Bolehkah Bilang Sudah Habis Kesabaranku? Begini Penjelasan dalam Islam

Rabu, 28 September 2022 - 10:59 WIB
loading...
Bolehkah Bilang Sudah Habis Kesabaranku? Begini Penjelasan dalam Islam
Sabar adalah amalan yang agung, sampai-sampai Allah Subhanahu wa Taala mengatakan bahwa Allah bersama orang yang sabar. Dan menurut para ulama, balasan orang yang melakukan kesabaran itu tidak terbatas. Foto ilustrasi/ist
A A A
Sabar adalah amalan yang agung , sampai-sampai Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan bahwa Allah bersama orang yang sabar. Dan menurut para ulama, balasan orang yang melakukan kesabaran itu tidak terbatas. Pahalanya lebih banyak dari apa yang diperhitungkan dan lebih besar daripada apa yang ditakar di mizan (timbangan) pahala, kelak di yaumil hisab (hari perhingan amal).

Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ


“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar : 10)



Sabar adalah jalan kemenangan. Baik menang di dunia dan menang di akhirat. Namun banyak orang tidak menyadari besarnya pahala sabar ini. Banyak orang memilih jalan menjadi pribadi yang tidak sabaran.

Sering orang-orang berkata “nanti habis kesabaranku” atau “sudah habis kesabaranku”. Ini adalah perkataan yang tidak patut dan keliru. Atau ada juga yang berujar dengan ungkapan bahwa “sabar itu ada batasnya”.

Perkataan seperti itu tidak dibenarkan dalam Islam. Karena akan memunculkan sifat dendam dan kebencian serta tidak mau menerima kenyataan. Padahal, sabar itu adalah penanda keikhlasan kita. Yakni apakah kita menerima semua ketentuan Allah sebagai hamba, atau apakah kita menolak dan protes terhadap yang sudah digariskan Allah.

Menukil pandangan Imam An-Nawawi dalam Kitab Riyadhus Shalihinkarya Imam An-Nawawi, beliau ingin menunjukkan bahwa kesabaran perlu dibiasakan oleh seorang hamba yang beriman. Karena sesungguhnya kesabaran adalah nikmat.

Imam An-Nawawi mengatakan bahwa salah satu bentuk kesabaran yang besar ganjarannya adalah ketabahan saat menghadapi kesedihan dan kehilangan sesuatu yang dianggap berharga baginya.

“Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : “Allah berfirman, jika seorang hamba ditinggal mati orang yang paling dicintainya; lalu ia bersabar dan mengharapkan pahala dari Allah, maka tidak ada pahala baginya kecuali surga."(H.R Bukhari).

Dan Allah sendiri yang memerintahkan agar seorang mesti bersabar. Firman-Nya :

وَاصْبِرُوا إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ


“Dan bersabarlah! Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal:46)

Sabar itu perintah dan kewajiban yang datang dari Allah seperti perintah yang lainnya, yakni sholat, puasa, atau sedekah. Akan berlangsung selamanya sampai kita meninggal. Dan kalau ditanya sampai kapan sabarnya? Jawabnya adalah sebagaimana firman Allah Ta’ala :

وَا عْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَـقِيْنُ


"dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu." (QS. Al-Hijr 15 : 99)

Sehingga, sejatinya aabar adalah pintu menuju kemenangan, baik kemenangan lahiriah maupun rohaniah. Sabar itu tidak ada batasnya.

Sabar memang sulit, tapi bisa dilatih dan perlu pengetahuan tentang sabar tersebut. Sebab, semua yang terlahir di dunia ini pasti merasakan kesulitan, kepahitan dan kesempitan dalam hidup karena kebahagian yang sejati ketika ia telah masuk ke dalam surga. Selama di dunia ini, kita harus bersabar menghadapi kesedihan atau kesulitan apapun.

Dalam hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman, “Anak Adam itu telah menyakiti-Ku (karena) dia suka mencela masa (waktu), dan Aku-lah pencipta (pengatur) waktu itu. Di tangan-Ku lah segala urusan, Aku menggilir siang dan malam”. (H.R. Bukhari Muslim).

Imam An-Nawawi rahimahullah pernah menjelaskan tentang hadis di atas bahwa dahulu orang-orang Arab kebiasaan mereka adalah mencela dan menghina waktu. Pada saat itu mereka tertimpa berbagai macam musibah seperti kematian, kepikunan, hilang (rusak)-nya harta dan lain sebagainya, mereka tidak bersabar bahkan mereka mengucapkan 'Ya khoybah dahr’ (ungkapan mencela waktu) dan ucapan celaan lainnya yang ditujukan kepada waktu.


Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3566 seconds (0.1#10.140)