Dakwah Online Agam dan Basyasman, Kisah Kolaborasi Duo Ustaz Muda dengan Jutaan Followers
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bernama lengkap Agam Fachrul Samudra, Agam dikenal sebagai pendakwah asal Cimahi, Jawa Barat yang sering menyiarkan ceramahnya melalui platform media sosial kekinian seperti di TikTok. Melalui dakwah online tersebut, Agam Fachrul kini memiliki 1,4 juta followers.
Ustaz Agam yang sering melucu ini menyebut dirinya sendiri sebagai Hyungatau istilah yang berasal dari bahasa Korea Selatan yang berarti kakak laki-laki untuk menarik jemaahnya yang berasal dari kalangan milenial.
Sama seperti Agam Fachrul, Husain Basyaiban atau biasa dikenal dengan Basyasman merupakan artis TikTok yang berasal dari Madura, Jawa Timur dengan wajah seperti keturunan Arab. Dia lahir pada 12 Agustus 2002. Saat ini, Husain tengah menempuh pendidikan sarjana di UIN Surabaya.
Kalau Agam mau dipanggil sebagai Hyung, Basyasman lain lagi. Ia mengaku tidak ingin dipanggil dengan sebutan ustaz, syekh atau habib. Basyasman meminta pengikutnya agar memanggil dengan sebutan Husain hingga kak atau dek Husain.
Sama-sama sukses menjadi pendakwah milenial di Tik Tok, kini keduanya berkolaborasi mendorong perubahan yang lebih besar. Tak hanya ingin ditonton, mereka ingin dekat dengan followers-nya dan berbagi sebagai komunitas dan bekerja sama dalam berbuat baik.
Melalui zoombinar pada akhir pekan ini, yuk ikuti perjalanan Agam Fachrul dan Husain Basyaiban dalam melakukan kegiatan "Donasi Qur'an Abas"! Ya, berlangsung di akhir 2021, Agam dan Basyasman berhasil menggerakkan hati audiensnya untuk mendukung gerakan donasi Qur'an untuk pesantren Al-Hidayah di Bojonegoro, Jawa Timur.
Baca juga: Di Muktamar NU, Jokowi Ungkap tentang Dakwah dan Pengajian Virtual
Ceritanya, pesantren ini memiliki banyak santri, tapi jumlah Qur'an yang pesantren ini miliki tidak sebanding dengan jumlah santri yang ada. Pesantren ini juga cukup sulit untuk mendapatkan Qur'an dikarenakan berada jauh dari kota.
Karena itu, Agam dan Basayasman melakukan gerakan yang bertujuan untuk membantu pondok pesantren yang kekurangan persediaan Qur'an. Melalui platform GoPlay, tempat mereka bertemu untuk berdakwah secara bersamaan secara live, mereka mengajak penonton untuk mengirimkan Virtual Gift ketika mereka sedang melakukan live streaming.
Meski terdengar sederhana dan simpel, Agam dan Basyasman berhasil mewujudkan gerakan donasi Qur'an tersebut. Dari hasil akumulasi Virtual Gift revenue itu lah program Donasi Qur'an Abas ini bisa berjalan. "Teman-teman kita, sebaya maupun yang lebih muda itu sebenarnya ingin berbuat baik dengan mudah. Dan yang sederhana saja seperti Donasi Qur'an Abbas ini," kata mereka kompak.
Suksesnya program donasi yang dilaksanakan Agam dan Basyasman mendorong mereka pada cita-cita yang lebih besar. Menurut mereka, bermanfaat untuk orang banyak dengan bisa membangun komunitas adalah hal yang bisa membuat mereka untuk bisa mensyukuri atas apa yang dimilikinya kini.
Agam dan Basyasman yakin rezeki sudah ada yang mengatur, karenanya dengan komunitas live streaming di GoPlay, mereka memiliki tekad untuk bisa berkembang bersama. Dengan ilmu yang sekarang ini sudah diajarkan, mereka berharap penonton bisa estafet ilmu yang didapatkan dengan menyebarluaskannya lagi, yang pasti dengan pemahaman yang modern dan sesuai ajaran.
Hasil kerja keras mereka dalam berkonten perlahan berbuah manis, dengan memberikan dampak positif melalui program ini. Wujud dari dampak positif ini adalah terlaksananya program Donasi Qur'an Abas dengan lancar, sehingga bisa memberikan Kitab Suci kepada teman-teman di Pesantren Al-Hidayah. Dengan pencapaiannya, Agam dan Basyasman terus berkomitmen untuk memberikan konten Dakwah berkualitas dan membangun komunitas kecilnya menjadi lebih dekat.
