5 Alasan Mengapa Harus Berjihad dengan Harta, Nomor Terakhir Mengingatkan tentang Kematian
loading...
A
A
A
Berjihad dengan harta di jalan Allah adalah menyumbangkan harta dalam segala bidang kebaikan yang mengantarkan setiap muslim pada keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jihad dengan harta juga merupakan bukti bahwa seorang muslim menunjukkan rasa syukurnya kepada Allah.
Syaikh Nawawi Takruri dalam kitabnya Al Jihad bil Mal di Sabilillah mengatakan bahwa jihad harta adalah sarana untuk menghantarkan seseorang menuju surga. Dan stiap kegiatan memberikan sumbangan yang manfaatnya dirasakan orang banyak adalah termasuk jihad harta.
Mengeluarkan harta seperti membantu orang fakir dan miskin, membangun rumah sakit, masjid, sekolah, lembaga pendidikan dan sosial, membangun jalan, mendirikan perguruan tinggi, menyediakan lapangan kerja, mendirikan yayasan kebaikan, dan lain-lain adalah termasuk dalam kegiatan jihad harta.
Karena pada hakikatnya adalah harta yang Allah berikan kepada kita baik sedikit maupun banyak maka akan ditanya oleh Allah ta'ala, oleh karena seorang muslim harus menyiapkan jawabannya. Ketika seseorang telah berjihad di jalan Allah dengan hartanya, maka dia akan selamat.
Allah ta'ala berfirman:
"Dan kamu benar -benar akan ditanya tentang nikmat yang diberikan kepadamu."
(QS. At-Takasur : 8)
Mengapa perlu jihad harta?
Karena harta adalah amanah yang dititipkan Allah kita oleh karena itu jangan sampai kita abaikan karena itu semuanya akan ditanya. Dan Kenapa kita harus menginfaqkan harta kita di jalan Allah ?
Banyak sekali jawabannya, di antaranya:
1. Karena perintah Allah ta'ala,
Allah berfirman:
"Dan carilah dengan apa -apa yang Allah berikan kepadamu negri Akherat." (QS. Al-Qasas : 77)
2. Harta yang kita nikmati di dunia ini sedikit sekali
Sebagaimana dalam sebuah hadis disebutkan yang artinya : Berkata bani adam, "Ini hartaku, ini hartaku." Lalu Rasulullah bersabda : "Kamu tidak memiliki harta apapun kecuali shodaqoh yang telah engkau keluarkan atau makanan yang telah engkau makan, atau pakaian yang telah engkau pakai yang telah usang, maka itulah milikmu."
3. Orang yang meninggal tidak akan dikubur bersama hartanya, semuanya harus ditinggal. Namun yang dibawanya adalah amalnya.
4. Surga itu dibeli dengan infaq.
Allah taala berfirman:
"Dan itulah surga yang engkau warisi dengan sebab apa yang telah engkau amalkan."(QS. Az-Zukhruf : 72)
Yaitu amal shalih, termasuk kedalamnya adalah kedermawanan orang yang berinfaq.
Lihatlah Abu Tholhah, saat beliau mendengar nabi membacakan ayat :
"Kalian tidak akan mendapatkan surga sampai kalian menginfaqkan apa-apa yang kalian cintai." (QS. Surat Ali Imaran : 92)
Datanglah Abu Tholhah dan berkata:
" Wahai Nabi, aku mempunyai tanah di Buwairuhah, tanah yang paling bagus, berapun harganya dia takkan dijual, silahkan gunakan lebun ini untuk di jalan Allah."
Lalu apa yang dikatakan Nabi kepadanya Beliau berkata: " Bagikanlah kepada keluargamu yang terdekat yang miskin."
5. Mengingat kematian. Bahwa hidup seseorang di dunia ini sangatlah sebentar, sedangkan akherat adalah kekal.
Allah berfirman :
"Katakanlah, kenikmatan dunia adalah sedikit dan akherat adalah lebih baik bagi orang yang bertaqwa." (QS. An-Nisa' : 77)
Dan solusi agar kita dapat berinfaq adalah, dengan hidup sederhana. Yakni dengan melihat kepada yang dibawah dan jangan lihat kepada yang di atas ( dalam urusan dunia).
Nabi juga pernah mengingatkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh muslim dari sahabat Abu Hurairah, beliau bersabda:
Apabila anak adam telah meninggal maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu : Shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, san anak shalih yang mendo'akannya.
Syaikh Bin Baz mengatakan yang dimaksud shodaqoh jariyah adalah : Yang terus menerus bermanfaat seperti waqaf masjid, atau bangunan yang disewakan lalu hasilnya dishodaqohkan atau kebun sawah yang dishodaqohkan.
