Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 13-15: Pemuda Mempunyai Sifat Mudah Menerima Kebenaran
loading...
A
A
A
Surah Al-Kahfi ayat 13-15 menguraikan lebih detail kisah pemuda Ashabul Kahfi . Khususnya pada ayat 13 Tafsir Allah menyebut kepada Rasulullah SAW bahwa kisah Ashabul Kahfi merupakan kebenaran yang harus diambil pelajaran.
Allah Taala berfirman:
نَحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ نَبَاَهُمۡ بِالۡحَـقِّؕ اِنَّهُمۡ فِتۡيَةٌ اٰمَنُوۡا بِرَبِّهِمۡ وَزِدۡنٰهُمۡ هُدًىۖ
Nahnu naqussu 'alaika naba ahum bilhaqq; innahum fityatun aamanuu bi Rabbihim wa zidnaahum hudaa
Artinya: Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka. ( QS Al-Kahfi : 13)
Tafsir Kemenag menyebut dalam ayat ini, Allah mulai menguraikan kisah Ashabul Kahfi, yang pada ayat-ayat sebelumnya telah disampaikan secara global. Allah mengatakan kepada Rasul SAW bahwa kisah yang disampaikan ini mengandung kebenaran. Maksudnya diceritakan menurut kejadian, tidak seperti yang dikenal oleh bangsa Arab.
Mereka telah mengenal kisah pemuda-pemuda penghuni gua ini, akan tetapi dalam bentuk yang berbeda. Umayyah bin Abi Salt, seorang penyair Arab zaman permulaan Islam dari Bani Umayyah (w. 9 H), pernah dalam sebuah baitnya menyebut gua ini, yang menunjukkan bahwa bangsa Arab telah mengenal kisah ini. Baitnya berbunyi:
وَلَيْسَ بِهَا إِلاَّ الرَّقِيْمُ مُجَاوِرًا وَصَيْدُهُمُوْ وَالْقَوْمُ هُجَّدًا
Tidak ada di situ kecuali ar-Raqim (batu bertulis) yang berada di dekatnya serta anjingnya. Sedang kaum itu tidur dalam gua.
Kemudian Allah menjelaskan bahwa sesungguhnya para penghuni gua itu adalah para pemuda yang beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa dengan penuh keyakinan. Meskipun masyarakat mereka menganut agama syirik, tetapi mereka dapat mempertahankan keimanan mereka dari pengaruh kemusyrikan.
Memang para pemuda pada umumnya mempunyai sifat mudah menerima kebenaran, mereka lebih cepat menerima petunjuk ke jalan yang benar dibandingkan dengan orang-orang tua yang sudah tenggelam dalam ajaran-ajaran yang batil.
Oleh karena itu, dalam sejarah, terutama sejarah perkembangan Islam, para pemuda yang lebih banyak pertama kali menerima ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Adapun orang tua, seperti tokoh-tokoh Quraisy, tetap mempertahankan ajaran agama yang salah, sedikit sekali di antara mereka yang menerima ajaran Islam.
Agama Tauhid
Selanjutnya, dalam ayat berikutnya Allah taala berfirman:
وَّرَبَطۡنَا عَلٰى قُلُوۡبِهِمۡ اِذۡ قَامُوۡا فَقَالُوۡا رَبُّنَا رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ لَنۡ نَّدۡعُوَا۫ مِنۡ دُوۡنِهٖۤ اِلٰهًـا لَّـقَدۡ قُلۡنَاۤ اِذًا شَطَطًا
Wa rabatnaa 'alaa quluu bihim iz qoomuu faqooluu Rabbunaa Rabbus samaawaati wal ardi lan nad'uwa min duunihiii ilaahal laqad qulnaaa izan shatataa
Artinya: Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran." ( QS Al-Kahfi : 14)
Menurut Tafsir Kemenag, dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah SWT meneguhkan hati para pemuda itu dengan kekuatan iman, membulatkan tekad mereka kepada agama tauhid, dan memberikan keberanian untuk mengatakan kebenaran agama itu di hadapan raja Decyanus yang kafir dan sewenang-wenang.
