Karomah Imam Abu Hanifah yang Membuat Seorang Pemuda Bertaubat
loading...
A
A
A
Kali ini kita akan mengulas karomah Imam Abu Hanifah (699-767 M) yang menakjubkan. Beliau adalah salah satu Ulama besar Tabiin yang merupakan pendiri Mazhab fiqih Hanafi.
Nama aslinya Abu Hanifah an-Nu'man bin Tsabit bin Zuta bin Marzuban. Lahir di Kufah, Irak pada Tahun 80 Hijriyah (699 M) dan wafat di Baghdad Irak Tahun 150 Hijriyah (767 M). Ketika beliau wafat, jenazahnya disholatkan lebih dari 50.000 orang.
Dalam satu kajian Ustaz Amru Hamdany, Dai yang belajar di Kairo Mesir menceritakan karomah Imam Abu Hanifah yang memberi manfaat kepada orang lain. Beberapa wali Allah terkadang mampu melihat dosa seorang dari bekas air wudhunya.
Di antara mereka yang dikaruniai hal tersebut adalah Imam Abu Hanifah. Diceritakan bahwa suatu hari Imam Abu Hanifah masuk ke tempat wudhu di masjid Kufah, di sana beliau menemukan ada pemuda yang sedang berwudhu, setelah melihat tetesan air wudhunya jatuh, Imam Abu Hanifah berkata:
ا ولدي، تب عن عقوق الوالدين
Artinya: "Wahai anakku, taubatlah engkau dari durhaka kepada orang tua."
Kemudian pemuda itu mengakui kesalahannya dan bertaubat.
Imam Abu Hanifah tau bahwa wudhunya seorang itu apakah membersihkan dosa besar (setelah taubat) atau dosa kecil, membersihkan perbuatan haram atau makruh.
Syaikh Ali Al-Khowwas mengatakan:
فلو كشف للعبد لرأى الماء الذي يتطهر منه الناس في المطاهر في غاية القذارة والنتن...
Artinya: "Jika seorang hamba diberikan 'kasyaf', maka ia akan melihat bekas air wudhunya manusia itu sangat kotor dan bau..."
"Tentu ini karena dosa yang ikut jatuh bersamaan dengan air wudhu. Inilah sebabnya para ulama menasehati agar setelah kita terpleset melakukan dosa untuk segera berwudhu dan kalau bisa langsung sholat dua rakaat," kata Ustaz Amru.
Dengan menghadirkan makna wudhu ini, insya Allah kita bisa khusyuk dalam wudhu, yang nantinya akan mengantarkan kita khusyuk dalam sholat.
Imam Syafi'i pernah memuji Imam Abu Hanifah dengan ungkapan berikut: "Barangsiapa ingin memperdalam fikih, maka hendaklah menjadi anak asuh bagi Abu Hanifah, Abu Hanifah merupakan orang yang diberi taufik oleh Allah dalam bidang fikih."
Imam Ahmad bin Hambal juga memuji keilmuan Imam Abu Hanifah. "Subhanallah, beliau berada dalam posisi keilmuan, wara' dan zuhud, mementingkan akhirat, yang tidak dilihat oleh seorangpun."
Demikian salah satu karomah Imam Abu Hanifah. Semoga menjadi hikmah dan pelajaran berharga bagi kita.
Wallahu A'lam
Nama aslinya Abu Hanifah an-Nu'man bin Tsabit bin Zuta bin Marzuban. Lahir di Kufah, Irak pada Tahun 80 Hijriyah (699 M) dan wafat di Baghdad Irak Tahun 150 Hijriyah (767 M). Ketika beliau wafat, jenazahnya disholatkan lebih dari 50.000 orang.
Dalam satu kajian Ustaz Amru Hamdany, Dai yang belajar di Kairo Mesir menceritakan karomah Imam Abu Hanifah yang memberi manfaat kepada orang lain. Beberapa wali Allah terkadang mampu melihat dosa seorang dari bekas air wudhunya.
Di antara mereka yang dikaruniai hal tersebut adalah Imam Abu Hanifah. Diceritakan bahwa suatu hari Imam Abu Hanifah masuk ke tempat wudhu di masjid Kufah, di sana beliau menemukan ada pemuda yang sedang berwudhu, setelah melihat tetesan air wudhunya jatuh, Imam Abu Hanifah berkata:
ا ولدي، تب عن عقوق الوالدين
Artinya: "Wahai anakku, taubatlah engkau dari durhaka kepada orang tua."
Kemudian pemuda itu mengakui kesalahannya dan bertaubat.
Imam Abu Hanifah tau bahwa wudhunya seorang itu apakah membersihkan dosa besar (setelah taubat) atau dosa kecil, membersihkan perbuatan haram atau makruh.
Syaikh Ali Al-Khowwas mengatakan:
فلو كشف للعبد لرأى الماء الذي يتطهر منه الناس في المطاهر في غاية القذارة والنتن...
Artinya: "Jika seorang hamba diberikan 'kasyaf', maka ia akan melihat bekas air wudhunya manusia itu sangat kotor dan bau..."
"Tentu ini karena dosa yang ikut jatuh bersamaan dengan air wudhu. Inilah sebabnya para ulama menasehati agar setelah kita terpleset melakukan dosa untuk segera berwudhu dan kalau bisa langsung sholat dua rakaat," kata Ustaz Amru.
Dengan menghadirkan makna wudhu ini, insya Allah kita bisa khusyuk dalam wudhu, yang nantinya akan mengantarkan kita khusyuk dalam sholat.
Imam Syafi'i pernah memuji Imam Abu Hanifah dengan ungkapan berikut: "Barangsiapa ingin memperdalam fikih, maka hendaklah menjadi anak asuh bagi Abu Hanifah, Abu Hanifah merupakan orang yang diberi taufik oleh Allah dalam bidang fikih."
Imam Ahmad bin Hambal juga memuji keilmuan Imam Abu Hanifah. "Subhanallah, beliau berada dalam posisi keilmuan, wara' dan zuhud, mementingkan akhirat, yang tidak dilihat oleh seorangpun."
Demikian salah satu karomah Imam Abu Hanifah. Semoga menjadi hikmah dan pelajaran berharga bagi kita.
Wallahu A'lam
(rhs)