Kisah Umar bin Khattab Mengata-ngatai Hajar Aswad
loading...
A
A
A
Mengomentari hadis kisah Umar di atas, Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa perkataan Umar itu bukan karena dia tidak percaya akan keberkahan dan keutamaan-keutamaan yang dimiliki Hajar Aswad, apalagi Rasulullah dalam beberapa hadisnya sudah banyak mengungkapkannya.
Sikap Umar ini merupakan antisipasi terhadap masyarakat Arab saat itu agar mereka tidak menduga ada batu yang bisa memberikan mudarat dan manfaat dengan sendirinya seperti dulu mereka meyakininya pada batu-batu berhala. Hal ini dilakukan Umar karena keimanan mereka masih lemah sebab belum lama memeluk agama Islam.
Hikmah Peristiwa
Dari kisah Umar di atas setidaknya ada dua hikmah yang bisa diambil pelajaran.
Pertama, menyampaikan ajaran Islam harus sesuai situasi dan kondisi. Sikap Umar ini merupakan bentuk edukasi kepada orang-orang Mekkah yang belum lama masuk Islam. Ia sadar saat itu mereka masih dalam bayang-bayang ajaran jahiliah yang menyembah berhala (patung-patung yang terbuat dari batu dan sejenisnya) yang diyakini memiliki pengaruh.
Maka, dengan ketegasan ini Umar berpesan bahwa tidak ada satu pun batu yang memiliki kemampuan tertentu kecuali hal itu berasal dari Allah seperti keberkahan yang dimiliki pada Hajar Aswad.
Kedua, pentingnya selalu mengikuti sunnah Rasul. Umar mencium Hajar Aswad dengan alasan untuk mengikuti Nabi merupakan ajaran pentingnya mengikuti sunnah-sunnah Rasul. Dalam Islam ada banyak amal ibadah yang dasarnya adalah ittiba’ atau mengikuti perbuatan Rasulullah SAW. Ini juga sebagai bentuk ketaatan yang total. Sebab, Umar tidak bertanya alasan Nabi mencium batu itu. Ia hanya ingin meniru apa yang beliau lakukan.
Sikap Umar ini merupakan antisipasi terhadap masyarakat Arab saat itu agar mereka tidak menduga ada batu yang bisa memberikan mudarat dan manfaat dengan sendirinya seperti dulu mereka meyakininya pada batu-batu berhala. Hal ini dilakukan Umar karena keimanan mereka masih lemah sebab belum lama memeluk agama Islam.
Hikmah Peristiwa
Dari kisah Umar di atas setidaknya ada dua hikmah yang bisa diambil pelajaran.
Pertama, menyampaikan ajaran Islam harus sesuai situasi dan kondisi. Sikap Umar ini merupakan bentuk edukasi kepada orang-orang Mekkah yang belum lama masuk Islam. Ia sadar saat itu mereka masih dalam bayang-bayang ajaran jahiliah yang menyembah berhala (patung-patung yang terbuat dari batu dan sejenisnya) yang diyakini memiliki pengaruh.
Maka, dengan ketegasan ini Umar berpesan bahwa tidak ada satu pun batu yang memiliki kemampuan tertentu kecuali hal itu berasal dari Allah seperti keberkahan yang dimiliki pada Hajar Aswad.
Kedua, pentingnya selalu mengikuti sunnah Rasul. Umar mencium Hajar Aswad dengan alasan untuk mengikuti Nabi merupakan ajaran pentingnya mengikuti sunnah-sunnah Rasul. Dalam Islam ada banyak amal ibadah yang dasarnya adalah ittiba’ atau mengikuti perbuatan Rasulullah SAW. Ini juga sebagai bentuk ketaatan yang total. Sebab, Umar tidak bertanya alasan Nabi mencium batu itu. Ia hanya ingin meniru apa yang beliau lakukan.
(mhy)