Syaikh Ibnu Atha'illah: Ruhnya Amal Adalah Ikhlas, Ini Penjelasannya

Sabtu, 10 September 2022 - 23:29 WIB
loading...
Syaikh Ibnu Athaillah:...
Ikhlas adalah berlepas dari ikatan dan kebergantungan dengan apa pun sehingga yang dituju hanya ridho Allah semata. Foto/dok mukjizat.co
A A A
Dalam Kitab Al-Hikam karya Syaikh Ibnu Atha'illah as-Sakandari (wafat 1309) menjelaskan hakikat Ikhlas yang jarang diketahui orang. Ulama besar sufi kelahiran Alexandria Mesir ini mengatakan bahwa ruhnya amal adalah ikhlas.

اَلْأَعْمَالُ صُوَرٌ قَائِمَةٌ، وَأَرْوَاحُـهَا وُجُوْدُ سِرِّ اْلإِخْلاَصِ فِيهَا

Artinya: "Amal-amal itu adalah bentuk-bentuk yang tampil (secara lahiriyah), adapun ruh-ruh yang menghidupkannya adalah hadirnya keikhlasan (cahaya ikhlas) pada amal tersebut."

Syaikh Ibnu Athaillah menyebutkan dua kata yaitu amal dan ikhlas. Amal itu ibarat jasad yang tak bernyawa, sedangkan keikhlasan ibarat ruh yang menjadikan jasad itu hidup.

Beliau mengatakan dalam hikmahnya bahwa kita harus ikhlas dalam beramal. Ikhlas artinya berlepas dari ikatan dan kebergantungan dengan apa pun, sehingga kita dapat menghilangkan sifat riya dan ujub.

Para ulama berkata: "Luruskan amalmu dengan ikhlas dan luruskan ikhlasmu dengan berlepas dari segala daya dan kekuatan."

Dikisahkan, suatu hari Rasulullah SAW berkumpul dengan beberapa sahabatnya, datanglah seorang wanita kafir membawa beberapa buah jeruk sebagai hadiah. Rasulullah SAW menerimanya dengan senyuman gembira. Lalu mulailah jeruk itu dimakan oleh Rasulullah SAW dengan tersenyum, sebiji demi sebiji hingga habislah semua jeruk tersebut.

Ketika wanita itu meminta izin untuk pulang, maka salah seorang sahabat segera bertanya mengapa tidak sedikit pun Rasulullah menyisakan jeruk tadi untuk sahabat lainnya. Rasulullah SAW pun menjawab: "Tahukah kamu, sebenarnya buah jeruk itu terlalu asam sewaktu saya merasakannya pertama kali. Kalau kalian turut makan, saya takut ada di antara kalian yang akan mengernyitkan dahi atau memarahi wanita tersebut. Saya takut hatinya akan tersinggung. Sebab itu saya habiskan semuanya."

Inilah satau contoh akhlak yang agung. Ia tidak dapat dipoles di permukaan, tetapi semata-mata karena cahaya ikhlas yang sudah tertanam di dalam hati. Sikap dan perilaku adalah cerminan hati. Dalam sebuah Hadits Qudsi, Rasulullah SAW bersabda:

"Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, 'Aku telah menanyakan hal itu kepada Allah', lalu Allah berfirman: "(Ikhlas) adalah salah satu dari rahasia-Ku, yang Aku berikan ke dalam hati orang-orang yang Aku cintai dari kalangan hamba-hamba-Ku."

Imam Hasan Al-Bashari barkata, "Aku pernah bertanya kepada sahabat Hudzaifah tentang ikhlas. Beliau menjawab: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW ikhlas itu apa, beliau menjawab: "Aku pernah menanyakan tentang ikhlas itu kepada Malaikat Jibril dan beliau menjawab: "Aku pernah bertanya tentang hal itu kepada Allah Rabbul 'Izzaah, dan Dia menjawab: "Ikhlas ialah rahasia di antara rahasia-rahasia-Ku yang Kutitipkan di hati hamba-Ku yang Aku cintai."

Ikhlas itu berbeda (bertingkat) sesuai dengan tingkatan orang yang beramal. Keikhlasan orang-orang yang sudah Ma'rifat kepada Allah, mereka akan selalu melihat kepada Allah.

Artinya, gerak dan diamnya badan dan hatinya itu semua atas kehendak Allah. Mereka tidak merasa kalau bisa beramal kecuali karena pertolongan Allah, bukan karena kekuatan dirinya sendiri.

Wallahu A'lam

(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3139 seconds (0.1#10.140)