Deretan Ulama Indonesia yang Dimakamkan di Jannatul Ma'la Mekkah

Senin, 31 Oktober 2022 - 06:15 WIB
loading...
Deretan Ulama Indonesia yang Dimakamkan di Jannatul Mala Mekkah
Sedikitnya ada puluhan ulama asal Indonesia yang wafat di Tanah Suci Mekkah dan dimakamkan di pekuburan Jannatul Mala. Foto/dok @nucreativemedia
A A A
Berikut ini beberapa ulama Indonesia yang wafat dan dimakamkan pekuburan Jannatul Ma'la (pekuburan Mu'alla) Mekkah, Arab Saudi. Beberapa keluarga Nabi Muhammad SAW juga dimakamkan di Jannatul Ma'la sebelum Beliau Hijrah ke Madinah pada Tahun 622.

Selain keluarga Nabi, terdapat beberapa para Sahabat dan para Ulama dimakamkan di pekuburan yang yang berada di utara Masjidil Haram ini. Wafat di Tanah Suci Mekkah atau Madinah dan dimakamkan di sana merupakan sebuah kehormatan.

Dalam satu Hadis disebutkan, orang yang wafat di Tanah Haram wajib mendapat syafaat Nabi dan dibebaskan dari Hisab. Rasulullah SAW pernah bersabda:

من مات في احد الحرمين استوجب شفاعتي وكان يوم القيامة من الامنين

Artinya: "Barangsiapa meninggal di salah satu tanah haram, maka dia wajib mendapat syafaatku dan kelak dia termasuk orang-orang yang selamat." (HR at-Thabrani)

Dalam Kitab Ihya Ulumuddin Imam Al-Ghazali mengatakan: "Barangsiapa keluar untuk berhaji dan berumrah, kemudian meninggal, maka ia tercatat mendapatkan pahala haji dan umrah hingga hari Kiamat. Barangsiapa meninggal di salah satu Tanah Haram, maka dia tidak akan terkena hisab dan kepadanya akan mendapatkan perkataan; 'Masuklah ke surga."

Berikut deretan Ulama Indonesia yang Dimakamkan di Jannatul Ma'la Mekkah dihimpun dari berbagai sumber:

1. Syaikh Ahmad Khatib As-Sambasy, Kalimantan Barat (wafat Tahun 1289 H atau 1875 M)
Dikenal sebagai pendiri Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah. Salah satu murid beliau yang masyhur dan melahirkan banyak ulama besar adalah KH Kholil Bangkalan, Madura.

2. Syaikh Ismail Al-Minangkabawi (wafat 1280 H atau 1863 M)
Salah seorang ulama besar Asia Tenggara di Mekkah Abad 19 yang berasal dari Batusangkar, Sumatera Barat. Beliau penyebar al-Khalidiyah pertama. (wafat 1280 H atau 1863 M).

3. Syaikh Nawawi bin Umar Al-Bantani (wafat 25 Syawal 1314 Hatau 29 Maret 1897 M)
Salah satu Ulama Indonesia yang pernah menjadi Imam besar di Masjidil Haram. Ulama kelahiran Tanara, Kabupaten Serang Banten ini Tahun 1230 Hijriyah ini sangat produktif menulis kitab. Jumlah karyanya tidak kurang dari 115 kitab meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis.

4. Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (wafat 19 Jumadil Awwal 1334 H atau 13 Maret 1916 M)
Dikenal sebagai khatib dan guru besar di Masjidil Haram sekaligus Mufti Mazhab Syafi'i pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Di Mekkah beliau menjadi guru para ulama Indonesia. Beberapa muridnya adalah KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari (Pendiri NU).

5. Syaikh Mahfudz al-Tarmasi (wafat 1 Rajab 1338 H atau 22 Maret 1920 M)
Dikenal dengan nama Syaikk Mahfudz at-Tarmasi yang berasal dari Jawa Timur. Beliau menguasai berbagai disiplin ilmu Islam mulai dari ulumul quran, fikih, ushul fikih, hadits dan qiraat. Pernah menjadi pengajar di Masjidil Haram.

6. Syaikh Abdul Hamid Al-Qudsi (wafat 9 Rajab 1334 H/12 Mei 1915 M)
Ulama berdarah Jawa ini lahir di Mekkah dan pernah Hijrah ke Jawa Timur mendirikan sebuah madrasah di sana dan kemudian hijrah ke Sulawesi. Nama Al-Qudsi yang disandang Syaikh Abdul Hamid bernisbat kepada Qadas (قدس), salah satu kota di Yaman yang kini berada di Provinsi Taiz.

7. Syaikh Ahmad Nahrawi Al-Banyumasi (wafat Tahun 1926 M)
Salah satu ulama Indonesia yang masyhur di Tanah Arab. Ulama kelahiran Purbalingga pernah diangkat menjadi guru di Tanah Haram.

8. Sayyid Muhsin bin Ali Al-Musawa (wafat 10 Jumadis Tsani 1354 H atau 28 September 1935 M)
Beliau salah satu Ulama Dzurriyah Nabi yang lahir di Palembang. Karena kecerdasan Sayyid Muhsin Al-Musawa beliau diangkat sebagai pengajar di Masjidil Haram pada Tahun 1348 H/1929 M.

9. Syaikh Abdul Muhaimin bin Abdul Aziz Al-Lasemi (wafat 1376 H atau 1956 M)
Ulama kelahiran Rembang ini pernah menjadi pengajar di Masjidil Haram. Syaikh Muhaimin juga pernah memimpin Darul Ulum, pusat dakwah dan pendidikan Ahlus Sunnah wal Jamaah sebagai Rois Jam'iyyah.

