Tradisi Muharoman dan Asyuroan di Pesantren, dari Sedekah Sirri sampai Bikin Jimat

Jum'at, 29 Juli 2022 - 18:21 WIB
loading...
Tradisi Muharoman dan Asyuroan di Pesantren, dari Sedekah Sirri sampai Bikin Jimat
Tanggal 10 Muharram disebut Yaumul Assyura. Pada hari itu, Allah Taala memberikan ampunan (maghfirah) kepada hamba-hamba-Nya yang berdoa memohon ampunan. Foto/Ilustrasi: Antara
A A A
Suro dimaknai sebagai bulan pertama dalam sistem kalender Jawa. Malam 1 Suro diisi dengan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan tradisi kebudayaan Jawa seperti tapa bisu, tirakatan, kungkum, kirab budaya, dan pencucian pusaka.

Dr Syarifatul Marwiyah, MPdI dalam buku berjudul "Corak Budaya Pesantren di Indonesia" mencontohkan di Pondok Pesantren Salafiyah Bangil, Jawa Timur, acara malam 1 Suro itu dikenal dengan istilah Muharoman.

"Acara ini diisi dengan saling mengunjungi dari satu komplek ke komplek yang lain, karena itu semua santri menghias kamar untuk menghormati para santri lain yang berkunjung," ujar Syarifatul Marwiyah.

Pada acara Muharoman ini kiai duduk di pendopo untuk membagikan kue kepada seluruh santri. Setelah itu santri diperbolehkan melihat televisi. Televisi juga dihidupkan ketika santri selesai mengikuti ujian-ujian yang ada di pesantren.



Asyuroan
Adapun peringatan 10 Muharam di pesantren ini diistilahkan dengan Asyuroan. Kegiatan ini dirayakan dengan ritual puasa dan banyak bersedekah.

Pada hari tersebut banyak sekali santri-santri yang sedekah sirri yakni sedekah yang tidak diketahui siapa pemberinya.

Selain ritual puasa, menurut Syarifatul Marwiyah, ada juga santri yang membuat jimat menulis lafaz Basmalah sebanyak 113 kali dengan syarat penulisnya harus memiliki wudhu, menghadap kiblat, tulisan tidak boleh salah dan lafaz basmalah tersebut harus jelas 4 lubang yakni 1 lubang di huruf mimnya lafaz bismi, 1 lubang di lafaz Allah, 1 lubang di lafaz ar-Rahman, dan 1 lubang ar-Rahim. Kilasafat dari 4 lubang ini adalah 4 lubang mata air surga yang mengalirkan air jernih, susu, madu, dan arak.

Syarifatul Marwiyah mengatakan suroan dan Muharaman juga menyimpan nilai-nilai teleological, di antaranya nilai aqidah, keislaman, keteladanan, keberagaman, melestarikan tradisi, persatuan, kebahagiaan, syukur, sabar, toleransi, kerja sama, membangun kedamaian, berlapang dada, saling memaafkan, dan saling menghargai.



Istilah Suro sendiri diambil dari bahasa Arab, ‘asyaro atau ‘asyroh yang berarti “hari kesepuluh”. Ensiklopedi NU menyebutkan suronan merupakan tradisi pesantren yang dilakukan saat tibanya hari kesepuluh di bulan Muharram. Tradisi ini mempunyai sejarah yang panjang.

Tanggal 10 Muharram juga disebut hari Assyura karena diambil dari kata Al-Asyir, yang berarti ke-10. Di dalam kitab Nazatul Majalis wa Muntakhabun Mawaidz dijelaskan bahwa pada tanggal 10 Muharram Allah memuliakan 10 Nabinya.

Pertama yaitu Istofa Adama, yang berarti Allah memilih Nabi Adam. Nabi Adam memiliki salah yang karena salahnya itu, Adam diturunkan ke bumi. Istrinya Hawa diturunkan di Jeddah, sedangkan Nabi Adam di Sri Lanka. Atas kesalahan itu, Nabi Adam bertaubat dan diterima taubatnya oleh Allah pada 10 Muharram.

