Gambaran Kenikmatan dan 15 Nama Surga Menurut Al-Quran
loading...
A
A
A
Banyak ayat di dalam al-Quran yang berbicara tentang surga. Dalam bahasa Arab surga disebut al-Jannah diambil dari ungkapan al-hadiqah zatusy-syajar (kebun atau taman yang terdiri dari berbagai macam pepohonan).
Keistimewaan surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya digambarkan Allah SWT dalam hadis qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra , "Aku (Allah) telah menyediakan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh suatu balasan (surga) yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas di dalam hati.” ( HR Bukhari ).
Setelah Rasulullah SAW menggambarkan surga, Beliau SAW kemudian membaca ayat Al-Quran, “Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” ( QS as-Sajadah [32 ]: 17).
Kenikmatan yang diberikan Allah SWT di dalam surga bersifat kekal, tidak pernah habis, dan banyaknya tak terhitung. Dari semua kenikmatan tersebut, nikmat yang paling tinggi yang akan dirasakan penghuni surga ialah menyaksikan Allah SWT. Seperti diterangkan dalam firman-Nya, "Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Memandang Tuhannya." ( QS al-Qiyamah [75] :22-23).
Luas surga digambarkan seluas langit dan bumi. Seperti diterangkan Al-Quran, "Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. ( QS Ali Imran [3] : 133). Disebutkan pula, di dalamnya mengalir sungai-sungai yang bermacam-macam dan diberi nama sesuai dengan keadaan dan sifat airnya.
Ada sungai air jernih, yaitu airnya selalu dalam keadaan jernih, tidak berubah rasa dan baunya. Ada pula sungai susu karena airnya terdiri atas air susu yang juga tidak berubah rasanya. Kemudian, ada juga sungai arak (khamar), yaitu airnya terdiri atas khamar yang sangat lezat rasanya, tapi tidak memabukkan. Selanjutnya, ada pula sungai madu, yang airnya terdiri atas madu yang disaring. ( QS Muhammad [47] : 15).
Perhiasan yang diberikan kepada penghuni surga terdiri atas emas, mutiara, serta pakaian yang terbuat dari sutra. ( QS Fathir [35] : 33), baik sutra yang halus tipis maupun tebal. ( QS ad-Dukhan [44] : 53). Sedangkan, makanan dan minuman mereka terdiri atas berbagai macam jenis, terserah apa saja yang mereka inginkan, semuanya tersedia. ( QS az-Zukhruf [43] : 71).
Penduduk surga atau mereka yang akan memasukinya disebut dengan ahlul jannah atau ashabul jannah. Penghuni surga benar-benar dimanjakan. Piring-piring dan gelas-gelas mereka saja semuanya terbuat dari emas. Di samping peralatan dari emas, ada pula peralatan yang terbuat dari perak dan kristal ( QS al-Insan [76] : 15).
Di samping itu, penghuni surga dilayani pelayan-pelayan muda bagaikan mutiara yang bertaburan dengan pakaian sutra yang sangat indah dan menyedapkan pandangan mata. Mereka tetap tinggal muda dan tidak pernah berubah menjadi tua. ( QS al-Insan [76] : 19-21).
Di dalam surga juga tidak ada lagi permusuhan, tidak ada perasaan dengki antarsesama penghuninya. Hidup mereka rukun dan damai bagaikan saudara-saudara kandung. Mereka tidak pernah merasa penat, lelah, atau letih. ( QS al-Hijr [15] :45-48).
Penduduk surga juga tidak pernah melakukan perkataan dusta, omong kosong, apalagi yang bersifat dosa. Seluruh yang keluar dari lisan mereka hanyalah perkataan kedamaian dan kebaikan. ( QS al-Waqi'ah [56] : 25-26).
Di samping itu, penduduk surga juga tidak mengenal adanya usia tua dan muda. Umur para penghuninya sebaya dan tidak pernah bertambah tua. Semua mereka dalam keadaan sehat dan tidak pernah dihinggapi penyakit.