Ustaz Agam yang sering melucu ini menyebut dirinya sendiri sebagai Hyungatau istilah yang berasal dari bahasa Korea Selatan yang berarti kakak laki-laki untuk menarik jemaahnya yang berasal dari kalangan milenial.
Sama seperti Agam Fachrul, Husain Basyaiban atau biasa dikenal dengan Basyasman merupakan artis TikTok yang berasal dari Madura, Jawa Timur dengan wajah seperti keturunan Arab. Dia lahir pada 12 Agustus 2002. Saat ini, Husain tengah menempuh pendidikan sarjana di UIN Surabaya.
Kalau Agam mau dipanggil sebagai Hyung, Basyasman lain lagi. Ia mengaku tidak ingin dipanggil dengan sebutan ustaz, syekh atau habib. Basyasman meminta pengikutnya agar memanggil dengan sebutan Husain hingga kak atau dek Husain.
Sama-sama sukses menjadi pendakwah milenial di Tik Tok, kini keduanya berkolaborasi mendorong perubahan yang lebih besar. Tak hanya ingin ditonton, mereka ingin dekat dengan followers-nya dan berbagi sebagai komunitas dan bekerja sama dalam berbuat baik.
Melalui zoombinar pada akhir pekan ini, yuk ikuti perjalanan Agam Fachrul dan Husain Basyaiban dalam melakukan kegiatan "Donasi Qur'an Abas"! Ya, berlangsung di akhir 2021, Agam dan Basyasman berhasil menggerakkan hati audiensnya untuk mendukung gerakan donasi Qur'an untuk pesantren Al-Hidayah di Bojonegoro, Jawa Timur.
Baca juga: Di Muktamar NU, Jokowi Ungkap tentang Dakwah dan Pengajian Virtual
Ceritanya, pesantren ini memiliki banyak santri, tapi jumlah Qur'an yang pesantren ini miliki tidak sebanding dengan jumlah santri yang ada. Pesantren ini juga cukup sulit untuk mendapatkan Qur'an dikarenakan berada jauh dari kota.
Karena itu, Agam dan Basayasman melakukan gerakan yang bertujuan untuk membantu pondok pesantren yang kekurangan persediaan Qur'an. Melalui platform GoPlay, tempat mereka bertemu untuk berdakwah secara bersamaan secara live, mereka mengajak penonton untuk mengirimkan Virtual Gift ketika mereka sedang melakukan live streaming.
Meski terdengar sederhana dan simpel, Agam dan Basyasman berhasil mewujudkan gerakan donasi Qur'an tersebut. Dari hasil akumulasi Virtual Gift revenue itu lah program Donasi Qur'an Abas ini bisa berjalan. "Teman-teman kita, sebaya maupun yang lebih muda itu sebenarnya ingin berbuat baik dengan mudah. Dan yang sederhana saja seperti Donasi Qur'an Abbas ini," kata mereka kompak.
Suksesnya program donasi yang dilaksanakan Agam dan Basyasman mendorong mereka pada cita-cita yang lebih besar. Menurut mereka, bermanfaat untuk orang banyak dengan bisa membangun komunitas adalah hal yang bisa membuat mereka untuk bisa mensyukuri atas apa yang dimilikinya kini.
Agam dan Basyasman yakin rezeki sudah ada yang mengatur, karenanya dengan komunitas live streaming di GoPlay, mereka memiliki tekad untuk bisa berkembang bersama. Dengan ilmu yang sekarang ini sudah diajarkan, mereka berharap penonton bisa estafet ilmu yang didapatkan dengan menyebarluaskannya lagi, yang pasti dengan pemahaman yang modern dan sesuai ajaran.
Hasil kerja keras mereka dalam berkonten perlahan berbuah manis, dengan memberikan dampak positif melalui program ini. Wujud dari dampak positif ini adalah terlaksananya program Donasi Qur'an Abas dengan lancar, sehingga bisa memberikan Kitab Suci kepada teman-teman di Pesantren Al-Hidayah. Dengan pencapaiannya, Agam dan Basyasman terus berkomitmen untuk memberikan konten Dakwah berkualitas dan membangun komunitas kecilnya menjadi lebih dekat.
(abd)