Jadilah Perempuan Perindu Surga
loading...
A
A
A
Sebaik-baik tempat bagi seorang Muslim adalah surga. Yang disediakan Allah bagi orang-orang yang beriman. Surga yang begitu nikmat, dan tidak ada bandingannya dengan kenikmatan di dunia.
Kenikmatan-kenikmatan surga itu begitu indah, dan kita pasti merindukan surga, karena kenikmatannya tidak sebanding dengan kenikmatan di dunia. Seperti digambarkan dalam firman Allah Ta'ala :
وَجَزَىٰهُم بِمَا صَبَرُوا۟ جَنَّةً وَحَرِيرًا
“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera.” (QS. Al Insan:12)
Namun, surga hanya disediakan bagi orang-orang yang beriman dan diharamkan bagi orang-orang kafir. Mereka yang menjadi penghuni surga antara lain: para Nabi, orang-orang yang jujur, syuhada, orang-orang yang saleh, orang-orang yang berbuat baik, orang-orang yang sabar, orang yang bertakwa, beriman dan beramal saleh, orang yang bertaubat, dan masih banyak lagi. (Baca juga : Sebuah Pelajaran Berharga dari Pengalaman Pertama )
Semua orang pun pasti mengaku merindu surga, termasuk kaum perempuan . Lalu, siapakah mereka yang benar-benar jujur dengan pengakuannya bahwa mereka merindukan surga? Bagi perempuan, Allah Ta'ala menyebutkannya beberapa ciri atau karakter mereka yang perindu surga.
Seperti dalam firman Allah Ta'ala :
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Sebab itu maka wanita yang saleha, ialah yang taat kepada Allah, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Hal itu karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An-Nisa’ : 34)
Potongan ayat tersebut mengumpulkan karakter sejati para perempuan yang jujur dengan pengakuannya bahwa mereka adalah para perempuan perindu surga. Menurut Ustadz M Saifuddin Hakim, ayat tersebut menggambarkan bahwa para perempuan perindu surga itu mengumpulkan dua karakter utama, yakni karakter yang berkaitan dengan hubungannya dengan Rabb-nya. Serta, karakter yang berkaitan dengan hubungannya dengan suaminya.
Karakter yang berkaitan dengan Rabb-nya, tergambarkan dalam firman Allah Ta’ala,
قَانِتَاتٌ
”..Yang taat kepada Allah”
Perempuan yang “qaanit” adalah perempuan yang konsisten dan istiqamah dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala, menjaga ibadah kepada Allah Ta’ala, menjaga kewajiban-kewajiban yang harus dia tunaikan sebagai seorang muslimah, dan tidak melalaikan perkara syariat yang menjadi kewajibannya. Semua makna tersebut tercakup dalam sifat “qaanit”.
Karakter yang berhubungan dengan suaminya, tergambarkan dalam firman Allah Ta’ala,
حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ
“....memelihara diri ketika suaminya tidak ada”
Yaitu, menjaga hak-hak suami. Dengan kata lain, perempuan perindu surga akan senantiasa berusaha melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang istri dengan sebaik-baiknya. Baik ketika suaminya tidak ada di rumah, atau ketika sedang bersama dengan suaminya. Seorang istri akan menjaga harta suaminya, menjaga kehormatan dirinya, menjaga hak-hak suami yang itu menjadi kewajiban seorang istri.
Namun perlu diingat bahwa dua karakter tersebut akan didapatkan oleh para perempuan perindu surga semata-mata karena hidayah dan taufik dari Allah Ta’ala. Dengan kata lain, dua karakter tersebut tidaklah semata-mata didapatkan karena kemampuan, kecerdasan , dan kepandaian seorang wanita. Akan tetapi, semua itu hanyalah karena taufik, hidayah, pertolongan, dan kemudahan dari Allah Ta’ala.
