Ketika Kaum Kafir Tawarkan Jalan Tengah: Tahun Ini Menyembah Allah, Tahun Berikutnya Berhala

Minggu, 27 Februari 2022 - 17:26 WIB
loading...
Ketika Kaum Kafir Tawarkan Jalan Tengah: Tahun Ini Menyembah Allah, Tahun Berikutnya Berhala
Jalan tengah yang ditawarkan kaum kafir, tahun ini menyambar Tuhan Muhammad, tahun depan menyembah tuhan mereka. (Foto/Ilustrasi: Ist)
A A A
Merasa berat membendung dakwah Nabi Muhammad SAW , kaum kafir Quraisy sempat mengajak kompromi kepada Rasulullah. Kaum kafir itu mengajukan penawaran untuk mempertemukan Islam dan Jahiliyah di jalan tengah.

Mereka meminta agar Rasulullah menyembah sesembahan mereka selama setahun, dan untuk setahun berikutnya barulah mereka menyembah Tuhannya Muhammad.



Ath-Thabari dalam bukunya berjudul "Tarikh al-Rusul wa al-Muluk" menyebutkan tiga tahun setelah penetapan misinya (sebagai Nabi), Allah Taala memerintahkan Nabi-Nya untuk memberitakan pesan ilahi yang telah diterimanya, untuk menyatakannya di depan umum kepada orang-orang, dan menyeru mereka kepada hal itu. Allah berfirman kepadanya:

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ


"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik". ( QS Al-Hijr : 94)

Menurut Ath-Thabari, dalam tiga tahun misi sebelumnya, sampai beliau diperintahkan untuk menyeru orang-orang secara terbuka kepada Allah, beliau tetap merahasiakan dakwahnya dan (melakukannya) secara diam-diam. Kemudian Allah mewahyukan:

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: ‘Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.’.” ( QS Asy-Syuara : 214-216)

Setelah Rasulullah SAW mulai melancarkan dakwahnya secara terang-terangan di Mekkah. Pada awalnya orang-orang kafir Quraisy mencoba membendung dakwah Rasulullah dengan cara-cara yang relatif “sopan”, dalam artian tidak melampaui batas sampai ke arah fisik.

Mereka melontarkan ejekan, menghina, mengolok-olok, dan menjadikan Muslim sebagai bahan tertawaan. Mereka juga menjelek-jelekkan ajaran Rasulullah, membangkitkan keraguan-keraguan, dan menyebarkan anggapan-anggapan yang menyangsikan ajaran Islam.

Selain itu, mereka menyebarkan dongeng-dongeng terdahulu agar orang-orang yang sudah pernah mendengarkan ayat Al-Quran melupakan isinya. Dengan dongeng-dongeng ini mereka berusaha membuat sibuk orang-orang agar mereka meninggalkan Al-Quran.

Dan yang terakhir, mereka berusaha membuat beberapa penawaran, atau kompromi. Orang-orang Quraisy mengajukan penawaran kepada Nabi Muhammad untuk mempertemukan Islam dan Jahiliyah di jalan tengah.

Di antaranya, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan ath-Thabrani, mereka meminta agar Rasulullah menyembah sesembahan mereka selama setahun, dan untuk setahun berikutnya barulah mereka menyembah Tuhannya Muhammad.

Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury dalam "Sirah Nabawiyah" memaparkan setelah berbulan-bulan cara-cara di atas dinilai tidak membuahkan hasil, dan dakwah Islam tetap berjalan, maka orang-orang kafir Quraisy berkumpul kembali, dan bahkan membentuk kepanitiaan khusus yang terdiri dari 25 orang pemuka Quraisy. Pemimpin mereka adalah Abu Lahab, paman Rasulullah sendiri.



Setelah bermusyawarah dan beradu argumentasi, akhirnya mereka membuat keputusan bulat untuk menghadang Rasulullah dan sahabat-sahabatnya dengan cara baru, yakni dengan mengganggu Rasulullah, menyiksa orang-orang yang masuk Islam, dan menghadang mereka dengan berbagai siasat dan cara.

Khalid Muhammad Khalid dalam "Karakteristik Perihidup 60 Sahabat Rasulullah" menyebut salah satu pemuka Quraisy, Abu Jahal, kemudian melancarkan ancaman dan gertakan kepada Muslim, “Engkau berani meninggalkan agama nenek moyangmu padahal mereka lebih baik daripadamu! Akan kamu uji sampai di mana ketabahanmu, akan kami jatuhkan kehormatanmu, akan kami rusak perniagaanmu, dan akan kami rusak harta bendamu!”

Kepada Rasulullah sendiri, yang tadinya mereka masih berusaha menghormati karena beliau dilindungi oleh Abu Thalib , paman Rasulullah yang merupakan tokoh Mekkah dan keberadaannya sangat diperhitungkan, kini mulai berani. Mulai dari mengumpat, melempari batu, hingga melempari kotoran, itu semua mereka lakukan terhadap Rasulullah SAW .

Pernah suatu waktu, sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Masud, Nabi Muhammad sholat di dekat Kabah, sedangkan Abu Jahal dan teman-temannya sedang duduk-duduk. Sebagian di antara mereka ada yang berkata kepada sebagian yang lain, “Siapakah di antara kalian yang berani mengambil kotoran unta yang disembelih di Bani Fulan, dan meletakkannya di punggung Muhammad selagi sedang sholat?”

Maka manusia yang paling celaka, Uqbah bin Abu Muith yang melaksanakannya. Dia menunggu dan mengintai. Tatkala beliau sedang sujud kepada Allah, maka dia meletakkan kotoran itu di antara pundak beliau. Mereka kemudian tertawa terbahak-bahak, sampai badan mereka terguncang-guncang mengenai teman di sampingnya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2404 seconds (0.1#10.140)