Ikat Dulu Untamu Baru Engkau Tawakkal
loading...
A
A
A
Dalam suatu hadis diriwayatkan bahwa seorang Arab Badui melepaskan untanya di depan pintu masjid Rasulullah, kemudian ia masuk ke dalamnya sambil berkata: "Aku bertawakal kepada Allah." Lalu Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ
Artinya: "Ikatlah dulu untamu itu kemudian baru engkau bertawakkal." (HR at-Tirmidzi dari Anas bin Malik)
Dari hadis ini seorang muslim diajarkan untuk ikhtiar (berusaha) sekuat tenaga, kemudian berserah diri kepada Allah tentang hasil usahanya itu. Inilah hakikat tawakkal yang diajarkan Rasulullah kepada orang Arab Badui tersebut.
Untuk diketahui, segala sesuatu merupakan kehendak dan kuasa Allah 'Azza wa Jalla. Dia berbuat menurut kehendak-Nya dan tidak pernah menzalimi hamba-Nya walaupun sebesar atom.
Adapun musibah yang menimpa manusia tidaklah terjadi kecuali atas izin Allah. Karena itu, manusia diperintahkan untuk berserah diri dengan sebenar-benarnya tawakkal.
Mari kita perhatikan Hadis Nabi tentang tawakalnya burung. Dari Umar radhiyallahu 'anhu: "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
ﻟَﻮْ ﺃَﻧَّﻜُﻢْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺣَﻖَّ ﺗَﻮَﻛُّﻠِﻪِ ﻟَﺮُﺯِﻗْﺘُﻢْ ﻛَﻤَﺎ ﻳُﺮْﺯَﻕُ ﺍﻟﻄَّﻴْﺮُ ﺗَﻐْﺪُﻭ ﺧِﻤَﺎﺻًﺎ ﻭَﺗَﺮُﻭﺡُ ﺑِﻄَﺎﻧًﺎ
Artinya: "Seandainya kalian sungguh-sungguh bertawakkal kepada Allah, sungguh Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang." (HR at-Tirmidzi)
Keutamaan tawakkal disampaikan secara jelas dalam Al-Qur'an. Berikut firman-Nya:
وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا
Artinya: "Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS Ath Thalaq: 3)
Dalam Tawakkal hendaknya tidak mengabaikan dua hal ini, yaitu: (1) Berusaha sekuat tenaga (ikhtiar) dan (2) Berdoa menyerahkan urusan hanya kepada Allah.
Wallahu A'lam
إِعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ
Artinya: "Ikatlah dulu untamu itu kemudian baru engkau bertawakkal." (HR at-Tirmidzi dari Anas bin Malik)
Dari hadis ini seorang muslim diajarkan untuk ikhtiar (berusaha) sekuat tenaga, kemudian berserah diri kepada Allah tentang hasil usahanya itu. Inilah hakikat tawakkal yang diajarkan Rasulullah kepada orang Arab Badui tersebut.
Untuk diketahui, segala sesuatu merupakan kehendak dan kuasa Allah 'Azza wa Jalla. Dia berbuat menurut kehendak-Nya dan tidak pernah menzalimi hamba-Nya walaupun sebesar atom.
Adapun musibah yang menimpa manusia tidaklah terjadi kecuali atas izin Allah. Karena itu, manusia diperintahkan untuk berserah diri dengan sebenar-benarnya tawakkal.
Mari kita perhatikan Hadis Nabi tentang tawakalnya burung. Dari Umar radhiyallahu 'anhu: "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
ﻟَﻮْ ﺃَﻧَّﻜُﻢْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺣَﻖَّ ﺗَﻮَﻛُّﻠِﻪِ ﻟَﺮُﺯِﻗْﺘُﻢْ ﻛَﻤَﺎ ﻳُﺮْﺯَﻕُ ﺍﻟﻄَّﻴْﺮُ ﺗَﻐْﺪُﻭ ﺧِﻤَﺎﺻًﺎ ﻭَﺗَﺮُﻭﺡُ ﺑِﻄَﺎﻧًﺎ
Artinya: "Seandainya kalian sungguh-sungguh bertawakkal kepada Allah, sungguh Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang." (HR at-Tirmidzi)
Keutamaan tawakkal disampaikan secara jelas dalam Al-Qur'an. Berikut firman-Nya:
وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا
Artinya: "Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS Ath Thalaq: 3)
Dalam Tawakkal hendaknya tidak mengabaikan dua hal ini, yaitu: (1) Berusaha sekuat tenaga (ikhtiar) dan (2) Berdoa menyerahkan urusan hanya kepada Allah.
Wallahu A'lam
(rhs)