Sholat Witir Lengkap dengan Bacaan Niat, Zikir dan Doanya
loading...
A
A
A
Sholat Witir (وِتْر) adalah sholat sunnah muakkadah, ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Keutamaannya hampir menyamai sholat sunnah qabliyah Subuh.
Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam menyebutnya sebagai sholat penutup ibadah malam. Banyak Hadis menyebutkan keutamaan sholat Witir di antaranya:
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu beliau berkata: Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai ahlul Qur'an, kerjakanlah sholat Witir, sesungguhnya Allah itu ganjil (esa) dan suka kepada yang ganjil (witir)." (HR Abu Dawud)
Dari Buraidah radhiyallahu 'anhu beliau berkata: Sesungguhnya Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Sholat Witir itu haq, siapa yang tidak sholat Witir maka tidak termasuk golongan kami." (HR Abu Dawud)
Dalam satu riwayat, Nabi bersabda yang artinya: "Sesungguhnya Allah telah menyediakan kepada kalian semua sebuah sholat, yang ia lebih baik bagi kalian dari pada unta merah, yaitu sholat Witir, dan menjadikannya berada di antara sholat Isya hingga terbitnya fajar (Shadiq)."
Jumlah Rakaat
Sholat Witir ini dilaksanakan dengan bilangan ganjil. Jumlah rakaatnya maksimal 11 dan paling sedikit 1 rakaat. Namun afdhalnya atau lebih utama paling sedikit adalah 3 rakaat.
Imam an-Nawawi rahimahullah (wafat 676 H), ulama besar Mazhab Syafi'i menyebutkan: "Sholat Witir hukumnya sunnah. Minimal 1 rakaat dan afdhalnya 3 rakaat. Lebih afdhal lagi 5 rakaat, 7 rakaat, 9 rakaat kemudian 11 rakaat. Ini batasan maksimalnya menurut yang masyhur dalam Mazhab Syafi'i. Namun ada sebagian pendapat mengatakan maksimal 13 rakaat."
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan sholat Witir terbentang antara sholat Isya sampai waktu Subuh. Artinya seseorang boleh mengerjakan sholat witir di awal waktu setelah sholat Isya, pertengahan malam atau pada akhir malam sebelum waktu Subuh. Yang paling afdhal adalah waktu akhir dari sepertiga malam.
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang khawatir tidak bisa bangun malam maka sholatlah witir di awal waktu. Dan siapa yang yakin bisa bangun malam maka sholatlah witir di akhir malam. Sesungguhnya sholat di akhir waktu malam itu disaksikan oleh para Malaikat dan ini yang lebih utama." (HR Muslim)
Dalam riwayat disebutkan, dulu sahabat Abu Bakar dan Utsman radhiyallahu 'anhuma sholat witirnya pada awal waktu (setelah sholat Isya). Sementara Umar dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhuma sholat witirnya pada akhir waktu (sepertiga malam).
Bagi yang sudah mengerjakan sholat Witir pada awal waktu (setelah Isya) tidak boleh mengerjakan sholat witir lagi ketika bangun malam setelah sholat Tahajjud.
Bacaan Niat
Jika melaksanakan sholat Witir 3 rakaat maka paling afdhal dikerjakan 2 rakaat salam terlebih dahulu, baru kemudian sholat 1 rakaat lagi. Namun yang 2 rakaat pertama ini niatnya menyebutkan: "Rak'ataini minal witri" (2 rakaat dari Witir).
Tidak boleh berniat witir saja karena 2 rakaat itu adalah genap. Berikut bacaan niatnya:
Ushollii sunnatal minal witri rak'ataini Mustaqbilal Qiblatil Lillaahi Ta'ala.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah bagian dari sholat Witir dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."
Niat Sholat Witir 1 Rakaat:
Usholli Sunnatal Witri rok'atan Lillaahi Ta'ala
Artinya: "Aku niat sholat sunnah witir 1 rakaat karena Allah Ta'ala."
Zikir dan Doa Setelah Witir
Setelah selesai sholat Witir disunnahkan membaca zikir berikut 3 kali:
Subhaanal Malikil Qudduus. (Dibaca 3 kali)
Artinya: "Maha Suci Engkau yang Maha Merajai lagi Maha Suci dari berbagai kekurangan." (HR Abu Daud, An-Nasa'i dan Ibnu Majah)
Doa Setelah Sholat Witir
Allaahumma innii a'uudzu bi ridhaka min sakhathika, wa bi mu'aafaatika min 'uqubatika. Wa a'uudzu bika minka, laa uhshi tsanaa-an 'alayka anta kamaa Atsnayta 'alaa Nafsik.
