Ketika Hewan Menjadi Gemuk karena Mengonsumsi Daging Yakjuj dan Makjuj
loading...
A
A
A
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah mengabarkan bahwa Yakjuj dan Makjuj akan sukses menjebol dinding benteng yang dibangun Dzulqarnain . Setelah itu, mereka mengacaukan bumi, menghabiskan air bendungan, sehingga Allah SWT menurunkan penyakit bagi mereka. Yakjuj dan Makjuj mati menjadi bangkai. Ternak pun gemuk-gemuk karena mengonsumsi daging Yakjuj dan Makjuj.
Ibnu Katsir saat menafsirkan Surat Al-Kahfi ayat 97-99 menukil hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad tentang perjuangan Yakjuj dan Makjuj membobol benteng (bendungan) yang mengurung mereka.
Hadis itu, dari Abi Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bercerita, sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj benar-benar menggali bendungan itu setiap malam, manakala mereka hampir menembusnya, terbitlahlah sinar matahari, pemimpin mereka berkata, "Marilah kita pulang, besok kita lanjutkan lagi galian ini."
Akan tetapi, pada malam berikutnya bendungan itu utuh kembali dan lebih kuat daripada semula. Mereka terus melakukan hal itu, dan apabila Allah berkehendak mengeluarkan mereka ke masyarakat manusia, dan mereka melihat sinar matahari, maka pemimpin mereka berkata.”Marilah kita pulang, besok kita lanjutkan galian ini. Insya Allah.''
Ternyata mereka mengucapkan kalimat 'Insya Allah'. Maka pada malam berikutnya saat mereka kembali, ternyata mereka menjumpai hasil galiannya tetap ada seperti saat mereka meninggalkannya. Lalu mereka menggalinya dan berhasil menjebol bendungan itu, kemudian mereka menuju ke khalayak ramai manusia.
Mereka menghirup air sehingga kering, dan manusia berlindung dari serangan mereka di benteng-bentengnya. Kemudian Yakjuj dan Makjuj membidikkan anak-anak panah mereka ke arah langit, lalu anak-anak panah mereka jatuh kembali dengan membawa cairan seperti darah.
Maka mereka berkata, "Kita berhasil mengalahkan bumi dan menang atas penduduk langit."
Maka Allah menimpakan penyakit di leher-leher mereka berupa ulat, sehingga ulat-ulat itu membunuh mereka semua. Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda:
"Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya hewan-hewan di bumi benar-benar menjadi gemuk-gemuk dan hidup senang karena daging dan darah bangkai Yakjuj dan Makjuj".
Imam Ahmad telah meriwayatkannya pula dari Hasan Ibnu Musa Al-Asyhab, dari Sufyan, dari Qatadah dengan sanad yang sama.
Menurut Ibnu Katsir, hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Azhar ibnu Marwan, dari Abdul A'la, dari Sa'id ibnu Abu Arubah, dari Qatadah yang menceritakan bahwa Abu Rafi' pernah menceritakan hadis ini.
Imam Turmuzi mengetengahkannya melalui hadis Abu Uwwanah, dari Qatadah. Kemudian ia mengatakan bahwa hadis ini garib, tidak dikenal melainkan hanya dari jalur ini, sanadnya jayyid lagi kuat.
Mengandung Keganjilan
Akan tetapi, kata Ibnu Katsir, matan (teks) hadis mengandung keganjilan dalam predikat marfu'-nya, karena makna lahiriah Surat Al-Kahfi ayat 97-99 menunjukkan bahwa Yakjuj dan Makjuj tidak mampu menaikinya dan tidak mampu pula melubanginya, mengingat kerasnya bendungan itu serta kekuatan dan kekokohannya.
Allah SWT berfirman:
{فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا (97) قَالَ هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا (98) وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا (99) }
"Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Zulqarnain berkata: "(dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku. Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar.”
Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. ( QS Al-Kahfi : 97-99)
Ibnu Katsir saat menafsirkan Surat Al-Kahfi ayat 97-99 menukil hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad tentang perjuangan Yakjuj dan Makjuj membobol benteng (bendungan) yang mengurung mereka.
Hadis itu, dari Abi Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bercerita, sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj benar-benar menggali bendungan itu setiap malam, manakala mereka hampir menembusnya, terbitlahlah sinar matahari, pemimpin mereka berkata, "Marilah kita pulang, besok kita lanjutkan lagi galian ini."
Akan tetapi, pada malam berikutnya bendungan itu utuh kembali dan lebih kuat daripada semula. Mereka terus melakukan hal itu, dan apabila Allah berkehendak mengeluarkan mereka ke masyarakat manusia, dan mereka melihat sinar matahari, maka pemimpin mereka berkata.”Marilah kita pulang, besok kita lanjutkan galian ini. Insya Allah.''
Ternyata mereka mengucapkan kalimat 'Insya Allah'. Maka pada malam berikutnya saat mereka kembali, ternyata mereka menjumpai hasil galiannya tetap ada seperti saat mereka meninggalkannya. Lalu mereka menggalinya dan berhasil menjebol bendungan itu, kemudian mereka menuju ke khalayak ramai manusia.
Mereka menghirup air sehingga kering, dan manusia berlindung dari serangan mereka di benteng-bentengnya. Kemudian Yakjuj dan Makjuj membidikkan anak-anak panah mereka ke arah langit, lalu anak-anak panah mereka jatuh kembali dengan membawa cairan seperti darah.
Maka mereka berkata, "Kita berhasil mengalahkan bumi dan menang atas penduduk langit."
Maka Allah menimpakan penyakit di leher-leher mereka berupa ulat, sehingga ulat-ulat itu membunuh mereka semua. Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda:
"Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya hewan-hewan di bumi benar-benar menjadi gemuk-gemuk dan hidup senang karena daging dan darah bangkai Yakjuj dan Makjuj".
Imam Ahmad telah meriwayatkannya pula dari Hasan Ibnu Musa Al-Asyhab, dari Sufyan, dari Qatadah dengan sanad yang sama.
Menurut Ibnu Katsir, hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Azhar ibnu Marwan, dari Abdul A'la, dari Sa'id ibnu Abu Arubah, dari Qatadah yang menceritakan bahwa Abu Rafi' pernah menceritakan hadis ini.
Imam Turmuzi mengetengahkannya melalui hadis Abu Uwwanah, dari Qatadah. Kemudian ia mengatakan bahwa hadis ini garib, tidak dikenal melainkan hanya dari jalur ini, sanadnya jayyid lagi kuat.
Mengandung Keganjilan
Akan tetapi, kata Ibnu Katsir, matan (teks) hadis mengandung keganjilan dalam predikat marfu'-nya, karena makna lahiriah Surat Al-Kahfi ayat 97-99 menunjukkan bahwa Yakjuj dan Makjuj tidak mampu menaikinya dan tidak mampu pula melubanginya, mengingat kerasnya bendungan itu serta kekuatan dan kekokohannya.
Allah SWT berfirman:
{فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا (97) قَالَ هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا (98) وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا (99) }
"Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Zulqarnain berkata: "(dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku. Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar.”
Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. ( QS Al-Kahfi : 97-99)