Mush'ab Bin Umair, Sahabat Nabi Paling Ganteng dan Duta Islam Pertama (3)
loading...
A
A
A
Mush'ab bin Umair radhiallahu 'anhu, salah satu sahabat Nabi yang memiliki kisah mengagumkan. Mush'ab bin Umair dikaruniai wajah rupawan dan paling ganteng di antara remaja di Makkah kala itu. Akhir hayatnya, beliau wafat sahid pada perang Uhud.
Ketika diutus Rasulullah SAW ke Madinah, Mush'ab bin Umair menjadi duta Islam pertama yang sukses mengajak kepala suku dan penduduk Madinah ramai-ramai memeluk Islam . Sebuah keberhasilan yang pantas diraih oleh sahabat berwajah ganteng dan berpikiran cerdas tersebut.
Melihat dakwah Islam yang kian meluas, kaum musyrikin Quraisy semakin geram dengan dendamnya. Mereka tak hentinya melakukan kekerasan terhadap kaum muslimin. Puncaknya terjadilah perang Badar dan kaum Quraisy menerima kekalahan pahit. Beberapa waktu kemudian kaum muslimin dihadapkan dengan perang Uhud, perang yang disebut sebagai aksi balas dendam kaum musyrikin Quraisy. [ ]
Kaum Muslimin pun bersiap mengatur barisan. Rasulullah SAW berdiri di tengah barisan menatap setiap wajah orang beriman untuk diberikan amanah membawa bendera di perang Uhud. Maka terpanggillah Mush'ab bin Umair . Beliau dipercaya Nabi sebagai pembawa bendera. Peperangan pun berkobar dengan sengitnya. Saat pasukan pemanah turun dari atas bukit meninggalkan tempatnya, pasukan muslim mengalami tekanan dan terpaksa mundur akibat serangan pasukan berkuda kafir Quraisy.
Wafat Syahid di Perang Uhud
Pasukan pemanah melanggar peraturan Rasulullah SAW karena meninggalkan kedudukannya di celah bukit. Perang Uhud yang awalnya dikuasai kaum muslimin berubah menjadi kekalahan menyakitkan. Sayyidina Hamzah radhiallahu 'anhu gugur sahid dalam perang itu.
Melihat barisan kaum Muslimin porak poranda, kaum musyrikin bermaksud menyerang Rasulullah SAW . Melihat situasi itu, Mush'ab bin Umair mengacungkannya bendera setinggi-tingginya dan bagaikan aungan singa ia bertakbir sekeras-kerasnya.
Beliau maju ke tengah-tengah barisan musuh, melompat, mengelak dan berputar lalu menerkam. Mush'ab bermaksud menarik perhatian musuh kepadanya dan melupakan Rasulullah SAW . Meski seorang diri, Mush'ab bertempur laksana pasukan tentara besar. Sebelah tangannya memegang bendera, sebelah lagi menebaskan pedang ke arah musuh. Tetapi jumlah musuh kian bertambah.
Berkata Ibnu Sa'ad: Diceriterakan kepada kami oleh Ibrahim bin Muhammad bin Syurahbil al-Abdari dari bapaknya, ia berkata: Mush'ab bin Umair adalah pembawa bendera di Perang Uhud. Tatkala barisan kaum Muslimin pecah, Mush'ab bertahan pada kedudukannya. Datanglah seorang musuh berkuda, Ibnu Qumaiah namanya, lalu menebas tangannya hingga putus, sementara Mush'ab mengucapkan: "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul".
Maka dipegangnya bendera dengan tangan kirinya sambil membungkuk melindunginya. Musuh pun menebas tangan kirinya itu hingga terputus. Mush'ab membungkuk ke arah bendera, lalu dengan kedua pangkal lengan meraihnya ke dada sambil mengucapkan: "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul".
Lalu pasukan berkuda itu menyerangnya ketiga kali dengan tombak, dan menusukkannya hingga tombak itu pun patah. Mush'ab pun gugur dan bendera terjatuh. Mush'ab wafat sebagai bintang dan mahkota para syuhada. [Baca Juga: Kisah Mush'ab bin 'Umair, Sahabat Nabi yang Dicintai]
Setelah pertempuran usai, ditemukanlah jasad Mush'ab terbaring dengan wajah menelungkup ke tanah digenangi darahnya yang mulia. Seolah-olah tubuh yang telah kaku itu masih takut menyaksikan bila Rasulullah ditimpa bencana, maka disembunyikannya wajahnya agar tidak melihat peristiwa yang dikhawatirkan itu.