Artinya: "Ya Tuhanku, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu dan dengan afiat-Mu dari siksa-Mu. Aku meminta perlindungan-Mu dari murka-Mu. Aku tidak (sanggup) menyebutkan pujian-Mu sebanyak Engkau memuji diri-Mu sendiri." (HR Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah)
Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam menyebutnya sebagai sholat penutup ibadah malam. Banyak Hadis menyebutkan keutamaan sholat Witir di antaranya:
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu beliau berkata: Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai ahlul Qur'an, kerjakanlah sholat Witir, sesungguhnya Allah itu ganjil (esa) dan suka kepada yang ganjil (witir)." (HR Abu Dawud)
Dari Buraidah radhiyallahu 'anhu beliau berkata: Sesungguhnya Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Sholat Witir itu haq, siapa yang tidak sholat Witir maka tidak termasuk golongan kami." (HR Abu Dawud)
Dalam satu riwayat, Nabi bersabda yang artinya: "Sesungguhnya Allah telah menyediakan kepada kalian semua sebuah sholat, yang ia lebih baik bagi kalian dari pada unta merah, yaitu sholat Witir, dan menjadikannya berada di antara sholat Isya hingga terbitnya fajar (Shadiq)."
Jumlah Rakaat
Sholat Witir ini dilaksanakan dengan bilangan ganjil. Jumlah rakaatnya maksimal 11 dan paling sedikit 1 rakaat. Namun afdhalnya atau lebih utama paling sedikit adalah 3 rakaat.
Imam an-Nawawi rahimahullah (wafat 676 H), ulama besar Mazhab Syafi'i menyebutkan: "Sholat Witir hukumnya sunnah. Minimal 1 rakaat dan afdhalnya 3 rakaat. Lebih afdhal lagi 5 rakaat, 7 rakaat, 9 rakaat kemudian 11 rakaat. Ini batasan maksimalnya menurut yang masyhur dalam Mazhab Syafi'i. Namun ada sebagian pendapat mengatakan maksimal 13 rakaat."
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan sholat Witir terbentang antara sholat Isya sampai waktu Subuh. Artinya seseorang boleh mengerjakan sholat witir di awal waktu setelah sholat Isya, pertengahan malam atau pada akhir malam sebelum waktu Subuh. Yang paling afdhal adalah waktu akhir dari sepertiga malam.
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang khawatir tidak bisa bangun malam maka sholatlah witir di awal waktu. Dan siapa yang yakin bisa bangun malam maka sholatlah witir di akhir malam. Sesungguhnya sholat di akhir waktu malam itu disaksikan oleh para Malaikat dan ini yang lebih utama." (HR Muslim)
Dalam riwayat disebutkan, dulu sahabat Abu Bakar dan Utsman radhiyallahu 'anhuma sholat witirnya pada awal waktu (setelah sholat Isya). Sementara Umar dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhuma sholat witirnya pada akhir waktu (sepertiga malam).
Bagi yang sudah mengerjakan sholat Witir pada awal waktu (setelah Isya) tidak boleh mengerjakan sholat witir lagi ketika bangun malam setelah sholat Tahajjud.
Bacaan Niat
Jika melaksanakan sholat Witir 3 rakaat maka paling afdhal dikerjakan 2 rakaat salam terlebih dahulu, baru kemudian sholat 1 rakaat lagi. Namun yang 2 rakaat pertama ini niatnya menyebutkan: "Rak'ataini minal witri" (2 rakaat dari Witir).
Tidak boleh berniat witir saja karena 2 rakaat itu adalah genap. Berikut bacaan niatnya:
اُصَلِّى سُنَّةَ مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatal minal witri rak'ataini Mustaqbilal Qiblatil Lillaahi Ta'ala.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah bagian dari sholat Witir dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."
Niat Sholat Witir 1 Rakaat:
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِركعة اِللهِ تَعَالَى
Usholli Sunnatal Witri rok'atan Lillaahi Ta'ala
Artinya: "Aku niat sholat sunnah witir 1 rakaat karena Allah Ta'ala."
Zikir dan Doa Setelah Witir
Setelah selesai sholat Witir disunnahkan membaca zikir berikut 3 kali:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Subhaanal Malikil Qudduus. (Dibaca 3 kali)
Artinya: "Maha Suci Engkau yang Maha Merajai lagi Maha Suci dari berbagai kekurangan." (HR Abu Daud, An-Nasa'i dan Ibnu Majah)
Doa Setelah Sholat Witir
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِرِضَاك مِنْ سَخَطِك وَبِمُعَافَاتِك مِنْ عُقُوبَتِك وَأَعُوذُ بِك مِنْك لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْك أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْت عَلَى نَفْسِك
Allaahumma innii a'uudzu bi ridhaka min sakhathika, wa bi mu'aafaatika min 'uqubatika. Wa a'uudzu bika minka, laa uhshi tsanaa-an 'alayka anta kamaa Atsnayta 'alaa Nafsik.
Artinya: "Ya Tuhanku, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu dan dengan afiat-Mu dari siksa-Mu. Aku meminta perlindungan-Mu dari murka-Mu. Aku tidak (sanggup) menyebutkan pujian-Mu sebanyak Engkau memuji diri-Mu sendiri." (HR Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah)
(rhs)