Dinasti Safawiyah, Bermula dari Gerakan Tarekat Menjadi Kerajaan
loading...
A
A
A
Syah Husein merasa terdesak karena ancaman-ancaman dari Mir Mahmud. Akhirnya, Syah Husein mengakui kekuasaan dan mengangkat Mir Mahmud menjadi Gubernur di Qandahar dengan gelar Husein Quli Khan (budak Husein).
Kekuasaan ini dimanfaatkan oleh Mir Mahmud untuk memperluas wilayah. Ia berhasil merebut Kirman dan Isfahan serta kembali memaksa Syah Husein untuk menyerah tanpa syarat. Pada tanggal 12 Oktober 1722 M, Syah Husein menyerah dan pada 25 Oktober Mir Mahmud memasuki kota Isfahan dengan penuh kemenangan. Kemudian Mir Mahmud digantikan oleh Asyraf untuk menguasai Isfahan.
Pemerintahan selanjutnya dilanjutkan oleh salah seorang putera Husein bernama Tahmasp II (1722-1732), ia mendapat dukungan penuh dari suku Qazar dari Rusia. Dengan demikian, ia memproklamasikan dirinya sebagai penguasa yang sah dengan pusat pemerintahan di kota Astarabad.
Tahmasp II melakukan kerjasama dengan Nadir Khan dari suku Afshar untuk menaklukan bangsa Afghan yang berada di Isfahan pada tahun 1726 M. Pasukan Nadir Khan berhasil merebut Isfahan pada tahun 1729 M. Asyraf terbunuh dalam peperangan itu. Dinasti Syafawiyah kembali berkuasa.
Namun, Tahmasp II dipecat oleh Nadir Khan dan digantikan oleh Abbas III (1733-1736) yang merupakan anak dari Nadir Khan. Anaknya masih sangat kecil, sehingga pada 8 Maret 1736, Nadir Khan mengangkat dirinya sendiri sebagai sultan. Pada masa pemerintahan Nadir Khan, Dinasti Safawiyah berhasil ditaklukan oleh Dinasti Qazar. Maka berakhirlah kekuasaan Dinasti Safawiyah di Persia.
Kekuasaan ini dimanfaatkan oleh Mir Mahmud untuk memperluas wilayah. Ia berhasil merebut Kirman dan Isfahan serta kembali memaksa Syah Husein untuk menyerah tanpa syarat. Pada tanggal 12 Oktober 1722 M, Syah Husein menyerah dan pada 25 Oktober Mir Mahmud memasuki kota Isfahan dengan penuh kemenangan. Kemudian Mir Mahmud digantikan oleh Asyraf untuk menguasai Isfahan.
Pemerintahan selanjutnya dilanjutkan oleh salah seorang putera Husein bernama Tahmasp II (1722-1732), ia mendapat dukungan penuh dari suku Qazar dari Rusia. Dengan demikian, ia memproklamasikan dirinya sebagai penguasa yang sah dengan pusat pemerintahan di kota Astarabad.
Tahmasp II melakukan kerjasama dengan Nadir Khan dari suku Afshar untuk menaklukan bangsa Afghan yang berada di Isfahan pada tahun 1726 M. Pasukan Nadir Khan berhasil merebut Isfahan pada tahun 1729 M. Asyraf terbunuh dalam peperangan itu. Dinasti Syafawiyah kembali berkuasa.
Namun, Tahmasp II dipecat oleh Nadir Khan dan digantikan oleh Abbas III (1733-1736) yang merupakan anak dari Nadir Khan. Anaknya masih sangat kecil, sehingga pada 8 Maret 1736, Nadir Khan mengangkat dirinya sendiri sebagai sultan. Pada masa pemerintahan Nadir Khan, Dinasti Safawiyah berhasil ditaklukan oleh Dinasti Qazar. Maka berakhirlah kekuasaan Dinasti Safawiyah di Persia.
(mhy)