7 Golongan yang Dinaungi Allah Saat Kiamat

Selasa, 07 Juli 2020 - 04:18 WIB
loading...
7 Golongan yang Dinaungi...
Payung. Foto/Ilustrasi/wallHere
A A A
RASULULLAH Shalallahu alaihi wa salam (SAW) bersabda ada tujuh golongan yang dinaungi Allah di hari kiamat. Mereka adalah pemimpin yang adil; pemuda yang tumbuh dengan beribadah pada Tuhannya; orang yang hatinya tergantung di masjid; dua orang yang saling menyayangi karena Allah—bersatu karena Allah dan berpisah karena Allah. Juga orang yang diajak berbuat hina oleh wanita cantik dan kaya namun ia berkata, ‘Aku takut kepada Allah; pria yang sedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kanannya memberi sedang tangan kirinya tidak tahu; dan orang yang ketika mengingat Allah dalam kesendirian berlinanglah air matanya

Tujuh golongan yang disebut itu berdasar hadis riwayat Muttafaqun alaih itu berbunyi:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ “‏ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ إِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ ‏”‏‏ متفق عليه.

Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo menjelaskan tentang hadis ini. Sab’ah bermakna tujuh. Tujuh yang dinaungi Allah saat kiamat—yang pada saat itu tiada naungan kecuali naungan dari-Nya. Naungan yang sangat diharapkan oleh semua manusia. "Maka berusaha untuk mencapai salah satu saja dari tujuh kriteria tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi kita," ujarnya seperti dikutip dalam laman pwmu.

Pemimpin Adil
Pemimpin adil menempati posisi tertinggi di antara kriteria lainnya. Pemimpin adil baik secara perilaku maupun dalam hal perhatian dan pemberian yang tidak harus sama rata.

Adil berarti tidak berat sebelah. Atau bertindak tanpa pandang bulu. Dalam menegakkan keadilan, tidak berlaku lagi persaudaraan atau pertemanan.

Siapa pun jika bersalah, keadilan akan ditegakkan secara proporsional. Bahkan termasuk jika diri sendiri bersalah, keadilan juga ditegakkan.

Maka sungguh tidak mudah menjadi pemimpin yang adil. Tetapi juga tidak terlalu sulit jika memang kita dapat selalu objektif menilai, termasuk pada diri sendiri.



Perilaku adil inilah yang menjadi penyebab kehidupan harmonis di tengah masyarakat, dan selanjutnya akan berdampak pada tingkat kesejehteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat.

Itulah tujuan utama konsepsi kehidupan umat manusia sebagai makhluk yang bermartabat tinggi. Maka hukum dan etika kehidupan ini haruslah memenuhi rasa keadilan bagi semua tanpa kecuali.

Tidak boleh ada orang yang memiliki kekebalan hukum. Hukum harus ditegakkan bagi semua. Hukum tidak tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

Ditegakkannya keadilan ini demi kebaikan bersama. Sebab jika pemimpin bertindak adil, masyarakat akan merasa terayomi oleh kepemimpinannya.

Pemuda Taat Beribadah
Golongan kedua adalah pemuda—juga pemudi tentunya—yang tumbuh dengan selalu beribadah kepada Allah SWT. Mereka selalu menghiasi waktu-waktunya dengan sibuk beribadah. Sedangkan puncak atau komandan seluruh ibadah adalah salat.

Maka menjaga salat menjadi hal paling utama dalam hal ini. Di samping itu tidak kalah pentingnya adalah senantiasa berada dalam majelis ilmu, terutama ilmu agama.

Pemuda yang demikian pasti akan tumbuh menjadi manusia yang senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. Yang memiliki komitmen kehidupan kepada Tuhannya, yang menjalankan kehidupan secara seimbang antara tuntutan kehidupan sosial dan keluarga.

Semua itu sebagai wujud tanggung jawab akan amanah kehidupan dari Tuhannya. Maka masa muda yang demikian ada harapan untuk dapat naungan dari Allah. Sebaliknya, pemuda yang menghabiskan wktunya untuk aktivitas yang melanggar syariah tentu tidak termasuk dalam kriteria ini.

Hati Terpaut Masjid
Golongan ketiga adalah seseorang yang hatinya tergantung pada masjid Allah. Hal ini menjadi kelanjutan dari kriteria di atas, sehingga dalam hal ini tidak lagi dibatasi oleh usia: apakah muda atau tua.

Jika senantiasa suka datang ke masjid dengan selalu mengikuti aktivitas-aktivitas kebaikan di dalamnya, maka hal ini dapat memenuhi kriteria itu. Bagi siapa saja tanpa kecuali memakmurkan masjid Allah merupakan aktivitas utama.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2725 seconds (0.1#10.140)