Kisah Unuq Putri Nabi Adam, Wanita Pertama yang Lakukan Ilmu Sihir dan Seks Bebas

Sabtu, 22 Januari 2022 - 07:14 WIB
loading...
A A A
Sejatinya, Unuq tidaklah cantik. Bahkan bisa dibilang, buruk rupa sehingga mustahil ada lelaki suka padanya. Namun, Unuq punya ilmu sihir yang membuat lelaki terpedaya. Ia bisa menaklukkan tiap lelaki yang dikehendakinya.

Unuq akhirnya melahirkan anak lelaki bernama Wajh alias Auj alias Uajh atau sebut saja Auj bin Unuq. Nasabnya ibu karena tidak mereka ketahui siapa ayahnya.

Siti Hawa sedih atas lelakuan putrinya itu. Maka beliau pun berdoa kepada Allah SWT, agar anaknya tersebut segera lenyap dari muka bumi.

Allah pun mengutus singa sangat besar, yang melebihi ukuran gajah. Singa menyerang Unuq, merusak seluruh badannya. Inilah kematian pertama oleh binatang.

Auj bin Unuq Membantu Nabi Nuh
Unuq mati setelah setahun melahirkan ‘Auj. Selanjutnya, ‘Auj tumbuh menjadi orang yang sangat besar tubuhnya; tingginya mencapai 600 siku orang dahulu, yaitu sama dengan satu setengah siku orang sekarang, dan lebarnya seukuran itu, sampai-sampai ada sebuah riwayat ketika angin topan datang, angin tersebut tingginya tidak melebihi lutut ‘Auj.

Apabila dia duduk di atas gunung, tangannya dia ulurkan ke laut mengambil ikan, dan kemudian memanggangnya di matahari. Dan apabila dia marah kepada sebuah penduduk kampung, dia mengencingi mereka sehingga mereka tenggelam dalam air kencingnya.

Menurut sebuah riwayat, ‘Auj menguasai sebuah penduduk kampung. Diriwayatkan pula bahwa ‘Auj bin ‘Unuq hidup berumur 4.500 tahun. Dia masih hidup hingga zaman Nabi Musa.

Diriwayatkan, pada era Nabi Nuh , Auj bin Unuq berjasa membantu sang Nabi mengangkut kayu-kayu besar untuk membuat kapal.



Dikisahkan, Allah memerintahkan Nabi Nuh AS pergi ke Kufah untuk mengangkut pohon Saj. Akan tetapi, Nabi Nuh bingung bagaimana cara mengangkutnya. Maka, Allah memberi wahyu kepadanya bahwa ‘Auj bin ‘Unuq bisa memikulnya.

Setelah Allah memberi wahyu kepada Nabi Nuh bahwa yang mampu memikul kayu itu adalah ‘Auj dari Kufah ke tanah Hirah, suatu perkampungan dekat dengan Baghdad, maka Nabi Nuh mendatangi ‘Auj dan memintanya memikulkan kayu tersebut untuknya.

‘Auj berkata, “Aku tidak akan memikulnya kecuali engkau mengenyangkanku dengan roti.”

Kebetulan, pada waktu itu Nabi Nuh membawa 3 roti dari kacang. Dia memberikan selembar roti itu kepada ‘Auj dan berkata, “Makanlah roti itu!”

Melihat itu, ‘Auj pun tertawa dan berkata, “Seandainya roti ini sebesar gunung itu, ia tidak akan membuatku kenyang, apalagi roti ini hanya selembar.”

Mendengar ucapan ‘Auj, Nabi Nuh memotong selembar roti itu dan memberikan kepadanya dan berkata, “Bacalah bismillahirrahmaanirrahiim kemudian makan potongan roti ini.”

‘Auj pun memakannya dan kemudian dia diberi lembaran roti yang kedua. Lembaran roti yang kedua baru setengah, ‘Auj telah kenyang dan tidak sanggup memakan apa pun. Setelah memakan roti itu, ‘Auj membawa semua kayu tersebut dari Kufah menuju Hirah dalam sekali pemberangkatan.



Di era Nabi Musa
Tatkala Nabi Nuh merampungkan membuat bahtera dan banjir mulai datang, Auj memohon kepada Nabi Nuh agar ia diberi tempat dalam bahtera tersebut. Akan tetapi Nabi Nuh menolak keinginannya itu. Saat banjir melanda seluruh dunia, tinggi air tidak mencapai lutut Auj bin Unuq, Auj pun hidup hingga masa Nabi Musa AS.

Auj membenci Musa dan ingin membunuhnya. Dia menghampiri tentara Musa untuk mengetahui jumlah mereka. Dia mendapatkan mereka hanya kumpulan orang dalam satu farsakh. Lalu dia pergi ke sebuah gunung dan kemudian mencabut gunung itu dari bumi.

Gunung itu dibawanya di atas kepalanya dan datang untuk menimpakannya ke tentara Nabi Musa. Pada saat itu, Allah mengutus burung Hud-hud yang paruhnya diciptakan dari besi.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2087 seconds (0.1#10.140)