Kisah Dua Sumpah Palsu Iblis yang Sukses Memperdaya Adam dan Hawa

Kamis, 27 Oktober 2022 - 08:02 WIB
loading...
Kisah Dua Sumpah Palsu Iblis yang Sukses Memperdaya Adam dan Hawa
Iblis yang telah dikutuk Allah Subhanahu wa Taala mengincari Nabi Adam Alaihis-Salam dan istrinya ibunda Hawa. Iblis dendam kepada Nabi Adam karena penyebab terusirnya iblis dari surga adalah sebab penciptaan Nabi Adam. Foto ilustrasi/ist
A A A
Iblis yang telah dikutuk Allah Subhanahu wa Ta'ala mengincari Nabi Adam Alaihis-Salam dan istrinya ibunda Hawa . Iblis dendam kepada Nabi Adam karena penyebab terusirnya iblis dari surga adalah sebab penciptaan Nabi Adam.

Iblis tidak taat kepada Allah Ta'ala dengan tidak sujud kepada Nabi Adam. Iblis memilih membangkang dari perintah Allah. Karena itu iblis berpikir keras, bagaimana caranya ia bisa menggoda Nabi Adam dan Istrinya agar melanggar aturan Allah juga.

Dalam Nisaul Anbiya di Dhauil Qur'an dan Sunnah karya Ahmad Khalil Jam'ah, disebutkan bahwa iblis membisiki Adam dengan maksud menipu , dengki, dan membuat makar untuk beliau. Iblis tidak berhenti membuat tipu muslihat kepada Nabi Adam, membisiki dari hari ke hari agar Adam tergelincir berbuat maksiat kepada Allah.



Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

فَوَسْوَسَ اِلَيْهِ الشَّيْطٰنُ قَا لَ يٰۤاٰدَمُ هَلْ اَدُلُّكَ عَلٰى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلٰى


"Kemudian setan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya, dengan berkata, "Wahai Adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?"" (QS. Ta-Ha : 120)

Waktu terus berlalu. Adam dan Hawa sibuk memikirkan pohon yang keduanya dilarang keras memakan buahnya. Di sisi lain, iblis membisikkan pikiran jahat kepada keduanya, menampakkan belas kasihan dan cinta kepada keduanya. Namun di awal-awal, bisikan iblis tidak direspons sedikitpun.

Iblis terus memikirkan cara lain selain bisikan dan belas kasihan. Lalu iblis menggunakan cara penipuan. Ini iblis menipu bahwa jika keduanya memakan buah dari pohon itu, maka akan kehilangan kenikmatan yang dia nikmati sekarang. Padahal, sejatinya ada rahasia Allah yang tidak diketahui Adam dan Hawa apabila memakan buah itu. Buah itu bukan buah untuk menikmati kebadian kesenangan surga seperti yang diembuskan iblis.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطٰنُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وٗرِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْاٰ تِهِمَا وَقَا لَ مَا نَهٰٮكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هٰذِهِ الشَّجَرَةِ اِلَّاۤ اَنْ تَكُوْنَا مَلَـكَيْنِ اَوْ تَكُوْنَا مِنَ الْخٰلِدِيْنَ


"Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup. Dan (setan) berkata, "Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)."" (QS. Al-A'raf : 20)

Keduanya masih belum terbujuk. Dan akhirnya iblis menggunakan tipuan pamungkas sebagai muslihatnya untuk memperdaya Adam dan Hawa. Iblis menggunakan dua sumpah palsu agar keduanya tergelincir pada kedurhakaan kepada Allah Ta'ala.

Sumpah pertama, iblis mengaku sebagai penasihat Adam dan Hawa. Iblis mengatakan, "aku bersumpah wahai Adam dan Hawa, bahwa aku adalah penasihatmu di surga. Aku tidak mau engkau makan buah itu, karena buah itu adalah buah keabadian. Siapa yang memakannya tidak akan mati. Dengan menyembunyikan niat jahat, iblis berkata, "Sungguh Allah tahu bahwa engkau berdua tidak akan mati, jika kalian berdua memakan buah dari pohon itu".

Sumpah iblis yang kedua, adalah bersumpah dengan menyebut nama Allah. Kedua tidak pernah tahu bahwa di surga ada yang bersumpah atas nama Allah. Sehingga mereka mempercayai tipu daya iblis. Ia tidak henti-hentinya melancarkan tipu muslihatnya.

Iblis menggunakan dan menambah taktik baru dengan bersumpah atas nama Allah kepada Adam Hawa. Dengan tipuan ini, iblis berhasil meyakinkan bahwa iblis benar benar penasehat yang baik. Dan nasehatnya kepada Adam dan Hawa adalah benar, bukan hasil rekayasa iblis. Keduanya tertipu.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَقَا سَمَهُمَاۤ اِنِّيْ لَـكُمَا لَمِنَ النّٰصِحِيْنَ


wa qoosamahumaaa innii lakumaa laminan-naashihiin

"Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, "Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para penasihatmu,"" (QS. Al-A'raf : 21)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2395 seconds (0.1#10.140)