Tingkatan Surga
Menurut pandangan teologis umat Islam, surga – sebuah tempat kembali yang dipenuhi kenikmatan bagi orang beriman – digambarkan memiliki beberapa tingkatan dan nama. Pandangan yang masyhur di masyarakat adalah surga terbagi kepada tujuh atau delapan tingkat, begitu pula neraka. Namun sebenarnya nama-nama surga dalam Al-Qur’an tidak terbatas pada tujuh tingkatan tersebut.
Hanan Ubaidillah dalam tulisannya berjudul "Darajat al-Jannah bi al-Tartib" menyebutkan bahwa surga adalah rumah bagi para pemenang, yakni orang-orang yang beriman, beramal saleh dan senantiasa menghindari perbuatan dosa. Mereka inilah orang yang mendapatkan kebahagiaan, kepuasan, dan istirahat nan abadi di surga yang di dalamnya tidak ada kesedihan, kelelahan dan penderitaan.
Selain memiliki nama dan tingkatan, dalam kitab Fathul Bari disebutkan surga juga memiliki beberapa pintu, tepatnya delapan pintu. Empat pintu pertama adalah pintu sholat, pintu jihad, pintu sedekah, pintu rayyan atau disebut juga pintu puasa. Sedangkan empat pintu lainnya ulama berbeda pendapat, di antaranya: pintu menahan amarah, pintu rida, pintu kanan, pintu tobat, pintu berbakti kepada orang tua, pintu haji, pintu zikir dan pintu ilmu.
Pandangan ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, “Siapa yang bersedekah sedikit saja untuk dua kendaraan di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: wahai hamba Allah ini adalah hasil kebaikanmu! Jika ia ahli shalat, maka akan dipanggil dari pintu shalat, jika ia ahli jihad maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia ahli sedekah maka akan dipanggil dari pintu sedekah, jika ia ahli puasa maka akan dipanggil dari pintu puasa atau pintu ar-Rayyan.” (HR Bukhari dan Muslim).
Keistimewaan surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya digambarkan Allah SWT dalam hadis qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra , "Aku (Allah) telah menyediakan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh suatu balasan (surga) yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas di dalam hati.” ( HR Bukhari ).
Setelah Rasulullah SAW menggambarkan surga, Beliau SAW kemudian membaca ayat Al-Quran, “Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” ( QS as-Sajadah [32 ]: 17).
Baca Juga
Kenikmatan yang diberikan Allah SWT di dalam surga bersifat kekal, tidak pernah habis, dan banyaknya tak terhitung. Dari semua kenikmatan tersebut, nikmat yang paling tinggi yang akan dirasakan penghuni surga ialah menyaksikan Allah SWT. Seperti diterangkan dalam firman-Nya, "Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Memandang Tuhannya." ( QS al-Qiyamah [75] :22-23).
Luas surga digambarkan seluas langit dan bumi. Seperti diterangkan Al-Quran, "Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. ( QS Ali Imran [3] : 133). Disebutkan pula, di dalamnya mengalir sungai-sungai yang bermacam-macam dan diberi nama sesuai dengan keadaan dan sifat airnya.
Ada sungai air jernih, yaitu airnya selalu dalam keadaan jernih, tidak berubah rasa dan baunya. Ada pula sungai susu karena airnya terdiri atas air susu yang juga tidak berubah rasanya. Kemudian, ada juga sungai arak (khamar), yaitu airnya terdiri atas khamar yang sangat lezat rasanya, tapi tidak memabukkan. Selanjutnya, ada pula sungai madu, yang airnya terdiri atas madu yang disaring. ( QS Muhammad [47] : 15).
