9 Doa Nabi Muhammad yang Tercantum dalam Al-Qur'an
loading...
A
A
A
Doa Nabi Muhammad yang tercantum dalam Al-Qur'an merupakan sebaik-baik doa. Redaksi doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengandung makna "jawami al-kalim" atau komprehensif, ringkas, dan penuh makna.
Dalam Al-Qur'an ada beberapa redaksi doa Nabi Muhammad sebagaimana yang diajarkan Allah Ta'ala. Ustaz Moh Fathurrozi, Founder Al-Qur'an Khairu Jalis dilansir dari NU Online mengatakan, redaksi doa Rasulullah SAW bernarasi perintah (قل) "bacalah" mengindikasikan bahwa kalimat doa itu merupakan wahyu Ilahi.
Berikut doa Nabi Muhammad yang tercantum dalam Al-Qur'an:
1. Doa Memudahkan Hajat (Surat Ali Imran Ayat 26-27)
Artinya: "Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan." (QS Ali Imran: 27)
Doa ini menurut Imam Ath-Thabarani menggunakan asma' Allah yang agung. Jika digunakan untuk bermunajat maka keinginan orang yang berdoa akan terkabul. (Tafsir Ibnu Katsir, II: 30).
2. Doa Munajat (Surat Al-Isra' Ayat 80)
Artinya: "Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku)." (QS Al-Isra': 80).
Doa ini merupakan perintah bermunajat kepada Allah saat hijrah dari Makkah ke Madinah. Ibnu Abbas mengatakan bahwa saat Nabi berada di Makkah beliau diperintahkan untuk hijrah ke Madinah. Imam al-Dhahhak mengatakan bahwa doa ini mengandung arti tentang hijrahnya Nabi dari Makkah ke Madinah dan kembalinya ke Makkah dalam keadaan aman di hari Fathu Makkah. (Tafsir al-Qurthubi). Ayat ini dapat digunakan untuk bermunajat kepada Allah kapan saja.
3. Doa Kemuliaan (Surat Al-Isra' Ayat 111)
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya." (QS Al-Isra': 111)
Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa Nabi Muhammad mengajarkan ayat ini kepada keluarganya, baik kepada anak kecil maupun yang dewasa. Bahkan, menurutnya, Nabi menamakan ayat ini dengan ayat al-Izz (ayat kemuliaan). Sebagian atsar menyebutkan jika ayat ini dibaca pada malam hari di sebuah rumah, maka rumah itu tidak akan disatroni pencuri atau terjadi kecelakaan di dalamnya. (Tafsir Ibnu Katsir: 131).
4. Doa Memohon Ilmu (Surat Thaha Ayat 114)
Artinya: "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku." (QS Thaha: 114)
5. Doa Perlindungan (Surat Az-Zumar Ayat 46)
Artinya: "Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah yang memutuskan di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka perselisihkan." (QS Az-Zumar: 46)
Sayyid al-Thanthawi, mantan grand Syekh al-Azhar, mengatakan dalam tafsirnya bahwa maksud dari ayat ini adalah menghibur Nabi Muhammad dari apa yang dilakukan oleh kaum musyrik kepadanya, sebagai penjagaan dari tipu daya kaum musyrik, sebagai ajaran kepada hamba-hamba-Nya atas wajibnya berlindung kepada Allah agar terhindar dari tipu daya musuh-musuh mereka. (al-Thanthawi, Tafsir al-Wasith: 232).
Ayat ini merupakan permohonan yang tidak ditolak oleh Allah. Sa'ad bin Jubair mengatakan, sungguh aku mengetahui bahwa tidaklah seorang hamba membaca ayat ini, kemudian meminta kepada Allah (yang dia inginkan) kecuali Allah mengabulkannya".
