12 Cara Ruqyah yang Benar, Termasuk untuk Diri Sendiri

Jum'at, 28 Oktober 2022 - 13:06 WIB
loading...
12 Cara Ruqyah yang Benar, Termasuk untuk Diri Sendiri
Ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh. Foto/Ilustrasi: YouTube
A A A
Bagi seorang muslim, ruqyah menjadi pengobatan tatkala tertimpa penyakit. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab "Kaifa Tu’aliju Maridhaka Bi Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah" mengatakan sesungguhnya meruqyah termasuk amalan yang utama.

"Meruqyah termasuk kebiasaan para nabi dan orang-orang saleh. Para nabi dan orang saleh senantiasa menangkis setan-setan dari anak Adam dengan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya,” tulis Ibnu Taimiyah.



Dalam hadis-hadis yang membicarakan terapi ruqyah, penyakit yang disinggung adalah pengaruh mata yang jahat (‘ain), penyebaran bisa racun (humah) dan penyakit namlah (humah).

Imam An Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim mengatakan maksudnya, ruqyah bukan berarti hanya dibolehkan pada tiga penyakit tersebut. "Beliau SAW ditanya tentang tiga hal itu, dan beliau membolehkannya. Andai ditanya tentang yang lain, maka akan mengizinkannya pula. Sebab beliau sudah memberi isyarat buat selain mereka, dan beliau pun pernah meruqyah untuk selain tiga keluhan tadi,” jelasnya.

Berikut adalah 12 cara ruqyah yang benar:

1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.

2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadis atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.

3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.

4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit.

Demikian juga membaca surat Al Falaq , An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun . Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.



5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al-Qur’an dan doa yang sedang dibaca.

6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi SAW. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.

7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah.

Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah.

Sayyidah Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi SAW dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182).

Bisa juga tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadis Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].



8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun. Disebutkan dalam hadis Malik bin Rabi’ah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2692 seconds (0.1#10.140)