Baca Juga
Perhiasan yang diberikan kepada penghuni surga terdiri atas emas, mutiara, serta pakaian yang terbuat dari sutra. ( QS Fathir [35] : 33), baik sutra yang halus tipis maupun tebal. ( QS ad-Dukhan [44] : 53). Sedangkan, makanan dan minuman mereka terdiri atas berbagai macam jenis, terserah apa saja yang mereka inginkan, semuanya tersedia. ( QS az-Zukhruf [43] : 71).
Penduduk surga atau mereka yang akan memasukinya disebut dengan ahlul jannah atau ashabul jannah. Penghuni surga benar-benar dimanjakan. Piring-piring dan gelas-gelas mereka saja semuanya terbuat dari emas. Di samping peralatan dari emas, ada pula peralatan yang terbuat dari perak dan kristal ( QS al-Insan [76] : 15).
Di samping itu, penghuni surga dilayani pelayan-pelayan muda bagaikan mutiara yang bertaburan dengan pakaian sutra yang sangat indah dan menyedapkan pandangan mata. Mereka tetap tinggal muda dan tidak pernah berubah menjadi tua. ( QS al-Insan [76] : 19-21).
Di dalam surga juga tidak ada lagi permusuhan, tidak ada perasaan dengki antarsesama penghuninya. Hidup mereka rukun dan damai bagaikan saudara-saudara kandung. Mereka tidak pernah merasa penat, lelah, atau letih. ( QS al-Hijr [15] :45-48).
Penduduk surga juga tidak pernah melakukan perkataan dusta, omong kosong, apalagi yang bersifat dosa. Seluruh yang keluar dari lisan mereka hanyalah perkataan kedamaian dan kebaikan. ( QS al-Waqi'ah [56] : 25-26).
Di samping itu, penduduk surga juga tidak mengenal adanya usia tua dan muda. Umur para penghuninya sebaya dan tidak pernah bertambah tua. Semua mereka dalam keadaan sehat dan tidak pernah dihinggapi penyakit.
Baca Juga
Tingkatan Surga
Menurut pandangan teologis umat Islam, surga – sebuah tempat kembali yang dipenuhi kenikmatan bagi orang beriman – digambarkan memiliki beberapa tingkatan dan nama. Pandangan yang masyhur di masyarakat adalah surga terbagi kepada tujuh atau delapan tingkat, begitu pula neraka. Namun sebenarnya nama-nama surga dalam Al-Qur’an tidak terbatas pada tujuh tingkatan tersebut.
Hanan Ubaidillah dalam tulisannya berjudul "Darajat al-Jannah bi al-Tartib" menyebutkan bahwa surga adalah rumah bagi para pemenang, yakni orang-orang yang beriman, beramal saleh dan senantiasa menghindari perbuatan dosa. Mereka inilah orang yang mendapatkan kebahagiaan, kepuasan, dan istirahat nan abadi di surga yang di dalamnya tidak ada kesedihan, kelelahan dan penderitaan.
Selain memiliki nama dan tingkatan, dalam kitab Fathul Bari disebutkan surga juga memiliki beberapa pintu, tepatnya delapan pintu. Empat pintu pertama adalah pintu sholat, pintu jihad, pintu sedekah, pintu rayyan atau disebut juga pintu puasa. Sedangkan empat pintu lainnya ulama berbeda pendapat, di antaranya: pintu menahan amarah, pintu rida, pintu kanan, pintu tobat, pintu berbakti kepada orang tua, pintu haji, pintu zikir dan pintu ilmu.
Pandangan ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, “Siapa yang bersedekah sedikit saja untuk dua kendaraan di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: wahai hamba Allah ini adalah hasil kebaikanmu! Jika ia ahli shalat, maka akan dipanggil dari pintu shalat, jika ia ahli jihad maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia ahli sedekah maka akan dipanggil dari pintu sedekah, jika ia ahli puasa maka akan dipanggil dari pintu puasa atau pintu ar-Rayyan.” (HR Bukhari dan Muslim).
Baca Juga