Tanda Kiamat: Letusan Gunung Api di Tonga Tak Seberapa Dibanding Jika Aden Bangun
loading...
A
A
A
Sejarah kota Aden terbentuk dari gunung api sangat besar dan pernah meletus di sisi lautnya. Jutaan tahun kemudian gunung api itu membeku dan mati. Setelah itu terbentuklah kawah sangat besar yang kemudian menjadi kota Aden.
Panorama kawah ini terlihat jelas dari foto luar angkasa. Dan pada tahun terakhir aktivitas gunung merapi terus menerus terjadi di sekitar kawasan tersebut, pada satu titik di dasar laut Merah bagian selatan sejak saat itu, pada 19 Desember 2011.
Gundukan lava basaltik yang telah membeku dan menjadi cikal bakal pulau vulkanis baru pun muncul di permukaan Laut Merah. Pada 30 Desember 2011, pulau baru itu telah selebar 500 meter dan terus tumbuh.
Letusan tersebut terjadi di tengah-tengah Laut Merah dalam jarak sekitar 200 km dari selat Bab el-Mandeb, selat sempit penghubung Laut Merah-Teluk Aden. Lebih tepatnya, letusan tersebut terjadi di dalam kepulauan az-Zubair, salah satu gugus kepulauan vulkanik di Laut Merah.
Pertama kali fenomena gunung merapi Aden diketahui saat kolonis Inggris memasuki Kota Aden. Di era pesawat terbang mereka berhasil memotret kota-kota dari udara. Ternyata mereka menemukan kota Aden berada di atas kawah besar.
Inggris kemudian menyebutnya Krayta yang dalam bahasa Inggris berarti kawah merapi. Delegasi kerajaan Inggris dengan pimpinan Prof. I.G. Gass tahun 1964 melakukan penelitian terhadap kota Aden.
Mengawali hasil penelitiannya, I.G. Gass menyatakan: “Gunung-gunung api yang ada sekarang hanya seperti sebuah petasan dibandingkan dengan gunung api Aden.”
Rasulullah SAW menggambarkan bahwa kota Aden berada di atas gunung api yang sedang ‘istirahat’.
Struktur tanah Aden terdiri dari gugusan besi dan nikel yang tercampur. Lahar dari gunung api ini keluar melalui teluk di dekatnya di laut Meditrania. Dalam Kitab Shahih Muslim IV, h 2225, no, 2901 Rasulullah bersabda: “Akhir dari semua tanda itu adalah api yang keluar dari Yaman, menggiring manusia ke tempat mereka dihimpun.”
Panorama kawah ini terlihat jelas dari foto luar angkasa. Dan pada tahun terakhir aktivitas gunung merapi terus menerus terjadi di sekitar kawasan tersebut, pada satu titik di dasar laut Merah bagian selatan sejak saat itu, pada 19 Desember 2011.
Gundukan lava basaltik yang telah membeku dan menjadi cikal bakal pulau vulkanis baru pun muncul di permukaan Laut Merah. Pada 30 Desember 2011, pulau baru itu telah selebar 500 meter dan terus tumbuh.
Letusan tersebut terjadi di tengah-tengah Laut Merah dalam jarak sekitar 200 km dari selat Bab el-Mandeb, selat sempit penghubung Laut Merah-Teluk Aden. Lebih tepatnya, letusan tersebut terjadi di dalam kepulauan az-Zubair, salah satu gugus kepulauan vulkanik di Laut Merah.
Pertama kali fenomena gunung merapi Aden diketahui saat kolonis Inggris memasuki Kota Aden. Di era pesawat terbang mereka berhasil memotret kota-kota dari udara. Ternyata mereka menemukan kota Aden berada di atas kawah besar.
Inggris kemudian menyebutnya Krayta yang dalam bahasa Inggris berarti kawah merapi. Delegasi kerajaan Inggris dengan pimpinan Prof. I.G. Gass tahun 1964 melakukan penelitian terhadap kota Aden.
Mengawali hasil penelitiannya, I.G. Gass menyatakan: “Gunung-gunung api yang ada sekarang hanya seperti sebuah petasan dibandingkan dengan gunung api Aden.”
Rasulullah SAW menggambarkan bahwa kota Aden berada di atas gunung api yang sedang ‘istirahat’.
Struktur tanah Aden terdiri dari gugusan besi dan nikel yang tercampur. Lahar dari gunung api ini keluar melalui teluk di dekatnya di laut Meditrania. Dalam Kitab Shahih Muslim IV, h 2225, no, 2901 Rasulullah bersabda: “Akhir dari semua tanda itu adalah api yang keluar dari Yaman, menggiring manusia ke tempat mereka dihimpun.”
(mhy)