Berkata Khabbah ibnul Urrat: "Kami hijrah di jalan Allah bersama Rasulullah SAW dengan mengharap keridhaan-Nya, hingga pastilah sudah pahala di sisi Allah. Di antara kami ada yang telah berlalu sebelum menikmati pahalanya di dunia ini sedikit pun juga.
Di antaranya ialah Mush'ab bin Umair yang sahid di perang Uhud. Tak sehelai kain pun menutupi tubuhnya yang mulia selain sehelai burdah. Andai ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan ke kakinya, terbukalah kepalanya. Maka Rasulullah bersabda: "Tutupkanlah ke bagian kepalanya, dan kakinya tutupilah dengan rumput idzkhir!".
Rasulullah SAW berhenti sejenak di dekat jasad Mush'ab . Beliau berdiri di depan jasad Mush'ab dengan pandangan mata penuh kasih sayang seraya bersabda: "Ketika di Makkah dulu, tak seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya dari padamu. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut hanya dibalut sehelai burdah".
Rasulullah juga berseru: "Sungguh, aku akan menjadi saksi nanti di hari Kiamat, bahwa tuan-tuan semua adalah suhada di sisi Allah. Kemudian sambil berpaling ke arah sahabat yang masih hidup. Hai manusia! berziarahlah dan berkunjunglah kepada mereka, serta ucapkanlah salam! Demi Allah yang menguasai nyawaku, tak seorang muslim pun sampai hari Kiamat yang memberi salam kepada mereka, pasti mereka akan membalasnya. Salam atasmu wahai Mush'ab , semoga ridha Allah senantiasa menyelimutimu.
Demikian kisah duta Islam pertama yang diutus Rasulullah SAW menebar risalah. Mush'ab Bin Umar gugur menjadi syuhada Islam. Beliau rela meninggalkan kesenangan duniawi dan memilih hidup sengsara demi cintanya kepada Allah Ta'ala dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. [ ]
Wallahu Ta'ala A'lam
Ketika diutus Rasulullah SAW ke Madinah, Mush'ab bin Umair menjadi duta Islam pertama yang sukses mengajak kepala suku dan penduduk Madinah ramai-ramai memeluk Islam . Sebuah keberhasilan yang pantas diraih oleh sahabat berwajah ganteng dan berpikiran cerdas tersebut.
Melihat dakwah Islam yang kian meluas, kaum musyrikin Quraisy semakin geram dengan dendamnya. Mereka tak hentinya melakukan kekerasan terhadap kaum muslimin. Puncaknya terjadilah perang Badar dan kaum Quraisy menerima kekalahan pahit. Beberapa waktu kemudian kaum muslimin dihadapkan dengan perang Uhud, perang yang disebut sebagai aksi balas dendam kaum musyrikin Quraisy. [ ]
Kaum Muslimin pun bersiap mengatur barisan. Rasulullah SAW berdiri di tengah barisan menatap setiap wajah orang beriman untuk diberikan amanah membawa bendera di perang Uhud. Maka terpanggillah Mush'ab bin Umair . Beliau dipercaya Nabi sebagai pembawa bendera. Peperangan pun berkobar dengan sengitnya. Saat pasukan pemanah turun dari atas bukit meninggalkan tempatnya, pasukan muslim mengalami tekanan dan terpaksa mundur akibat serangan pasukan berkuda kafir Quraisy.
Wafat Syahid di Perang Uhud
Pasukan pemanah melanggar peraturan Rasulullah SAW karena meninggalkan kedudukannya di celah bukit. Perang Uhud yang awalnya dikuasai kaum muslimin berubah menjadi kekalahan menyakitkan. Sayyidina Hamzah radhiallahu 'anhu gugur sahid dalam perang itu.