10. Syaikh Ali bin Abdullah Al-Banjari (wafat 1370 H atau 1950 M)
Beliau adalah putra dari Syaikh Abdullah bin Mahmud Al-Banjari, seorang ulama kharismatik di Makkah. Syaikh Abu Bakar Syatha pernah mempercayakan Syaikh Ali Al-Banjari sebagai juru tulis dalam menulis Kitab 'Ianah Al-Thalibin, kitab yang sangat terkenal di kalangan Pondok Pesantren.

11. Syaikh Abdul Qadir Al-Mandaili (wafat 20 Rabi'ul Akhir 1385 H atau 18 Agustus 1965 M)
Ulama kelahiran Panyabungan Mandailing Sumatera Utara ini pernah menjadi gutu di Masjidil Haram hampir 30 tahun lamanya. Syaikh Abdul Qadir telah melahirkan 24 buah kitab dalam bahasa Melayu dan Arab.

12. KH Abdul Karim bin Hasyim Asy'ari (Wafat 1972 M)
Beliau merupakan putra dari Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari. Di kalangan pesantren, Kiyai Karim terkenal sebagai ahli bahasa dan sastra Arab. Beliau wafat ketika menunaikan Haji di Mekkah Tahun 1972.

13. KH Muslih Abdurrahman Mranggen Demak (wafat 1908 M atau 1981 M)
Ulama kelahiran Mranggen Demak ini dikenal sebagai pengasuh Pesantren Futuhiyyah (1939-1981). Beliau wafat pada musim haji 1981 dan jenazahnya dimakamkan di pekuburan Ma'la, Mekkah.

14. Syaikh Abdullah Durdum Al-Fadani (wafat 27 Sya'ban 1407 H atau 27 April 1987 M)
Syaikh Abdullah Dardum Al-Fadani pernah menjadi mengajar di Masjidil Haram. Ulama yang berasal dari Sumatera Barat ini wafat pada hari Jumat 27 Agustus 1987 dan dimakamkan di pemakaman Ma'la pada usia 72 tahun.

15. Syaikh Muhammad Yasin bin Isa Al-Fadani (wafat 28 Dzulhijjah 1410 H atau 23 Juli 1990 M)
Syaikh Yasin Al-Fadani, seorang ahli sanad hadist, ilmu falak, bahasa Arab, dan pendiri Madrasah Darul Ulum al-Diniyyah, Mekkah. beliau merupakan putra ulama terkenal, Syaikh Muhammad Isa Al-Fadani asal Padang. Aktif mengajar dan memberi kuliah di Masjidil Haram. Jumlah karya beliau mencapai lebih dari 97 Kitab.

16. Syaikh TGH Muhsinin bin Abdussatar Kediri Lobar (wafat 27 Jumadil Awwal 1418 H atau 30 September 1997 M)

17. KH Abdul Malik bin Mufti (wafat Tahun 2000 M)
Kiyai Abdul Malik, putra dari KH Mufti bin Haji Salim PP Babakan Tegal. Belai dikenal sebagai Pengasuh Ponpes Ma'hadut Tholabah Babakan Tegal. Meinggal dunia ketika sedang haji dan dimakamkan di Pemakaman Ma'la Mekkah, pada hari Jumat 31 Maret 2000.

18. Syaikh Abdul Fattah Rawa Al-Jawi (wafat 1424 H atau 2003 M)
Ulama kelahiran Mekkah ini memiliki asal usul dari Rawa Sumatra yang mana nenek moyangnya dahulu berasal dari Yaman. Sebab itulah para ulama menisbahkan beliau dengan Al-Jawi. Karena keluasan ilmunya, beliau pernah diangkat menjadi seorang pengajar di Ma'had Masjidil Haram Mekkah.

19. KH Ahmad Sufyan Miftahul Arifin (wafat 14 Jumadil Awwal 1433 H atau 6 April 2012 M)
Kiai NU ini meninggal dunia saat menunaikan ibadah Umroh di Makkah pada 6 April 2012. Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyah Ahmadiyah, Situbondo ini menguasai ilmu-ilmu keislaman terutama fikih dan tasawwuf.

20. KH Ahmad Jamhuri Al-Banjari (wafat 8 Rajab 1436 H atau 27 April 2015)
Syaikh Ahmad Jamhuri al-Banjari lahir di Banjarmasin Tahun 1940, ulama asal Kalsel yang kini menetap di Mekkah dan wafat di sana. Beliau pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Darussalam Martapura.

21. Sayyid Hamid bin Alawi Al-Kaff Al-Banjary (Wafat Senin, 23 November 2015)
Salah satu ulama Indonesia yang menjadi panutan dan ikut mengajar di Masjidil Haram di pintu Al-Muhakkamah (1374 H-1399 H). Beliau dilahirkan di Desa Kalyan Banjarmasin Kalimantan Selatan 25 Sya'ban 1345 H.

22. KH Maimoen Zubair (wafat 6 Agustus 2019)
KH Maimun Zubair dikenal sebagai ulama kharismatik pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang. Beliau lahir di Rembang Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 dan wafat di Mekkah saat menunaikan Ibadah Haji 6 Agustus 2019 pada usia 90 tahun.

Selain ulama di atas, ada juga beberapa sosok ulama asal Indonesia yang wafat di Mekkah. Di antaranya Syaikh TGH Muhsinin bin Abdussatar rahimahullah Kediri Lobar (wafat 27 Jumadil Awwal 1418 H atau 30 September 1997 M)Mbah Nawawi bin KH Abdul Karim, Lirboyo; Habib Hamid bin Yahya Sokaraja Banjamas dan mungkin masih banyak lagi yang tidak terdata. Wallahu A'lam.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2006 seconds (0.1#10.140)