Lelaki Badui Bertanya Kapan Kiamat Terjadi? Ini Jawaban Rasulullah SAW
loading...
A
A
A
Dalam satu riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu diceritakan, ada seseorang lelaki Badui bertanya kepada Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam:
"Kapan Hari Kiamat terjadi, wahai Rasulullah?"
Beliau shollallahu 'alaihi wasallam berkata: "Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?"
Orang tersebut menjawab: "Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak sholat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya."
Rasulullah kemudian berkata:
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Artinya: "(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai." (HR Al-Bukhari 6171 dan Muslim 2639)
Dalam riwayat lain, sahabat Anas mengatakan: "Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shollallahu 'alaihi wasallam : "Anta ma'a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai)."
Anas pun berujar: "Kalau begitu aku mencintai Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka." (HR Al-Bukhari 3688)
Ibnu Hajar menerangkan, maksud "sesungguhnya engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai" adalah engkau akan didekatkan dengan mereka. Begitu pula hal ini termasuk dalam golongan yang ia cintai. Bagaimana jika kedudukan di surga di antara mereka bertingkat-tingkat derajat? Apakah masih tetap dikatakan bersama? Jawabannya, tetap masih disebut bersama.
Selama masih ada kesamaan, seperti sama-sama masuk surga, maka itu pun disebut bersama. Jadi tidak mesti bersama dalam segala sisi. Jika semuanya tadi masuk surga, itu sudah disebut bersama walau berbeda-beda derajat." (Fathul Bari, 10: 555)
Para ulama menjelaskan tentang mereka yang mencintai Rasulullah kelak akan meminum air telaga haudh. Minuman segar yang tidak akan kehausan selama-lamanya.Itulah kebahagiaan terhebat bagi penduduk surga.
Kiamat Akan Terjadi Apabila Amanah Disia-siakan
Dalam riwayat lain, Rasulullah menyampaikan bahwa Hari Kiamat akan terjadi jika amanah disia-siakan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, "Pada suatu hari ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم berada dalam suatu acara dan berbicara dengan orang yang hadir, tiba-tiba datang seorang A'rabi (Arab Badui) bertanya kepada Rasulullah: "Kapan akan terjadi hari Kiamat ?
Nabi saat itu terus berbicara. Sebagian yang hadir berkata: "Beliau (Nabi صلى الله عليه وسلم) mendengar apa yang ditanyakan, tetapi pertanyaan itu tidak disenanginya." Sementara yang lain mengatakan: "Sesungguhnya beliau tidak mendengar pertanyaan itu."
Sehingga ketika Nabi selesai berbicara, beliau bersabda: "Di mana orang yang bertanya tentang hari Kiamat tadi? "Lalu Arab Badui itu menyahut: "Saya wahai Rasulullah."
Maka Nabi pun bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
Artinya: "Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggu saja kehancuran terjadi (hari Kiamat)". Sahabat itu bertanya, 'Apa yang dimaksud dengan menyia-nyiakan amanah itu?' Nabi menjawab: "Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kedatangan hari Kiamat". (HR Al-Bukhari)
Menurut Al-Habib Quraisy Baharun, amanah yang paling utama bagi manusia adalah amanah ketaatan kepada Allah 'Azza wa Jalla, Dzat pencipta langit dan bumi. Jika manusia sudah berpaling dari-Nya dan terang-terangan melakukan kezaliman, maka itulah tanda kehancuran. Semoga Allah menjadikan kita golongan orang-orang yang amanah dan mencintai Nabi Muhammad shollallalahu 'alaihi wasallam.
"Kapan Hari Kiamat terjadi, wahai Rasulullah?"
Beliau shollallahu 'alaihi wasallam berkata: "Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?"
Orang tersebut menjawab: "Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak sholat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya."
Rasulullah kemudian berkata:
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Artinya: "(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai." (HR Al-Bukhari 6171 dan Muslim 2639)
Dalam riwayat lain, sahabat Anas mengatakan: "Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shollallahu 'alaihi wasallam : "Anta ma'a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai)."
Anas pun berujar: "Kalau begitu aku mencintai Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka." (HR Al-Bukhari 3688)
Ibnu Hajar menerangkan, maksud "sesungguhnya engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai" adalah engkau akan didekatkan dengan mereka. Begitu pula hal ini termasuk dalam golongan yang ia cintai. Bagaimana jika kedudukan di surga di antara mereka bertingkat-tingkat derajat? Apakah masih tetap dikatakan bersama? Jawabannya, tetap masih disebut bersama.
Selama masih ada kesamaan, seperti sama-sama masuk surga, maka itu pun disebut bersama. Jadi tidak mesti bersama dalam segala sisi. Jika semuanya tadi masuk surga, itu sudah disebut bersama walau berbeda-beda derajat." (Fathul Bari, 10: 555)
Para ulama menjelaskan tentang mereka yang mencintai Rasulullah kelak akan meminum air telaga haudh. Minuman segar yang tidak akan kehausan selama-lamanya.Itulah kebahagiaan terhebat bagi penduduk surga.
Kiamat Akan Terjadi Apabila Amanah Disia-siakan
Dalam riwayat lain, Rasulullah menyampaikan bahwa Hari Kiamat akan terjadi jika amanah disia-siakan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, "Pada suatu hari ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم berada dalam suatu acara dan berbicara dengan orang yang hadir, tiba-tiba datang seorang A'rabi (Arab Badui) bertanya kepada Rasulullah: "Kapan akan terjadi hari Kiamat ?
Nabi saat itu terus berbicara. Sebagian yang hadir berkata: "Beliau (Nabi صلى الله عليه وسلم) mendengar apa yang ditanyakan, tetapi pertanyaan itu tidak disenanginya." Sementara yang lain mengatakan: "Sesungguhnya beliau tidak mendengar pertanyaan itu."
Sehingga ketika Nabi selesai berbicara, beliau bersabda: "Di mana orang yang bertanya tentang hari Kiamat tadi? "Lalu Arab Badui itu menyahut: "Saya wahai Rasulullah."
Maka Nabi pun bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
Artinya: "Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggu saja kehancuran terjadi (hari Kiamat)". Sahabat itu bertanya, 'Apa yang dimaksud dengan menyia-nyiakan amanah itu?' Nabi menjawab: "Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kedatangan hari Kiamat". (HR Al-Bukhari)
Menurut Al-Habib Quraisy Baharun, amanah yang paling utama bagi manusia adalah amanah ketaatan kepada Allah 'Azza wa Jalla, Dzat pencipta langit dan bumi. Jika manusia sudah berpaling dari-Nya dan terang-terangan melakukan kezaliman, maka itulah tanda kehancuran. Semoga Allah menjadikan kita golongan orang-orang yang amanah dan mencintai Nabi Muhammad shollallalahu 'alaihi wasallam.
(rhs)