Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 223 : Istri Merupakan Ladang untuk Suaminya
loading...
A
A
A
Tafsir surat Al-Baqarah ayat 223 menjelaskan bahwa seorang istri merupakan ladang untuk suaminya. Bagaimana maksud dan pengertiannya? Bunyi ayat Al-Baqarah 223 sendiri adalah sebagai berikut:
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Istri-istri kalian adalah ladang untuk kalian, maka silahkan datangi ladang kalian bagaimanapun yang kalian mau. Dan persembahkanlah untuk diri kalian berupa ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwasanya kalian semua pasti akan bertemu denganNya. Dan berikan kabar gembira untuk orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 223)
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc mengatakan, ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpamakan istri bagaikan ladang. Artinya istri-istri kalian itu tempat menanam benih sebagaimana halnya ladang sebagai tempat petani menanam benih-benih padi yang kemudian mengeluarkan tanaman.
Lalu Allah mengatakan: “Silahkan kalian datangi ladang kalian sesuai dengan kamauan kalian selama pada kemaluannya (bukan pada duburnya).” Karena mendatangi pada dubur adalah perkara yang diharamkan dalam syariat.
Lalu Allah mengatakan: “Persembahkan untuk keselamatan kalian berupa ketaatan.” Yaitu berupa ketaatan, demikian pula apa saja yang bermanfaat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk kita. Allah menyebutkan hal ini setelah menyebutkan “mendatangi istri” adalah agar kita tidak disibukkan dengan hanya memikirkan jima’ saja, sehingga akhirnya kita pun melupakan hal-hal yang bermanfaat untuk akhirat kita. Di antara tujuan dari bersetubuh adalah agar terjaga kemaluan kalian dan terhindar dari perbuatan zina.
Kemudian Allah mengatakan: “Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwasanya kalian akan bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Di sini Allah mengingatkan agar kita betul-betul mempersiapkan diri dengan banyak ketaatan. Jangan sampai kita hanya memikirkan seputar kemaluan dan perut saja dan melupakan diri untuk berbuat ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Wallahu A'lam
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُم مُّلَاقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Istri-istri kalian adalah ladang untuk kalian, maka silahkan datangi ladang kalian bagaimanapun yang kalian mau. Dan persembahkanlah untuk diri kalian berupa ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwasanya kalian semua pasti akan bertemu denganNya. Dan berikan kabar gembira untuk orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 223)
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc mengatakan, ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpamakan istri bagaikan ladang. Artinya istri-istri kalian itu tempat menanam benih sebagaimana halnya ladang sebagai tempat petani menanam benih-benih padi yang kemudian mengeluarkan tanaman.
Lalu Allah mengatakan: “Silahkan kalian datangi ladang kalian sesuai dengan kamauan kalian selama pada kemaluannya (bukan pada duburnya).” Karena mendatangi pada dubur adalah perkara yang diharamkan dalam syariat.
Lalu Allah mengatakan: “Persembahkan untuk keselamatan kalian berupa ketaatan.” Yaitu berupa ketaatan, demikian pula apa saja yang bermanfaat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk kita. Allah menyebutkan hal ini setelah menyebutkan “mendatangi istri” adalah agar kita tidak disibukkan dengan hanya memikirkan jima’ saja, sehingga akhirnya kita pun melupakan hal-hal yang bermanfaat untuk akhirat kita. Di antara tujuan dari bersetubuh adalah agar terjaga kemaluan kalian dan terhindar dari perbuatan zina.
Kemudian Allah mengatakan: “Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwasanya kalian akan bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Di sini Allah mengingatkan agar kita betul-betul mempersiapkan diri dengan banyak ketaatan. Jangan sampai kita hanya memikirkan seputar kemaluan dan perut saja dan melupakan diri untuk berbuat ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Wallahu A'lam
(wid)