Kejadian kedua yaitu Allah mengangkat Nabi Idris ke langit pada pada tanggal 10 Muharram. Selanjutnya peristiwa berlabuhnya perahu Nabi Nuh yang mendarat di atas gunung Judd. Di mana air pada saat itu menggenangi bumi selama 150 hari. Air turun dari langit berwarna kuning, dan keluar dari bumi berwarna merah. Pada peristiwa ini juga Kakbah roboh.

Keempat, Allah mengangkat Nabi Ibrahim sebagai khalilullah atau kekasih Allah pada tanggal 10 Muharram. Dan kelima Allah mengampuni Nabi Daud pada tanggal 10 Muharram.



Pada 10 Muharram Allah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman. Di mana pada saat itu, Nabi Sulaiman pernah kehilangan kerajaannya. Singkatnya, Nabi Sulaiman memerangi raja kafir dan anak perempuan dari raja kafir itu dinikahi. Karena istrinya selalu rindu kepada ayahnya, istrinya memohon kepada Nabi Sulaiman untuk dibuatkan patung yang menyerupai ayahnya.

Lambat waktu ternyata istri Nabi Sulaiman ini, menyembah patung ayahnya di luar pengetahuan Nabi Sulaiman. Karena menyembah patung itu, istrinya kemudian diikuti oleh setan. Suatu ketika pada saat Nabi Sulaiman wudlu, Nabi Sulaiman memiliki cincin sakti yang tidak boleh dibawa ke kamar mandi, sehingga dititipkan kepada istrinya.

Ternyata itu bukan istrinya melainkan setan yang menyamar sebagai istri Nabi Sulaiman. Oleh karena jimat Nabi Sulaiman adalah cincin, maka hilang sebagian kekuatannya.

Peristiwa ketujuh yang terjadi pada 10 Muharam adalah Allah memberi kesembuhan kepada Nabi Ayub. Nabi Yunus selama 40 hari berada di perut ikan, kemudian keluar juga pada 10 Muharram.

Berkumpulnya Yusuf dan Yakub, yaitu bertemunya Nabi Yusuf dan Ya'qub setelah berpisah 40 tahun juga pada 10 Muharram. Peristiwa yang terjadi pada para nabi di tanggal 10 Muharram yang terakhir adalah lahirnya Nabi Isa serta naiknya ia ke langit.



Oleh karena itu tanggal 10 Muharram disebut 'Yaumul Assyura'. Pada hari itu, Allah Ta'ala memberikan ampunan (maghfirah) kepada hamba-hamba-Nya yang berdoa memohon ampunan. Seorang mukmin harus memperbanyak ibadah, mencari maghfirah-Nya, serta berpuasa dan memperbanyak sedekah kepada anak yatim. Pada hari Suronan, para santri berpuasa mengikuti Rasulullah SAW.

Dalam pelaksanaan tradisi Suronan, kalangan pesantren juga biasanya membuat bubur nasi, yaitu bubur abang (bubur merah) yang rasanya manis karena dibubuhi gula merah, dan bubur putih yang rasanya gurih. Warna-warna ini merupakan simbol dua hal yang selalu berlawanan di dunia, misalnya laki-laki dan perempuan, siang dan malam, ataupun baik dan buruk.

Bulan Suro adalah bulan terjadinya peperangan antara yang baik dan yang buruk, sebagaimana tampak dalam tragedi pembunuhan Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib di Karbala. Sebagian masyarakat Jawa menekankan momentum Suro pada malam tanggal satu Suro, yaitu malam tahun baru bagi penanggalan Jawa Kuno.

Mereka percaya pada malam ini berbagai kekuatan spiritual turun ke bumi untuk mendatangi orang-orang yang berhati bersih dan suci.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1681 seconds (0.1#10.140)