Allah berfirman :
*Dan tidaklah musibah itu menimpamu kecuali karena perbuatan yang telah kalian perbuat, dan Allah telah banyak mengampuni kalian." (QS. Asy Syura : 30)
Wallahu A'lam
Syaikh Nawawi Takruri dalam kitabnya Al Jihad bil Mal di Sabilillah mengatakan bahwa jihad harta adalah sarana untuk menghantarkan seseorang menuju surga. Dan stiap kegiatan memberikan sumbangan yang manfaatnya dirasakan orang banyak adalah termasuk jihad harta.
Baca Juga
Mengeluarkan harta seperti membantu orang fakir dan miskin, membangun rumah sakit, masjid, sekolah, lembaga pendidikan dan sosial, membangun jalan, mendirikan perguruan tinggi, menyediakan lapangan kerja, mendirikan yayasan kebaikan, dan lain-lain adalah termasuk dalam kegiatan jihad harta.
Karena pada hakikatnya adalah harta yang Allah berikan kepada kita baik sedikit maupun banyak maka akan ditanya oleh Allah ta'ala, oleh karena seorang muslim harus menyiapkan jawabannya. Ketika seseorang telah berjihad di jalan Allah dengan hartanya, maka dia akan selamat.
Allah ta'ala berfirman:
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
"Dan kamu benar -benar akan ditanya tentang nikmat yang diberikan kepadamu."
(QS. At-Takasur : 8)
Mengapa perlu jihad harta?
Karena harta adalah amanah yang dititipkan Allah kita oleh karena itu jangan sampai kita abaikan karena itu semuanya akan ditanya. Dan Kenapa kita harus menginfaqkan harta kita di jalan Allah ?
Banyak sekali jawabannya, di antaranya:
1. Karena perintah Allah ta'ala,
Allah berfirman:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ
"Dan carilah dengan apa -apa yang Allah berikan kepadamu negri Akherat." (QS. Al-Qasas : 77)
2. Harta yang kita nikmati di dunia ini sedikit sekali
Sebagaimana dalam sebuah hadis disebutkan yang artinya : Berkata bani adam, "Ini hartaku, ini hartaku." Lalu Rasulullah bersabda : "Kamu tidak memiliki harta apapun kecuali shodaqoh yang telah engkau keluarkan atau makanan yang telah engkau makan, atau pakaian yang telah engkau pakai yang telah usang, maka itulah milikmu."
3. Orang yang meninggal tidak akan dikubur bersama hartanya, semuanya harus ditinggal. Namun yang dibawanya adalah amalnya.
4. Surga itu dibeli dengan infaq.
Allah taala berfirman:
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan itulah surga yang engkau warisi dengan sebab apa yang telah engkau amalkan."(QS. Az-Zukhruf : 72)
Yaitu amal shalih, termasuk kedalamnya adalah kedermawanan orang yang berinfaq.
Lihatlah Abu Tholhah, saat beliau mendengar nabi membacakan ayat :
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
"Kalian tidak akan mendapatkan surga sampai kalian menginfaqkan apa-apa yang kalian cintai." (QS. Surat Ali Imaran : 92)
Datanglah Abu Tholhah dan berkata:
" Wahai Nabi, aku mempunyai tanah di Buwairuhah, tanah yang paling bagus, berapun harganya dia takkan dijual, silahkan gunakan lebun ini untuk di jalan Allah."
Lalu apa yang dikatakan Nabi kepadanya Beliau berkata: " Bagikanlah kepada keluargamu yang terdekat yang miskin."
5. Mengingat kematian. Bahwa hidup seseorang di dunia ini sangatlah sebentar, sedangkan akherat adalah kekal.
Allah berfirman :
قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَىٰ
"Katakanlah, kenikmatan dunia adalah sedikit dan akherat adalah lebih baik bagi orang yang bertaqwa." (QS. An-Nisa' : 77)
Dan solusi agar kita dapat berinfaq adalah, dengan hidup sederhana. Yakni dengan melihat kepada yang dibawah dan jangan lihat kepada yang di atas ( dalam urusan dunia).
Nabi juga pernah mengingatkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh muslim dari sahabat Abu Hurairah, beliau bersabda:
Apabila anak adam telah meninggal maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu : Shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, san anak shalih yang mendo'akannya.
Syaikh Bin Baz mengatakan yang dimaksud shodaqoh jariyah adalah : Yang terus menerus bermanfaat seperti waqaf masjid, atau bangunan yang disewakan lalu hasilnya dishodaqohkan atau kebun sawah yang dishodaqohkan.
Allah berfirman :
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
*Dan tidaklah musibah itu menimpamu kecuali karena perbuatan yang telah kalian perbuat, dan Allah telah banyak mengampuni kalian." (QS. Asy Syura : 30)
Wallahu A'lam
(wid)