Ayat ini juga bisa dibaca ketika mendengar pertikaian yang mengakibatkan kematian, seperti kasus Sayyidina Husain dengan Yazid bin Muawiyah. Diriwayatkan bahwa ketika berita terbunuhnya al-Husain bin Abi Thalib sampai kepada al-Rabi' bin Khaitsam, beliau membaca doa tersebut. (Tafsir al-Qurthubi, VX: 265)
Dalam Al-Qur'an ada beberapa redaksi doa Nabi Muhammad sebagaimana yang diajarkan Allah Ta'ala. Ustaz Moh Fathurrozi, Founder Al-Qur'an Khairu Jalis dilansir dari NU Online mengatakan, redaksi doa Rasulullah SAW bernarasi perintah (قل) "bacalah" mengindikasikan bahwa kalimat doa itu merupakan wahyu Ilahi.
Berikut doa Nabi Muhammad yang tercantum dalam Al-Qur'an:
1. Doa Memudahkan Hajat (Surat Ali Imran Ayat 26-27)
اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. تُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَتُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: "Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan." (QS Ali Imran: 27)
Doa ini menurut Imam Ath-Thabarani menggunakan asma' Allah yang agung. Jika digunakan untuk bermunajat maka keinginan orang yang berdoa akan terkabul. (Tafsir Ibnu Katsir, II: 30).
2. Doa Munajat (Surat Al-Isra' Ayat 80)
رَّبِّ اَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَّاَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ وَّاجْعَلْ لِّيْ مِنْ لَّدُنْكَ سُلْطٰنًا نَّصِيْرًا
Artinya: "Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku)." (QS Al-Isra': 80).
Doa ini merupakan perintah bermunajat kepada Allah saat hijrah dari Makkah ke Madinah. Ibnu Abbas mengatakan bahwa saat Nabi berada di Makkah beliau diperintahkan untuk hijrah ke Madinah. Imam al-Dhahhak mengatakan bahwa doa ini mengandung arti tentang hijrahnya Nabi dari Makkah ke Madinah dan kembalinya ke Makkah dalam keadaan aman di hari Fathu Makkah. (Tafsir al-Qurthubi). Ayat ini dapat digunakan untuk bermunajat kepada Allah kapan saja.
3. Doa Kemuliaan (Surat Al-Isra' Ayat 111)
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya." (QS Al-Isra': 111)
Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa Nabi Muhammad mengajarkan ayat ini kepada keluarganya, baik kepada anak kecil maupun yang dewasa. Bahkan, menurutnya, Nabi menamakan ayat ini dengan ayat al-Izz (ayat kemuliaan). Sebagian atsar menyebutkan jika ayat ini dibaca pada malam hari di sebuah rumah, maka rumah itu tidak akan disatroni pencuri atau terjadi kecelakaan di dalamnya. (Tafsir Ibnu Katsir: 131).
4. Doa Memohon Ilmu (Surat Thaha Ayat 114)
رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا
Artinya: "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku." (QS Thaha: 114)
5. Doa Perlindungan (Surat Az-Zumar Ayat 46)
اللّٰهُمَّ فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ عٰلِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ اَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيْ مَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ
Artinya: "Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah yang memutuskan di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka perselisihkan." (QS Az-Zumar: 46)
Sayyid al-Thanthawi, mantan grand Syekh al-Azhar, mengatakan dalam tafsirnya bahwa maksud dari ayat ini adalah menghibur Nabi Muhammad dari apa yang dilakukan oleh kaum musyrik kepadanya, sebagai penjagaan dari tipu daya kaum musyrik, sebagai ajaran kepada hamba-hamba-Nya atas wajibnya berlindung kepada Allah agar terhindar dari tipu daya musuh-musuh mereka. (al-Thanthawi, Tafsir al-Wasith: 232).
Ayat ini merupakan permohonan yang tidak ditolak oleh Allah. Sa'ad bin Jubair mengatakan, sungguh aku mengetahui bahwa tidaklah seorang hamba membaca ayat ini, kemudian meminta kepada Allah (yang dia inginkan) kecuali Allah mengabulkannya".
Ayat ini juga bisa dibaca ketika mendengar pertikaian yang mengakibatkan kematian, seperti kasus Sayyidina Husain dengan Yazid bin Muawiyah. Diriwayatkan bahwa ketika berita terbunuhnya al-Husain bin Abi Thalib sampai kepada al-Rabi' bin Khaitsam, beliau membaca doa tersebut. (Tafsir al-Qurthubi, VX: 265)