Allah Taala berfirman:
نَحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ نَبَاَهُمۡ بِالۡحَـقِّؕ اِنَّهُمۡ فِتۡيَةٌ اٰمَنُوۡا بِرَبِّهِمۡ وَزِدۡنٰهُمۡ هُدًىۖ
Nahnu naqussu 'alaika naba ahum bilhaqq; innahum fityatun aamanuu bi Rabbihim wa zidnaahum hudaa
Artinya: Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka. ( QS Al-Kahfi : 13)
Tafsir Kemenag menyebut dalam ayat ini, Allah mulai menguraikan kisah Ashabul Kahfi, yang pada ayat-ayat sebelumnya telah disampaikan secara global. Allah mengatakan kepada Rasul SAW bahwa kisah yang disampaikan ini mengandung kebenaran. Maksudnya diceritakan menurut kejadian, tidak seperti yang dikenal oleh bangsa Arab.
Mereka telah mengenal kisah pemuda-pemuda penghuni gua ini, akan tetapi dalam bentuk yang berbeda. Umayyah bin Abi Salt, seorang penyair Arab zaman permulaan Islam dari Bani Umayyah (w. 9 H), pernah dalam sebuah baitnya menyebut gua ini, yang menunjukkan bahwa bangsa Arab telah mengenal kisah ini. Baitnya berbunyi:
وَلَيْسَ بِهَا إِلاَّ الرَّقِيْمُ مُجَاوِرًا وَصَيْدُهُمُوْ وَالْقَوْمُ هُجَّدًا
Tidak ada di situ kecuali ar-Raqim (batu bertulis) yang berada di dekatnya serta anjingnya. Sedang kaum itu tidur dalam gua.
Kemudian Allah menjelaskan bahwa sesungguhnya para penghuni gua itu adalah para pemuda yang beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa dengan penuh keyakinan. Meskipun masyarakat mereka menganut agama syirik, tetapi mereka dapat mempertahankan keimanan mereka dari pengaruh kemusyrikan.
Memang para pemuda pada umumnya mempunyai sifat mudah menerima kebenaran, mereka lebih cepat menerima petunjuk ke jalan yang benar dibandingkan dengan orang-orang tua yang sudah tenggelam dalam ajaran-ajaran yang batil.
Oleh karena itu, dalam sejarah, terutama sejarah perkembangan Islam, para pemuda yang lebih banyak pertama kali menerima ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Adapun orang tua, seperti tokoh-tokoh Quraisy, tetap mempertahankan ajaran agama yang salah, sedikit sekali di antara mereka yang menerima ajaran Islam.
Baca Juga
Agama Tauhid
Selanjutnya, dalam ayat berikutnya Allah taala berfirman:
وَّرَبَطۡنَا عَلٰى قُلُوۡبِهِمۡ اِذۡ قَامُوۡا فَقَالُوۡا رَبُّنَا رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ لَنۡ نَّدۡعُوَا۫ مِنۡ دُوۡنِهٖۤ اِلٰهًـا لَّـقَدۡ قُلۡنَاۤ اِذًا شَطَطًا
Wa rabatnaa 'alaa quluu bihim iz qoomuu faqooluu Rabbunaa Rabbus samaawaati wal ardi lan nad'uwa min duunihiii ilaahal laqad qulnaaa izan shatataa
Artinya: Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran." ( QS Al-Kahfi : 14)
Menurut Tafsir Kemenag, dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah SWT meneguhkan hati para pemuda itu dengan kekuatan iman, membulatkan tekad mereka kepada agama tauhid, dan memberikan keberanian untuk mengatakan kebenaran agama itu di hadapan raja Decyanus yang kafir dan sewenang-wenang.