Thufail bin Amr Ad-Dausi: Penyair yang Paling Dikhawatirkan Masuk Islam oleh Kaum Kafir

Kamis, 14 Juli 2022 - 15:28 WIB
loading...
Thufail bin Amr Ad-Dausi: Penyair yang Paling Dikhawatirkan Masuk Islam oleh Kaum Kafir
Thufail dikaruniai bakat sebagai penyair, hingga nama dan kemahirannya termasyhur di kalangan banyak suku. Foto/Ilustrasi : Ist
A A A
Dia adalah Thufail bin Amr Ad-Dausi . Di bumi Daus ia dibesarkan dalam keluarga yang mulia dan terhormat. Ia dikaruniai bakat sebagai penyair, hingga nama dan kemahirannya termasyhur di kalangan banyak suku. Kaum kafir Quraisy cemas bila ia datang ke Mekkah. Mereka khawatir Thufail kepincut dakwah Nabi Muhammad SAW .

Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya berjudul "Rijalun haular Rasul" dan telah diterjemahkan Agus Suwandi menjadi "Kisah 60 Sahabat Nabi" menceritakan saat tiba pasar Ukaz, Thufail mengambil kedudukannya di barisan terkemuka.

Pasar Ukaz adalah tempat berkumpul dan berhimpunnya manusia, untuk mendengar dan menyaksikan penyair-penyair Arab yang datang berkunjung dari seluruh pelosok serta untuk menonjolkan dan membanggakan penyair masing-masing. Walaupun bukan pada musim Ukaz, Thufail juga sering pergi ke Mekkah.



Suatu ketika, ia berkunjung ke kota suci itu saat Rasulullah SAW telah memulai dakwah beliau secara terang-terangan. Orang-orang Quraisy khawatir bila Thufail menemuinya dan masuk Islam, lalu menggunakan bakatnya sebagai penyair itu untuk membela Islam, sehingga akan bencana besar bagi Quraisy dan berhala-berhala mereka.

Untuk mencegah itu, mereka menyambut kedatangannya dengan menyediakan segala bentuk kesenangan dan kemewahan untuk melayaninya sebagai tamu, lalu selalu mengingatkan agar tidak bertemu
dengan Rasulullah SAW.

“Muhammad memiliki ucapan laksana sihir, hingga dapat mencerai beraikan anak dari ayah, seseorang dari saudaranya, serta seorang suami dari istrinya. Kami ini cemas terhadap dirimu dan kaummu dari kejahatannya. Karena itu, janganlah engkau berbicara dengannya atau mendengarkan ucapannya,” bujuk para petinggi kaum kafir Quraisy.

Marilah kita simak cerita Thufail tentang kisahnya itu:

Demi Allah, mereka selalu membuntutiku hingga aku hampir saja membatalkan maksudku untuk menemui dan mendengar ucapannya. Ketika aku pergi ke Kakbah, aku menutup telingaku dengan kapas agar bila ia berkata, aku tidak mendengar perkataannya. Kebetulan waktu itu aku mendapatinya sedang sholat di dekat Kakbah.

Aku berdiri di dekatnya dan takdir Allah menghendaki agar aku mendengarkan sebagian apa yang dibacanya dan terdengarlah olehku perkataan yang baik.

Aku berbisik kepada diriku sendiri, “Celakalah ibuku kehilangan diriku. Demi Allah, aku ini seorang yang pandai dan seorang penyair. Aku mampu memilah mana yang baik dari yang buruk. Apa salahnya bila aku mendengarkan apa yang diucapkan oleh laki-laki itu? Jika ucapannya itu baik, aku akan menerimanya dan bila buruk, aku akan meninggalkannya."

Aku menunggunya hingga berpaling hendak pulang ke rumahnya, lalu mengikutinya hingga ia masuk rumah. Aku mengejar dan kukatakan kepadanya:

"Wahai Muhammad, kaummu telah mengatakan ini dan itu tentang dirimu kepadaku. Demi Allah, mereka selalu menakut-nakuti diriku terhadap urusanmu, hingga aku menutupi telingaku dengan kapas agar tidak mendengar perkataanmu. Tetapi, Allah menghendaki agar aku mendengarnya, dan terdengarlah olehku ucapan yang baik. Karena itu, jelaskanlah kepadaku apa yang menjadi urusanmu itu."

Rasulullah SAW pun menawarkan Islam kepadaku dan membacakan Al-Quran. Demi Allah, aku tidak pernah mendengar satu ucapan pun yang lebih baik atau suatu urusan yang lebih benar daripada itu. Akhirnya aku masuk Islam dengan mengucapkan syahadat yang benar.

Aku lalu berkata, "Wahai Rasulullah, aku ini seorang yang ditaati oleh kaumku dan sekarang aku akan kembali kepada mereka, serta akan menyeru mereka kepada Islam. Untuk itu berdoalah kepada Allah agar aku diberi-Nya suatu tanda yang akan menjadi bukti bagiku tentang urusan yang kudakwahkan kepada mereka."

Rasulullah SAW berdoa, "Ya Allah, karuniakanlah suatu tanda baginya..."



Allah Ta'ala di dalam Kitab-Nya telah memuji: "(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya." (QS Az-Zumar: 18).

Sekarang kita bertemu dengan salah seorang yang dipuji itu dan ia merupakan suatu gambaran yang tepat mengenai fitrah yang cerdas.

Saat mendengar beberapa ayat mengenai petunjuk dan kebaikan yang diturunkan Allah ke dalam hati Rasul-Nya, seluruh pendengaran dan hatinya terbuka dan akhirnya mengulurkan tangannya untuk berbaiat untuk masuk Islam. Tidak sebatas ini saja, ia langsung bersedia membebani diri dengan tanggung jawab menyeru kaum dan keluarganya kepada agama yang benar dan jalan yang lurus ini.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1420 seconds (0.1#10.140)