Mereka yang Pasti Mendapatkan Lailatul Qadar Menurut Syaikh Al-Utsaimin
loading...
A
A
A
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah Lailatul Qadar pada hari ganjil di sepuluh malam terakhir dari Ramadhan” (HR Bukhari dan Muslim)
Menurut Syaikh Al-Utsaimin, hal ini menujukkan bahwa Lailatul Qadar tidak terbatas pada satu malam tertentu. "Dari sini terkumpullah dalil-dalilnya, sehingga seyogyanya seseorang selalu mengharap turunnya Lailatul Qadar pada setiap malam dari sepuluh malam terakhir. Dan pahala Lailatul Qadar itu diperoleh oleh siapa saja yang menghidupkan malam itu dengan penuh iman dan ikhlas, baik itu mengetahuinya atau tidak."
Nabi SAW bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa bangun sholat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan keikhlasan maka dosanya yang telah lalu diampuni” (HR Bukhari)
Di sini tidak dikatakan, kata Syaikh Al-Utsaimin, jika ia tahu waktu turunnya. Jadi tidak disyaratkan untuk mendapatkan pahala Lailatul Qadar orang yang beribadah harus mengetahui waktunya dengan pasti.
"Tetapi barangsiapa beribadah pada setiap malam dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, karena keimanan dan keikhlasan maka kami yakin bahwa ia pasti mendapatkan Lailatul Qadar sama saja apakah terjadi di awalnya, pertengahannya ataupun akhirnya. Allahlah yang memberi taufik," ujar Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.
“Carilah Lailatul Qadar pada hari ganjil di sepuluh malam terakhir dari Ramadhan” (HR Bukhari dan Muslim)
Menurut Syaikh Al-Utsaimin, hal ini menujukkan bahwa Lailatul Qadar tidak terbatas pada satu malam tertentu. "Dari sini terkumpullah dalil-dalilnya, sehingga seyogyanya seseorang selalu mengharap turunnya Lailatul Qadar pada setiap malam dari sepuluh malam terakhir. Dan pahala Lailatul Qadar itu diperoleh oleh siapa saja yang menghidupkan malam itu dengan penuh iman dan ikhlas, baik itu mengetahuinya atau tidak."
Nabi SAW bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa bangun sholat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan keikhlasan maka dosanya yang telah lalu diampuni” (HR Bukhari)
Di sini tidak dikatakan, kata Syaikh Al-Utsaimin, jika ia tahu waktu turunnya. Jadi tidak disyaratkan untuk mendapatkan pahala Lailatul Qadar orang yang beribadah harus mengetahui waktunya dengan pasti.
"Tetapi barangsiapa beribadah pada setiap malam dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, karena keimanan dan keikhlasan maka kami yakin bahwa ia pasti mendapatkan Lailatul Qadar sama saja apakah terjadi di awalnya, pertengahannya ataupun akhirnya. Allahlah yang memberi taufik," ujar Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.
(mhy)