Kesalehaan itu hanyalah karena hidayah dan pertolongan Allah Ta’ala yang telah memudahkan diri kita dalam mengerjakan berbagai macam amal ketaatan. (Baca juga : Haruskah Beresolusi di Tahun Baru Hijriyah? )
Kenikmatan-kenikmatan surga itu begitu indah, dan kita pasti merindukan surga, karena kenikmatannya tidak sebanding dengan kenikmatan di dunia. Seperti digambarkan dalam firman Allah Ta'ala :
وَجَزَىٰهُم بِمَا صَبَرُوا۟ جَنَّةً وَحَرِيرًا
“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera.” (QS. Al Insan:12)
Namun, surga hanya disediakan bagi orang-orang yang beriman dan diharamkan bagi orang-orang kafir. Mereka yang menjadi penghuni surga antara lain: para Nabi, orang-orang yang jujur, syuhada, orang-orang yang saleh, orang-orang yang berbuat baik, orang-orang yang sabar, orang yang bertakwa, beriman dan beramal saleh, orang yang bertaubat, dan masih banyak lagi. (Baca juga : Sebuah Pelajaran Berharga dari Pengalaman Pertama )
Semua orang pun pasti mengaku merindu surga, termasuk kaum perempuan . Lalu, siapakah mereka yang benar-benar jujur dengan pengakuannya bahwa mereka merindukan surga? Bagi perempuan, Allah Ta'ala menyebutkannya beberapa ciri atau karakter mereka yang perindu surga.
Seperti dalam firman Allah Ta'ala :
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Sebab itu maka wanita yang saleha, ialah yang taat kepada Allah, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Hal itu karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An-Nisa’ : 34)
Potongan ayat tersebut mengumpulkan karakter sejati para perempuan yang jujur dengan pengakuannya bahwa mereka adalah para perempuan perindu surga. Menurut Ustadz M Saifuddin Hakim, ayat tersebut menggambarkan bahwa para perempuan perindu surga itu mengumpulkan dua karakter utama, yakni karakter yang berkaitan dengan hubungannya dengan Rabb-nya. Serta, karakter yang berkaitan dengan hubungannya dengan suaminya.
Karakter yang berkaitan dengan Rabb-nya, tergambarkan dalam firman Allah Ta’ala,
قَانِتَاتٌ
”..Yang taat kepada Allah”
Perempuan yang “qaanit” adalah perempuan yang konsisten dan istiqamah dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala, menjaga ibadah kepada Allah Ta’ala, menjaga kewajiban-kewajiban yang harus dia tunaikan sebagai seorang muslimah, dan tidak melalaikan perkara syariat yang menjadi kewajibannya. Semua makna tersebut tercakup dalam sifat “qaanit”.
Karakter yang berhubungan dengan suaminya, tergambarkan dalam firman Allah Ta’ala,
حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ
“....memelihara diri ketika suaminya tidak ada”
Yaitu, menjaga hak-hak suami. Dengan kata lain, perempuan perindu surga akan senantiasa berusaha melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang istri dengan sebaik-baiknya. Baik ketika suaminya tidak ada di rumah, atau ketika sedang bersama dengan suaminya. Seorang istri akan menjaga harta suaminya, menjaga kehormatan dirinya, menjaga hak-hak suami yang itu menjadi kewajiban seorang istri.
Namun perlu diingat bahwa dua karakter tersebut akan didapatkan oleh para perempuan perindu surga semata-mata karena hidayah dan taufik dari Allah Ta’ala. Dengan kata lain, dua karakter tersebut tidaklah semata-mata didapatkan karena kemampuan, kecerdasan , dan kepandaian seorang wanita. Akan tetapi, semua itu hanyalah karena taufik, hidayah, pertolongan, dan kemudahan dari Allah Ta’ala.
Kesalehaan itu hanyalah karena hidayah dan pertolongan Allah Ta’ala yang telah memudahkan diri kita dalam mengerjakan berbagai macam amal ketaatan. (Baca juga : Haruskah Beresolusi di Tahun Baru Hijriyah? )