Abu Yazid: Ka’bah Bukanlah Serambi Istana Raja, Bisa Dikunjungi Tiap Saat
loading...
A
A
A
ABU Yazid Thoifur bin Isa bin Surusyan al-Busthami. Lahir di Bustham yang terletak di bagian timur Laut Persia. Meninggal di Bustham pada tahun 261 H/874 M. Beliau adalah salah seorang Sulton Aulia, yang merupakan salah satu Syaikh yang ada di silsilah dalam thoriqoh Sadziliyah, Thoriqoh Suhrowardiyah dan beberapa thoriqoh lain. Tetapi beliau sendiri menyebutkan di dalam kitab karangan tokoh di negeri Irbil sbb: "...bahwa mulai Abu Bakar Shiddiq sampai ke aku adalah golongan Shiddiqiah." (
)
Perjalanan Abu Yazid menuju Ka’bah memakan waktu dua belas tahun penuh. Hal ini karena setiap kali ia bersua dengan seorang pengkhotbah yang memberikan pengajaran di dalam perjalanan itu, Abu Yazid segera membentangkan sajadahnya dan melakukan salat sunnah dua rekaat.
Mengenai hal ini Abu Yazid mengatakan: "Ka’bah bukanlah serambi istana raja, tetapi suatu tempat yang dapat dikunjungi orang setiap saat".
Akhirnya sampailah ia ke Ka’bah tetapi ia tidak pergi ke Madinah pada tahun itu juga. "Tidaklah pantas perkunjungan ke Madinah hanya sebagai pelengkap saja." Abu Yazid menjelaskan, "Saya akan mengenakan pakaian haji yang berbeda untuk mengunjungi Madinah". ( )
Tahun berikutnya sekali lagi ia menunaikan ibadah Haji. Ia mengenakan pakaian yang berbeda untuk setiap tahap perjalanannya sejak mulai menempuh padang pasir. Di sebuah kota dalam perjalanan tersebut, suatu rombongan besar telah menjadi muridnya dan ketika ia meninggalkan Tanah Suci, banyak orang yang mengikutinya.
"Siapakah orang-orang ini?" ia bertanya sambil melihat kebelakang.
"Mereka ingin berjalan bersamamu," terdengar sebuah jawaban.
"Ya Allah!" Abu Yazid memohon. "Janganlah Engkau tutup penglihatan hamba-hamba-Mu karenaku".
Untuk menghilangkan kecintaan mereka kepada dirinya dan agar dirinya tidak menjadi penghalang bagi mereka, maka setelah selesai melakukan salat subuh, Abu Yazid berseru kepada mereka, "Ana Allah, Laa ilaha illa ana, Fa’budni". Sesungguhnya Aku adalah Allah, Tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka Sembahlah Aku"
"Abu Yazid sudah gila!" seru mereka kemudian meninggalkannya. (
)
Abu Yazid meneruskan perjalanannya. Di tengah perjalanan, ia menemukan sebuah tengkorak manusia yang bertuliskan, Tuli, bisu, buta ...mereka tidak memahami. Sambil menangis Abu Yazid memungut tengkorak itu lalu menciuminya. "Tampaknya ini adalah kepala seorang sufi," gumamnya. "Yang menjadi tauhid di dalam Allah… Ia tidak lagi mempunyai telinga untuk mendengar suara abadi, tidak lagi mempunyai mata untuk memandang keindahan abadi, tidak lagi mempunyai lidah untuk memuji kebesaran Allah, dan tak lagi mempunyai akal walaupun untuk merenung secuil pengetahuan Allah yang sejati. Tulisan ini adalah mengenai dirinya". ( )
Perjalanan Abu Yazid menuju Ka’bah memakan waktu dua belas tahun penuh. Hal ini karena setiap kali ia bersua dengan seorang pengkhotbah yang memberikan pengajaran di dalam perjalanan itu, Abu Yazid segera membentangkan sajadahnya dan melakukan salat sunnah dua rekaat.
Mengenai hal ini Abu Yazid mengatakan: "Ka’bah bukanlah serambi istana raja, tetapi suatu tempat yang dapat dikunjungi orang setiap saat".
Akhirnya sampailah ia ke Ka’bah tetapi ia tidak pergi ke Madinah pada tahun itu juga. "Tidaklah pantas perkunjungan ke Madinah hanya sebagai pelengkap saja." Abu Yazid menjelaskan, "Saya akan mengenakan pakaian haji yang berbeda untuk mengunjungi Madinah". ( )
Tahun berikutnya sekali lagi ia menunaikan ibadah Haji. Ia mengenakan pakaian yang berbeda untuk setiap tahap perjalanannya sejak mulai menempuh padang pasir. Di sebuah kota dalam perjalanan tersebut, suatu rombongan besar telah menjadi muridnya dan ketika ia meninggalkan Tanah Suci, banyak orang yang mengikutinya.
"Siapakah orang-orang ini?" ia bertanya sambil melihat kebelakang.
"Mereka ingin berjalan bersamamu," terdengar sebuah jawaban.
"Ya Allah!" Abu Yazid memohon. "Janganlah Engkau tutup penglihatan hamba-hamba-Mu karenaku".
Untuk menghilangkan kecintaan mereka kepada dirinya dan agar dirinya tidak menjadi penghalang bagi mereka, maka setelah selesai melakukan salat subuh, Abu Yazid berseru kepada mereka, "Ana Allah, Laa ilaha illa ana, Fa’budni". Sesungguhnya Aku adalah Allah, Tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka Sembahlah Aku"
"Abu Yazid sudah gila!" seru mereka kemudian meninggalkannya. (
Baca Juga
Abu Yazid meneruskan perjalanannya. Di tengah perjalanan, ia menemukan sebuah tengkorak manusia yang bertuliskan, Tuli, bisu, buta ...mereka tidak memahami. Sambil menangis Abu Yazid memungut tengkorak itu lalu menciuminya. "Tampaknya ini adalah kepala seorang sufi," gumamnya. "Yang menjadi tauhid di dalam Allah… Ia tidak lagi mempunyai telinga untuk mendengar suara abadi, tidak lagi mempunyai mata untuk memandang keindahan abadi, tidak lagi mempunyai lidah untuk memuji kebesaran Allah, dan tak lagi mempunyai akal walaupun untuk merenung secuil pengetahuan Allah yang sejati. Tulisan ini adalah mengenai dirinya". ( )
(mhy)