10 Adab Berbicara Sesuai Tuntunan Rasul, Nomor Terakhir Jaga Nada Suara
loading...
A
A
A
Dalam menggunakan bahasa lisan (berbicara), tentu harus menggunakan bahasa yang baik, mudah dipahami dan dimengerti. Jangan sampai bahasa lisan yang disampaikan menyakiti orang lain, ketus, nyelekit dan menimbulkan permusuhan. Akhlak yang baik akan mengeluarkan bahasa yang baik.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah mencontohkan kepada kita. Betapa lembut dan dan santunnya perkataan beliau. Sehingga masing-masing lawan bicaranya merasa dia yang paling dimuliakan Rasulullah. Ada banyak adab dan cara berbicara yang dicontohkan Rasulullah ini.
Disarikan dari berbagai sumber, berikut beberapa adab berkomunikasi sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
1. Jangan terlalu berceloteh
Berhati-hatilah dari terlalu banyak berceloteh dan terlalu banyak berbicara. Jadikan ucapan yang disampaikan menjadi perkataan yang ringkas, jelas yang tidak bertele-tele yang dengannya akan memperpanjang pembicaraan.
Allah Ta’ala berfirman:
“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar“. (QS An nisa:114)
Dan ketahuilah wahai muslimah, semoga Allah Ta’ala merahmatimu dan menunjukimu kepada jalan kebaikan, bahwa di sana ada yang senantiasa mengamati dan mencatat perkataanmu. Allah Ta'ala berfirman :
“Seorang duduk di sebelah kanan,dan yang lain duduk disebelah kiri.tiada satu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS Qaaf:17-18).
2. Berbicara dengan Hati-hati
Berusahalah mengontrol lidah hanya untuk mengucapkan perkataan yang bernilai positif dan tidak menyinggung atau menyakiti. Berbicaralah dengan hati-hati, jangan sampai lepas kendali. Hendaknya kita pun senantiasa mengingat akan satu firman Allah Ta'ala yang artinya: “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir,” (QS. Qaaf : 18)
3. Berkata yang baik, jika tidak hendaknya diam
Berkata yang baik juga merupakan salah satu ciri orang yang beriman kepada Allah. Sekiranya tidak mampu untuk berbicara yang baik, atau merasa bibir ini gatal manakala mendengar orang bergosip, maka sebaiknya menjauhlah dari hal-hal tersebut. Jangan turut mendengarkan, yang akan memancing untuk turut serta.
Rasulullah SAW bersabda:“ Siapa yang beriman Kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam,” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Tidak mencela
Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah seorang mukmin tidak suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji,” (HR. Tirmidzi dengan sanad shahih). Dengan kata lain, hadis di atas mengatakan bahwa orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang selalu berbicara dalam kebaikan.
Alah Ta’ala berfirman:
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah mencontohkan kepada kita. Betapa lembut dan dan santunnya perkataan beliau. Sehingga masing-masing lawan bicaranya merasa dia yang paling dimuliakan Rasulullah. Ada banyak adab dan cara berbicara yang dicontohkan Rasulullah ini.
Disarikan dari berbagai sumber, berikut beberapa adab berkomunikasi sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
1. Jangan terlalu berceloteh
Berhati-hatilah dari terlalu banyak berceloteh dan terlalu banyak berbicara. Jadikan ucapan yang disampaikan menjadi perkataan yang ringkas, jelas yang tidak bertele-tele yang dengannya akan memperpanjang pembicaraan.
Allah Ta’ala berfirman:
لَا خَيۡرَ فِىۡ كَثِيۡرٍ مِّنۡ نَّجۡوٰٮهُمۡ اِلَّا مَنۡ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوۡ مَعۡرُوۡفٍ اَوۡ اِصۡلَاحٍۢ بَيۡنَ النَّاسِ ؕ وَمَن يَّفۡعَلۡ ذٰ لِكَ ابۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ اللّٰهِ فَسَوۡفَ نُـؤۡتِيۡهِ اَجۡرًا عَظِيۡمًا
“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar“. (QS An nisa:114)
Dan ketahuilah wahai muslimah, semoga Allah Ta’ala merahmatimu dan menunjukimu kepada jalan kebaikan, bahwa di sana ada yang senantiasa mengamati dan mencatat perkataanmu. Allah Ta'ala berfirman :
عن اليمين وعن الشمال قعيد. ما يلفظ من قولٍ إلا لديه رقيب عتيد
“Seorang duduk di sebelah kanan,dan yang lain duduk disebelah kiri.tiada satu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS Qaaf:17-18).
2. Berbicara dengan Hati-hati
Berusahalah mengontrol lidah hanya untuk mengucapkan perkataan yang bernilai positif dan tidak menyinggung atau menyakiti. Berbicaralah dengan hati-hati, jangan sampai lepas kendali. Hendaknya kita pun senantiasa mengingat akan satu firman Allah Ta'ala yang artinya: “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir,” (QS. Qaaf : 18)
3. Berkata yang baik, jika tidak hendaknya diam
Berkata yang baik juga merupakan salah satu ciri orang yang beriman kepada Allah. Sekiranya tidak mampu untuk berbicara yang baik, atau merasa bibir ini gatal manakala mendengar orang bergosip, maka sebaiknya menjauhlah dari hal-hal tersebut. Jangan turut mendengarkan, yang akan memancing untuk turut serta.
Rasulullah SAW bersabda:“ Siapa yang beriman Kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam,” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Tidak mencela
Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah seorang mukmin tidak suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji,” (HR. Tirmidzi dengan sanad shahih). Dengan kata lain, hadis di atas mengatakan bahwa orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang selalu berbicara dalam kebaikan.
Alah Ta’ala berfirman:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٌ مِّنۡ قَوۡمٍ عَسٰٓى اَنۡ يَّكُوۡنُوۡا خَيۡرًا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآءٌ مِّنۡ نِّسَآءٍ عَسٰٓى اَنۡ يَّكُنَّ خَيۡرًا مِّنۡهُنَّۚ وَلَا تَلۡمِزُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُوۡا بِالۡاَلۡقَابِؕ بِئۡسَ الِاسۡمُ الۡفُسُوۡقُ بَعۡدَ الۡاِيۡمَانِ ۚ وَمَنۡ لَّمۡ يَتُبۡ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوۡنَ