Dalil dari Hadis Nabi tentang Pentingnya Sikap Qana'ah

Selasa, 25 Oktober 2022 - 14:41 WIB
loading...
Dalil dari Hadis Nabi...
Sikap qana’ah sangat penting dimiliki dan ditanamkan dalam hati seorang muslim, yaitu hati yang selalu merasa cukup. Tentangnya banyak dalil yang disampaikan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Foto ilustrasi/ist
A A A
Sikap qana’ah sangat penting dimiliki dan ditanamkan dalam hati seorang muslim. Yaitu hati yang selalu merasa cukup, Jika seseorang tidak punya sikap qana'ah maka dipastikan hidupnya tidak akan tenang. Dia akan sering merasa lelah karena selalu ingin mendapatkan apa yang dia mau.

Melalaikan qana'ah akan sering kecewa, sering merasa kurang, sering depresi, sering hasad, bahkan sering tidak bersyukur. Orang seperti itu akan selalu berambisi berlari mengejar dunia yang bukan pada tempatnya kita harus berlari. Padahal sudah jelas hakikat dunia, meski dengan sekuat tenaga dan berusaha keras kita untuk mengejarnya, tetap saja semua akan kita tinggalkan dan tak semua yang kita inginkan pasti kita dapatkan.


Dia sudah terjerumus mengikuti hawa nafsu -nya. Dalam buku Tazkiyatun Nafs, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahwa nafsu tidak berdiri sendiri melakukan keburukan keserakahan kecuali disertai kebodohan. Sebab jika ia mengetahui bahwa selalu merasa kurang adalah sikap tidak baik, maka dia memilih bersikap merasa cukup.

Mengikuti hawa nafsu adalah berbahaya yang disebabkan lemahnya pikirannya. Orang yang selalu mengajar apapun yang dia mau, padahal kemampuannya tidak bisa menjangkaunya, maka itulah yang disebut orang yang tidak memiliki akal dan kecerdasan.

Dunia jangan selalu dikejar. Tidak boleh terlalu berambisi dan tamak untuk senantiasa mendapatkannya.
Sebab perlombaan mengejar dunia adalah hal yang sangat melelahkan.
Karena perlombaannya tidak ada garis akhirnya. Apalagi sifat manusia memang tidak akan pernah merasa puas dengan dunia yang ia dapatkan. Sehingga Ia akan terus ingin lagi, lagi dan ingin lagi,
Dan ia barulah sadar setelah mulut terisi tanah (mati)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﻻِﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﻭَﺍﺩِﻳًﺎ ﻣِﻦْ ﺫَﻫَﺐٍ ﺃَﺣَﺐَّ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻟَﻪُ ﻭَﺍﺩِﻳَﺎﻥِ ، ﻭَﻟَﻦْ ﻳَﻤْﻸَ ﻓَﺎﻩُ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏُ ، ﻭَﻳَﺘُﻮﺏُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻦْ ﺗَﺎﺏَ


“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” ( Muttafaqun ‘alaih)

Disebutkan pula hadits dari ’Abdullah bin ’Amr bin Al ’Ash, Rasulullahshallallahu ’alaihi wa sallambersabda :

”Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan qana’ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut.” (HR. Ibnu Majah)

Dalam bab yang sama pada Sunan Ibnu Majah disebutkan pula hadis :

”Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullahshallallahu ’alaihi wa sallambersabda, ”Lihatlah pada orang yang berada di bawah kalian dan janganlah perhatikan orang yang berada di atas kalian. Lebih pantas engkau berakhlak seperti itu sehingga engkau tidak meremahkan nikmat yang telah Allah anugerahkan -kata Abu Mu’awiyah- padamu.” (HR. Ibnu Majah)

Disebutkan pula hadis Abu Hurairah berikut :

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Yang namanya kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta, akan tetapi yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah ).

Hadis dalamShahih Bukhari :

”Yang dimaksud kaya bukanlah dengan banyaknya perbendaharaan harta. Karena betapa banyak orang yang telah dianugerahi oleh Allah harta malah masih merasa tidak cukup (alias: fakir). Ia ingin terus menambah dan menambah. Ia pun tidak ambil peduli dari manakah harta tersebut datang. Inilah orang yang fakir terhadap harta (tidak merasa cukup dengan harta). Sikapnya demikian karena niatan jelek dan kerakusannya untuk terus mengumpulkan harta. Padahal hakikat kaya adalahkaya hati, yaitu seseorang yang merasa cukup dengan yang sedikit yang Allah beri. Ia pun tidak begitu rakus untuk terus menambah.”

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawirahimahullahberkata, ”Siapa yang terus ingin menambah dan menambah lalu tidak pernah merasa cukup atas apa yang Allah beri, maka iatidak disebut kaya hati.” (Syarh Shahih Muslim)

Yang dimaksudqana’ahadalah ”Ridho dengan ketetapan AllahTa’aladan berserah diri pada keputusan-Nya yaitu segala yang dari Allah itulah yang terbaik.” Itulahqana’ah.

Tentang kaya, maka Nabishallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :

”Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati yang bahagia adalah bagian dari nikmat.” (HR. Ibnu Majah)



Wallahu A'lam
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2871 seconds (0.1#10.140)