Amr bin Al-Ash: Salah Seorang yang Pernah Didoakan Rasulullah SAW Agar Terkena Azab

Selasa, 12 Juli 2022 - 19:24 WIB
loading...
Amr bin Al-Ash: Salah Seorang yang Pernah Didoakan Rasulullah SAW Agar Terkena Azab
Di kemudian hari Amr bin Ash dikenal sebagai pembebas Mesir. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Di antara orang-orang Quraisy, ada tiga tokoh mereka yang selalu menunjukkan perlawanan keras terhadap dakwah Rasulullah SAW dan menyiksa para sahabat beliau . Rasulullah SAW selalu berdoa dan memohon kepada Rabbnya agar menurunkan azab kepada mereka. Namun, saat beliau berdoa itu, tiba-tiba wahyu turun ke dalam kalbu beliau:

"Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad) apakah Allah menerima tobat mereka, atau mengazabnya, karena sesungguhnya mereka orang-orang yang zalim." ( QS Ali Imran : 128)

Rasulullah SAW memahami bahwa maksud ayat itu merupakan perintah agar beliau menghentikan doa kebinasaan bagi mereka dan menyerahkan urusan mereka kepada Allah semata.

Mereka mungkin akan tetap dalam kesesatan, sehingga layak mendapatkan azab, atau mungkin juga bertaubat dan Allah menerima taubat mereka hingga akan memperoleh rahmat-Nya.



Muslim Utama
Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya berjudul "Rijalun haular Rasul" dan telah diterjemahkan Agus Suwandi menjadi "Kisah 60 Sahabat Nabi" menyebut Amr bin Al-Ash adalah salah satu dari ketiga orang tersebut. Allah memilihkan jalan bagi mereka untuk bertaubat dan menerima rahmat, serta memberikan petunjuk kepada mereka untuk menganut Islam.

Amr bin Al-Ash beralih menjadi seorang Muslim utama dan salah seorang panglima yang perkasa. Khalid mengatakan meskipun beberapa pendiriannya tidak dapat kita terima, perannya sebagai seorang sahabat mulia, yang telah mengerahkan jiwa raga, memberikan harta, berjuang dan berusaha, akan selalu membuka mata dan hati kita terhadap dirinya.

Di bumi Mesir sendiri, orang-orang selalu memandang Islam sebagai din yang lurus dan mulia. Mereka melihat Rasulullah SAW sebagai rahmat dan karunia, pendakwah kebenaran utama yang menyeru kepada Allah berdasarkan ilmu dan menginspirasikan banyak kebenaran serta ketakwaan dalam kehidupan.

Orang-orang yang beriman itu akan selalu merasakan asahan seorang lelaki yang oleh takdir dijadikan sebagai sebab untuk menghadiahkan Islam ke negeri Mesir dan menyerahkan Mesir ke pangkuan Islam. Betapa besar nilai hadiah dan jasa pemberinya. Lelaki yang dimaksud adalah Amr bin Al-Ash.

Para sejarawan menjuluki Amr dengan sebutan Penakluk Mesir. Hanya saja, Khalid Muhammad Khalid, mengatakan julukan ini tidak tepat dan bukan pada tempatnya.

"Mungkin julukan yang lebih tepat untuk Amr ialah Pembuka Mesir. Itu karena Islam membuka negeri itu tidak bisa dipahami sebagai penaklukan dalam persepsi masa modern ini, tetapi maksudnya tiada lain ialah membebaskannya dari cengkeraman dua kerajaan besar yang memperbudak dan menindas rakyatnya dengan kejam, yaitu Imperium Persia dan Romawi," ujar Khalid.



Mesir sendiri, ketika para perintis Islam memasuki wilayahnya, merupakan jajahan Romawi. Perjuangan penduduknya untuk melawan tidak membuahkan hasil apa-apa. Ketika dari tapal batas kerajaan-kerajaan itu bergema suara takbir dari pasukan orang beriman, “Allahu Akbar, Allahu Akbar", mereka pun berduyun-duyun menuju fajar yang baru terbit itu lalu memeluk agama Islam.

Mereka bebas dari kekejaman Kisra maupun Kaisar. "Dengan demikian, Amr bin Al-Ash bersama anak buahnya bukanlah menaklukkan Mesir. Mereka hanyalah merintis serta membuka jalan bagi Mesir agar dapat bersambung dengan kebenaran, terlindungi oleh keadilan, dan menemukan hakikat diri mereka dalam cahaya kalimat Allah dan prinsip-prinsip Islam," ujar Khalid lagi.

Amr bin Al-Ash sangat berharap dapat menghindarkan penduduk Mesir yang dikenal dengan suku Qibthi itu dari peperangan, agar pertempuran terbatas antara pasukannya dan tentara Romawi saja, yang telah menduduki negeri orang secara tidak sah dan mencuri harta penduduk dengan sewenang-wenang. Karena itulah, kita dapati ia berbicara kepada tokoh-tokoh Nasrani dan uskup-uskup besar mereka:

“Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad SAW membawa kebenaran dan menitahkan kebenaran itu. Beliau telah menunaikan tugas kerasulan itu dan kemudian wafat setelah meninggalkan jalan yang lurus dan terang benderang kepada kami. Di antara perintah yang disampaikan kepada kami ialah memberikan kemudahan bagi manusia.



Kami menyeru kalian kepada Islam. Barang siapa memenuhi seruan kami, ia termasuk golongan kami, memperoleh hak seperti hak-hak kami, dan memikul kewajiban seperti kewajiban-kewajiban kami. Namun, barang siapa yang tidak memenuhi seruan kami itu, kami tawarkan kepada mereka agar membayar jizyah, dan kami akan memberikan padanya keamanan serta perlindungan.

Nabi kami telah memberitakan bahwa Mesir akan menjadi tanggung jawab kami untuk membebaskannya dari penjajah, dan mewasiatkan kepada kami agar berlaku baik terhadap penduduknya. Beliau bersabda, 'Sepeninggalku nanti Mesir akan dibukakan untuk kalian. Perlakukanlah penduduk Qibthi itu dengan baik, karena mereka masih mempunyai ikatan dan hubungan kekeluargaan dengan kita.' Jika kalian memenuhi seruan kami ini, hubungan kita semakin kuat dan bertambah erat.”

Amr menyudahi ucapannya. Sebagian uskup dan pendeta menyerukan, “Sesungguhnya hubungan silaturahmi yang diwasiatkan Nabimu itu sebenarnya merupakan hubungan kekerabatan jauh yang tidak mungkin disambung kecuali oleh para nabi.”
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1819 seconds (0.1#10.140)