Lokasi Tembok Yakjuj dan Makjuj Diyakini di Antara Samarkand dan India

Kamis, 08 September 2022 - 23:44 WIB
loading...
Lokasi Tembok Yakjuj dan Makjuj Diyakini di Antara Samarkand dan India
Celah gunung antara Uzbekistan dan India yang terletak di jalur utama Turkestan ke India diyakini sebagai tembok Yakjuj dan Makjuj. Foto ilustrasi/Ist
A A A
Lokasi tembok Yakjuj dan Makjuj (Gog dan Magog) makhluk perusak di akhir zaman menarik untuk kita ulas. Meski mereka melubanginya setiap hari, Allah belum mengizinkan mereka keluar kecuali menjelang Kiamat yang waktunya hanya Allah Yang Maha Tahu.

Hingga kini bangsa barbar tersebut masih terkunci dalam dinding yang dibangun Raja Dzulqarnain sebagaimana dikisahkan dalam Surat Al-Kahfi. Adapun lokasi tembok Yakjuj dan Makjuj masih menjadi misteri. Al-Qur'an menyatakan tempat mereka berada di antara dua gunung. (QS Al-Kahfi: 93)

Ada yang menyebut tembok Yakjuj dan Makjuj berada di belakang pegunungan Qoqaz (Kaukasus). Menurut Al-Lajnah Ad-Da'imah, mereka tinggal di benua Asia bagian utara Cina. Sementara Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir "The Holy Qur'an" menuliskan bahwa lokasinya di Distrik Hissar Uzbekistan, 240 Km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India.

Tembok Besi di Antara Samarkand dan India
Lokasi Tembok Yakjuj dan Makjuj Diyakini di Antara Samarkand dan India

Ibnu Katsir menerangkan bahwa Yakjuj dan Makjuj adalah keturunan Adam dari keturunan Nuh, dari anak keturunan Yafits, nenek moyang bangsa Turk. Mereka tidak akan mati kecuali memiliki keturunan sejumlah seribu atau lebih.

Dari Abdullah bin 'Amr, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj dari keturunan Adam. Sekiranya mereka dilepas niscaya mereka akan merusak kehidupan manusia, dan tidak mati salah seorang dari mereka melainkan ia meninggalkan dari keturunannya seribu atau lebih." (HR Ath-Thabrani)

Dalam penelitian "Analisis Hadis-hadis Asyrath As-Sa'ah As-Sughra wal-Kubra" karya Fadhilah (dosen UIN Sumut) dijelaskan bahwa Dzulqarnain membangun dinding Yakjuj dan Makjuj untuk menghalangi antara mereka dan tetangga mereka dari kejahatan Yakjuj dan Makjuj. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur'an:

قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الأرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا (94) قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا (95)

Artinya: "Mereka berkata, "Wahai Dzulqarnain, sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk) yang berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?' Dzulqarnain berkata, "Apa yang telah dianugerahkan Rabb-ku kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka." (QS Al-Kahfi Ayat 94-95)

Menurut Ibnu Katsir dalam "Bidaayah wan Nihaayah", sebagian raja dan para ahli sejarah berusaha mengetahui tempatnya. Di antaranya adalah Khalifah Abbasiyah Al-Watsiq (berkuasa 842-847) pernah mengutus beberapa gubernurnya bersama pasukannya untuk melihat dan meneliti dinding tersebut.

Maka mereka menelusuri dari suatu negeri ke negeri lain, dan satu kerajaan ke kerajaan lainnya hingga mereka bertemu dinding yang terbuat dari besi juga timah. Mereka melihat sebuah pintu dengan kuncinya yang sangat besar.

Demikian pula mereka melihat susu-susu dan madu pada sebuah benteng di sana, dan dijaga oleh penjaga dari kerajaan-kerajaan yang berbatasan dengannya. Dinding itu sangat tinggi sekali, tidak dapat didaki juga gunung-gunung yang ada di sekitarnya tidak dapat didaki.

Setelah itu mereka kembali ke negeri mereka setelah mengembara lebih dari 2 tahun dan menyaksikan banyak keajaiban. Kisah ini disebutkan oleh Ibnu Katsir akan tetapi beliau tidak menyebutkan sanadnya, maka hanya Allah-lah yang mengetahui kebenaran kisah tersebut.

Dinding itu dibuat dengan menggunakan potongan-potongan besi, kemudian cairan timah dituangkan di atasnya sehingga menjadi sebuah penutup yang sangat kuat. Sayyid Quthub dalam Tafsiir azh-Zhilal berkata, "Ditemukan sebuah dinding penghalang di dekat Kota Tirmidz yang terkenal dengan pintu besi pada awal abad ke-15 Masehi.

Seorang ilmuwan Jerman bernama Sild Berger pernah melewatinya dan mengabadikannya dalam bukunya. Demikian pula seorang ahli sejarah dari Spanyol Kla Pejo di dalam perjalannya pada Tahun 1403 M, dan beliau berkata, "Penutup kota pintu besi ada di jalan antara Samarkand dan India." Bisa saja dinding penghalang itu adalah dinding yang dibangun oleh Dzulqarnain.

Lokasi tembok Yakjuj dan Makjuj di antara Samarkand dan India ini sama seperti yang diungkapkan Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir "The Holy Qur'an" yaitu di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 Km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu.

Sekadar informasi, Samarkand adalah nama kota di Provinsi Samarqand, Uzbekistan. Kota ini pernah ditaklukkan Aleksander Agung pada Tahun 329 SM. Pada abad ke-14 Timur Leng menjadikan Samarkand sebagai ibu kota kerajaan yang besar.

Celah gunung antara Uzbekistan dan India berada di jalur utama Turkestan ke India dengan kordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama "Buzghol-Khana" dalam bahasa Turki. Orang Arab menyebutnya dengan nama "Bab al Hadid". Sedangkan Persia menyebutnya "Dar-i-Ahani". Cina menamakannya "Tie-Men-Kuan" yang semuanya memiliki arti "Pintu Gerbang Besi".

Diceritakan dalam Kitab Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaqkarya Al-Syarif Al-Idrisi, Tahun 842 Khalifah Al-Watsiq bermimpi bahwa dinding pembatas yang mengurung suku itu hancur. Karena mimpi itulah ia mengutus sebuah tim ekspedisi yang dipimpin oleh Sallam. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu.

Saat itu Sallam ditemani 50 orang. Penelitian itu memakan biaya yang cukup besar sebesar 5000 Dinar. Mereka mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 meter dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa.

Kisah lain menyebutkan Sallam melihat pegunungan yang terpisah oleh lembah. Luas lembah sekitar 150 meter dan lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter. Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1736 seconds (0.1#10.140)