Kisah Rasulullah SAW Ketika Bertemu Lailatul Qadar

Kamis, 28 April 2022 - 03:00 WIB
loading...
Kisah Rasulullah SAW Ketika Bertemu Lailatul Qadar
Kisah Rasulullah SAW bertemu Lailatul Qadar menarik untuk disimak agar menambah semangat kita dalam menghidupkan malam-malam terakhir Ramadhan. Foto/dok SINDOnews
A A A
Bagaimana sebenarnya Lailatul Qadar itu dan apa yang dirasakan ketika bertemu malam kemuliaan itu? Berikut ini kisah baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika bertemu Lailatul Qadar.

Keinginan mendapatkan berkah Lailatul Qadar ini bukanlah sesuatu yang tidak beralasan. Apalagi fadhilahnya setara dengan ibadah 83 tahun 4 bulan (1000 bulan).



Rasulullah SAW sendiri menyeru umatnya menghidupkan malam-malam terkahir dari bulan Ramadhan. Dalam satu hadis yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Rasulullah SAW bersabda: "Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya." (HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165)

Malam yang istimewa itu masih merupakan tanda tanya, dan tidak diketahui secara pasti kapan datangnya. Berikut pengalaman Rasulullah SAW saat bertemu Lailatul Qadar dilansir dari NU Online.

Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa Rasulullah SAW sedang duduk iktikaf semalam suntuk pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan. Para sahabat pun tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah. Ketika Rasulullah berdiri sholat, para sahabat juga menunaikan sholat.

Ketika beliau menegadahkan tangannya untuk berdoa, para sahabat pun serempak mengamininya. Saat itu langit mendung tidak berbintang. Angin pun meniup tubuh-tubuh yang memenuhi masjid. Dalam riwayat tersebut malam itu adalah malam ke-27 dari bulan Ramadhan. Di saat Rasulullah SAW dan para sahabat sujud, tiba-tiba hujan turun cukup deras.

Masjid yang tidak beratap itu menjadi tergenang air hujan. Salah seorang sahabat ada yang ingin membatalkan sholatnya, ia bermaksud ingin berteduh dan lari dari shaf, namun niat itu digagalkan karena dia melihat Rasulullah SAW dan sahabat lainnya tetap sujud dengan khusuk tidak bergerak.

Air hujan pun semakin menggenangi masjid dan membasahi seluruh tubuh Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang berada di dalam masjid tersebut, akan tetapi Rasulullah SAW dan para sahabat tetap sujud dan tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya. Beliau basah kuyup dalam sujud. Namun sama sekali tidak bergerak seolah-olah beliau sedang asyik masuk kedalam suatu alam yang melupakan segala-galanya.

Beliau sedang masuk ke dalam suatu alam keindahan. Beliau sedang diliputi oleh cahaya Ilahi. Beliau takut keindahan yang beliau saksikan ini akan hilang jika beliau bergerak dari sujudnya. Beliau takut cahaya itu akan hilang jika beliau mengangkat kapalanya.

Beliau terpaku lama sekali di dalam sujudnya. Beberapa sahabat ada yang tidak kuat menggigil kedinginan. Rasulullah SAW baru mengangkat kepala dan mengakhiri sholatnya ketika hujan berhenti.

Anas bin Malik, sahabat Rasulullah SAW bangun dari tempat duduknya dan berlari ingin mengambil pakaian kering untuk Rasulullah SAW. Namun beliau pun mencegahnya dan berkata: "Wahai Anas, janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya."

Dalam riwayat lain diceritakan, Rasulullah SAW bertemu Lailatul Qadar pada malam ke-21 sebagaimana diterangkan dalam Kitab Al-Muwaththa' Hadis No 701 oleh Imam Malik.

Dari Abu Said Al-Khudri sesungguhnya dia berkata: "Rasulullah SAW beriktikaf pada puluhan yang kedua dari bulan Ramadhan. Pada suatu tahun setelah beliau sampai pada malam 21 yang seharusnya beliau keluar dari iktikaf pada pagi harinya, beliau berkata: "Barangsiapa turut beriktikaf bersamaku, hendaklah beriktikaf pada puluhan yang terakhir. Sungguh telah diperlihatkan kepadaku Malam Al-Qadar. Kemudian aku dijadikan lupa. Aku bersujud pada paginya di air dan tanah. Karena itu carilah dia di sepuluh akhir, carilah dia di tiap-tiap malam yang ganjil.

Berkata Abu Sa'id: "Maka turunlah hujan pada malam itu, sedangkan masjid diatapi dengan daun kurma dan meneteslah air ke lantai. Kedua mataku melihat Rasulullah SAW kembali dari masjid, sedangkan pada dahinya nampak bekas air dan tanah, yaitu pada malam 21."

Apa yang dilakukan Rasulullah SAW ini menunjukkan betapa banyak rahasia dan hikmah di balik malam seribu bulan. Semoga malam yang tersisa di bulan Ramadhan ini kita manfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1651 seconds (0.1#10.140)