yang berilmu merendahkan orang yang tidak berilmu. Ini yang dibisikkan iblis ke telinga anak Adam yang berilmu,"paparnya.

Apabila iblis tidak kuasa dan tidak mampu untuk menggelincirkan karena ilmu yang dimilikinya, tidak mampu menyerapnya kepada jalan kesesatan/kesalahan/kebatilan/kemungkaran karena ilmu yang dimilikinya, maka iblis masuk melalui pintu kesombongan, ‘ujub dan takabur.



Maka, salah satu musibah orang yang Allah beri kelebihan adalah muncul kesombongan pada dirinya. Diapun menolak kebenaran apabila datang dari orang yang lebih rendah darinya. Dan dia menghinakan orang lain dengan kelebihan yang Allah berikan kepadanya.

"Tentunya ini adalah satu perkara yang perlu diatasi dan diperbaiki oleh orang-orang yang berilmu. Yaitu dengan terus menjaga dan mengawal hati agar tidak jatuh kepada sifat buruk berupa kesombongan. Jadilah seperti padi yang makin berisi makin merunduk. Yaitu makin banyak ilmu maka semakin tawadhu dan semakin jauh dari kesombongan,"ungkap dai yang sering menyampaikan kajian parenting Islami ini.

Ibnul Jauzi mengatakan bahwa salah satu talbis iblis yang samar terhadap orang yang berilmu adalah iblis membisikkan ke telinganya dengan kata-kata: “Aku belum pernah bertemu dengan orang seperti dirimu,” iblis terus mengangkat dan memuji orang ini.

Pujian itu muncul dalam hatinya sehingga mungkin dia bergumam dalam hatinya: “Siapa lagi yang lebih tinggi ilmunya dari padaku? Siapa lagi yang lebih tahu? Siapa lagi yang lebih paham selain diriku?”

Karena itu, jika seorang yang berilmu mendengarkan kata-kata iblis ini maka dia akan binasa dan terbuai oleh sifat bangga terhadap diri sendiri.



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1804 seconds (0.1#10.140)