Kisah Menyentuh Hati! Mati Syahid Setelah Mendengar Bacaan Ayat Ini
loading...
A
A
A
Setiap muslim pasti mendambakan mati syahid dan kesudahan yang baik. Berikut sepenggal kisah seorang penduduk Kuffah diganjar mati syahid setelah mendengar ayat Al-Qur'an ini.
Kisah ini diketengahkan oleh Syekh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury dalam Kitab Al-Mawa'izh Al-'Usfuriyah. Dari Manshur bin Ammar bahwa ia bercerita, "Suatu ketika aku sedang berada di salah satu jalan Kota Kuffah karena melakukan perjalanan untuk melaksanakan ibadah haji. Pada satu malam yang gelap, aku punya suatu hajat. Tiba-tiba ketika aku melewati salah satu rumah di sana di tengah malam, aku mendengar seseorang berkata:
"Ya Allah! Demi kemuliaan dan keagungan-Mu! Aku tidak ingin membangkang dari-Mu dengan melakukan kemaksiatan. Aku juga tidak lalai dari-Mu ketika melakukan kemaksiatan. Namun, suatu kesalahan telah menimpaku dan aku terbujuk dengan ampunan-Mu yang luas kepadaku sehingga celakaku telah mengajakku kepada kemaksiatan. Kemudian aku terjerumus ke dalamnya karena kebodohanku. Sekarang aku mengharapkan dari anugerah-Mu Engkau menerima alasanku. Jika Engkau tidak menerimanya maka sungguh lama kesedihanku dalam siksa jika Engkau tidak mengasihiku."
Ketika orang itu diam, maka aku membacakan ayat Al-Qur'an berikut:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا قُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَاَهۡلِيۡكُمۡ نَارًا وَّقُوۡدُهَا النَّاسُ وَالۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلٰٓٮِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعۡصُوۡنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُوۡنَ مَا يُؤۡمَرُوۡنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para Malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS At-Tahrim Ayat 6)
Kemudian aku mendengar jeritan keras, gemuruh dan gerak-gerak. Kemudian gerak-gerak itu diam. Setelah itu aku tidak mendengar suara lagi. Kemudian aku menyelesaikan hajatku dan kembali ke tempatku.
Pagi harinya, aku kembali melewati jalan itu, tiba-tiba aku mendengar suara tangisan. Aku melihat orang-orang saling menghibur atau takziah. Tiba-tiba ada seorang perempuan tua sedang menangis. Ternyata ia adalah ibu dari si mayit. Ia berkata: "Semoga Allah tidak membalas kebaikan orang yang membacakan ayat Al-Qur'an yang mengandung siksa kepada anakku yang (tadi malam) ia sedang sholat. Ketika ia mendengar ayat itu ia merasa ketakutan dan jatuh mati."
Kemudian pada malamnya, aku memimpikannya. Aku bertanya kepadanya: 'Apa yang telah Allah perlakukan terhadapmu?' Ia menjawab: "Allah telah memperlakukanku sebagaimana Dia memperlakukan orang-orang yang mati syahid di perang Badar."
"Bagaimana bisa demikian?" tanyaku kepadanya. "Karena orang-orang syahid di perang Badar telah dibunuh dengan (tebasan) pedang orang-orang kafir, sedangkan aku telah dibunuh dengan tebasan pedang Allah Yang Maha Pengampun." jelasnya padaku.
Subhanallah, betapa luasnya kasih sayang Allah kepada orang-orang yang senantiasa memohon rahmat dan ampunan-Nya. Kisah ini memberi pelajaran berharga betapa rasa takut kepada Allah dapat memadamkan murka-Nya.
Hendaknya setiap muslim tidak berputus asa dari rahmat Allah sekalipun banyak berbuat dosa, asalkan ia mau bertaubat. Dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala berfirman bahwa Dia mengampuni dosa-dosa semuanya.
Kisah ini diketengahkan oleh Syekh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury dalam Kitab Al-Mawa'izh Al-'Usfuriyah. Dari Manshur bin Ammar bahwa ia bercerita, "Suatu ketika aku sedang berada di salah satu jalan Kota Kuffah karena melakukan perjalanan untuk melaksanakan ibadah haji. Pada satu malam yang gelap, aku punya suatu hajat. Tiba-tiba ketika aku melewati salah satu rumah di sana di tengah malam, aku mendengar seseorang berkata:
"Ya Allah! Demi kemuliaan dan keagungan-Mu! Aku tidak ingin membangkang dari-Mu dengan melakukan kemaksiatan. Aku juga tidak lalai dari-Mu ketika melakukan kemaksiatan. Namun, suatu kesalahan telah menimpaku dan aku terbujuk dengan ampunan-Mu yang luas kepadaku sehingga celakaku telah mengajakku kepada kemaksiatan. Kemudian aku terjerumus ke dalamnya karena kebodohanku. Sekarang aku mengharapkan dari anugerah-Mu Engkau menerima alasanku. Jika Engkau tidak menerimanya maka sungguh lama kesedihanku dalam siksa jika Engkau tidak mengasihiku."
Ketika orang itu diam, maka aku membacakan ayat Al-Qur'an berikut:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا قُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَاَهۡلِيۡكُمۡ نَارًا وَّقُوۡدُهَا النَّاسُ وَالۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلٰٓٮِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعۡصُوۡنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُوۡنَ مَا يُؤۡمَرُوۡنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para Malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS At-Tahrim Ayat 6)
Kemudian aku mendengar jeritan keras, gemuruh dan gerak-gerak. Kemudian gerak-gerak itu diam. Setelah itu aku tidak mendengar suara lagi. Kemudian aku menyelesaikan hajatku dan kembali ke tempatku.
Pagi harinya, aku kembali melewati jalan itu, tiba-tiba aku mendengar suara tangisan. Aku melihat orang-orang saling menghibur atau takziah. Tiba-tiba ada seorang perempuan tua sedang menangis. Ternyata ia adalah ibu dari si mayit. Ia berkata: "Semoga Allah tidak membalas kebaikan orang yang membacakan ayat Al-Qur'an yang mengandung siksa kepada anakku yang (tadi malam) ia sedang sholat. Ketika ia mendengar ayat itu ia merasa ketakutan dan jatuh mati."
Kemudian pada malamnya, aku memimpikannya. Aku bertanya kepadanya: 'Apa yang telah Allah perlakukan terhadapmu?' Ia menjawab: "Allah telah memperlakukanku sebagaimana Dia memperlakukan orang-orang yang mati syahid di perang Badar."
"Bagaimana bisa demikian?" tanyaku kepadanya. "Karena orang-orang syahid di perang Badar telah dibunuh dengan (tebasan) pedang orang-orang kafir, sedangkan aku telah dibunuh dengan tebasan pedang Allah Yang Maha Pengampun." jelasnya padaku.
Subhanallah, betapa luasnya kasih sayang Allah kepada orang-orang yang senantiasa memohon rahmat dan ampunan-Nya. Kisah ini memberi pelajaran berharga betapa rasa takut kepada Allah dapat memadamkan murka-Nya.
Hendaknya setiap muslim tidak berputus asa dari rahmat Allah sekalipun banyak berbuat dosa, asalkan ia mau bertaubat. Dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala berfirman bahwa Dia mengampuni dosa-dosa semuanya.
(rhs)