Melihat barisan kaum Muslimin porak poranda, kaum musyrikin bermaksud menyerang Rasulullah SAW . Melihat situasi itu, Mush'ab bin Umair mengacungkannya bendera setinggi-tingginya dan bagaikan aungan singa ia bertakbir sekeras-kerasnya.
Beliau maju ke tengah-tengah barisan musuh, melompat, mengelak dan berputar lalu menerkam. Mush'ab bermaksud menarik perhatian musuh kepadanya dan melupakan Rasulullah SAW . Meski seorang diri, Mush'ab bertempur laksana pasukan tentara besar. Sebelah tangannya memegang bendera, sebelah lagi menebaskan pedang ke arah musuh. Tetapi jumlah musuh kian bertambah.
Berkata Ibnu Sa'ad: Diceriterakan kepada kami oleh Ibrahim bin Muhammad bin Syurahbil al-Abdari dari bapaknya, ia berkata: Mush'ab bin Umair adalah pembawa bendera di Perang Uhud. Tatkala barisan kaum Muslimin pecah, Mush'ab bertahan pada kedudukannya. Datanglah seorang musuh berkuda, Ibnu Qumaiah namanya, lalu menebas tangannya hingga putus, sementara Mush'ab mengucapkan: "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul".
Maka dipegangnya bendera dengan tangan kirinya sambil membungkuk melindunginya. Musuh pun menebas tangan kirinya itu hingga terputus. Mush'ab membungkuk ke arah bendera, lalu dengan kedua pangkal lengan meraihnya ke dada sambil mengucapkan: "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul".
Lalu pasukan berkuda itu menyerangnya ketiga kali dengan tombak, dan menusukkannya hingga tombak itu pun patah. Mush'ab pun gugur dan bendera terjatuh. Mush'ab wafat sebagai bintang dan mahkota para syuhada. [Baca Juga: Kisah Mush'ab bin 'Umair, Sahabat Nabi yang Dicintai]
Setelah pertempuran usai, ditemukanlah jasad Mush'ab terbaring dengan wajah menelungkup ke tanah digenangi darahnya yang mulia. Seolah-olah tubuh yang telah kaku itu masih takut menyaksikan bila Rasulullah ditimpa bencana, maka disembunyikannya wajahnya agar tidak melihat peristiwa yang dikhawatirkan itu.
Berkata Khabbah ibnul Urrat: "Kami hijrah di jalan Allah bersama Rasulullah SAW dengan mengharap keridhaan-Nya, hingga pastilah sudah pahala di sisi Allah. Di antara kami ada yang telah berlalu sebelum menikmati pahalanya di dunia ini sedikit pun juga.
Di antaranya ialah Mush'ab bin Umair yang sahid di perang Uhud. Tak sehelai kain pun menutupi tubuhnya yang mulia selain sehelai burdah. Andai ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan ke kakinya, terbukalah kepalanya. Maka Rasulullah bersabda: "Tutupkanlah ke bagian kepalanya, dan kakinya tutupilah dengan rumput idzkhir!".
Rasulullah SAW berhenti sejenak di dekat jasad Mush'ab . Beliau berdiri di depan jasad Mush'ab dengan pandangan mata penuh kasih sayang seraya bersabda: "Ketika di Makkah dulu, tak seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya dari padamu. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut hanya dibalut sehelai burdah".
Rasulullah juga berseru: "Sungguh, aku akan menjadi saksi nanti di hari Kiamat, bahwa tuan-tuan semua adalah suhada di sisi Allah. Kemudian sambil berpaling ke arah sahabat yang masih hidup. Hai manusia! berziarahlah dan berkunjunglah kepada mereka, serta ucapkanlah salam! Demi Allah yang menguasai nyawaku, tak seorang muslim pun sampai hari Kiamat yang memberi salam kepada mereka, pasti mereka akan membalasnya. Salam atasmu wahai Mush'ab , semoga ridha Allah senantiasa menyelimutimu.
Demikian kisah duta Islam pertama yang diutus Rasulullah SAW menebar risalah. Mush'ab Bin Umar gugur menjadi syuhada Islam. Beliau rela meninggalkan kesenangan duniawi dan memilih hidup sengsara demi cintanya kepada Allah Ta'ala dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. [ ]
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)