Kisah Said bin Zaid: Ahli Surga yang Dituduh Menyerobot Tanah
loading...
A
A
A
Said bin Zaid al-Adawi ra adalah salah satu dari 10 sahabat Nabi Muhammad SAW yang dijamin masuk surga . Dalam kehidupannya, dia pernah dituduh menyerobot tanah milik perempuan bernama Arwa binti Aus. Said merasa terzalimi sehingga berdoa dan permohonannya itu pun dikabulkan Allah SWT.
Kisah itu disampaikan oleh Urwah bin az-Zubair bahwa Said bin Zaid diperkarakan oleh Arwa binti Aus di hadapan penguasa waktu itu, Marwan bin Al-Hakam. Wanita itu mengklaim bahwa Said bin Zaid menyerobot sebagian dari tanah miliknya.
Said berkata, “Apakah aku (akan nekat) mengambil sebagian dari tanahnya setelah aku mendengar sabda Rasulullah?” Kemudian Said bin Zaid mengatakan, “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:
مَنْ أَخَذَ شِبْرًا مِنَ اْلأَرْضِظُلْمًا فَإِنَّهُ طُوِّقَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْنَ
“Barang siapa menyerobot sejengkal tanah secara zalim, maka tanah itu akan dikalungkan pada Hari Kiamat dari tujuh bumi”. [HR Al-Bukhari no. 3198 dan Muslim no.1610]
Khalifah Marwan berkata kepadanya, “Aku aku tidak akan pernah memintamu saksi setelah (mendengar) ini."
Setelah itu, Said bin Zaid mengatakan, “Ya Allâh, bila Arwa ini memang benar telah berbuat sewenang-wenang kepadaku, maka butakanlah matanya dan jadikanlah kuburnya di sumurnya”.
Lalu Allah Taala mengabulkan doanya. Wanita itu akhirnya buta, dan suatu hari, ia keluar untuk memenuhi keperluannya, lalu terjerumus ke dalam sumur miliknya dan meninggal di dalamnya.
Ahli Surga
Said bin Zaid adalah salah seorang dari 10 orang sahabat Nabi SAW yang disebut Rasulullah SAW secara berturut-turut sebagai penghuni surga yang kemudian lebih dikenal dengan julukan al-‘asyrah al-mubasyyarûn bil jannah (sepuluh orang yang mendapat kabar gembira akan memasuki Surga).
Selain Said bin Zaid, 9 sahabat Nabi yang disebut penghuni surga adalah Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khatttab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Az- Zubair bin Al-Awwam, Abdur Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.
Said bernama lengkap Said bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail bin Abdil ‘Uzza bin Riyâh bin Qurth bin Razâh bin ‘Adi bin Ka’b bin Lu`ai bin Ghâlib al-Qurasyi al-‘Adawi ra. Beliau menjadi salah seorang Sahabat Nabi yang masyhur lagi terpandang.
Berkunyah Abul A’war. Beliau berasal dari satu suku dengan Umar bin Khattab ra, tepatnya, merupakan putra pamannya. Garis nasab mereka berdua menyatu pada Nufail.
Istri Said bin Zaid adalah Fathimah binti Khattab ra merupakan saudara perempuan Umar bin Khattab.
Sang ayah, Zaid bin Amr bin Nufail termasuk orang-orang yang lari kepada Allah Taala dan menghindari penyembahan terhadap berhala-berhala. Ia masih berada di atas millah Ibrahim. Sempat menjumpai masa hidup Nabi SAW sebelum diangkat sebagai nabi dan rasul, dan tidak lama kemudian ia meninggal.
Said bin Zaid al-Adawi ra bersama sang istri menyatakan keislamannya sejak awal perkembangan dakwah Islam. Bahkan keislamannya menjadi sebab Umar bin Khattab ra memeluk Islam. Beliau memeluk Islam sebelum Rasulullah SAW memasuki rumah al-Arqam bin Abil Arqam, sehingga terhitung sebagai salah satu dari As-Sâbiqûnal Awwalûn.
48 Hadis
Dalam kitab-kitab hadis, tidak banyak hadis yang beliau riwayatkan dari Nabi SAW, hanya sejumlah 48 hadis. Dan ada dua hadis yang berasal dari Said bin Zaiddi dalam Shahihain.
Di antara jumlah yang sedikit itu adalah hadis tentang orang-orang yang mati syahid.
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : مَنْ قُتِلِ دُوْنَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ, وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ, وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ دِيْنِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ , وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ أَهْلِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ ” .
Dari Abul A’war Sa’id bin Zaid ra, sesungguhnya ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW sedang bersabda, “Orang yang terbunuh karena membela hartanya, maka ia mati syahid. Dan orang yang terbunuh karena membela darahnya, maka ia mati syahid. Dan orang yang terbunuh karena membela agamanya, maka ia mati syahid. Dan orang yang terbunuh, karena membela keluarganya, maka ia mati syahid”.[HR. Abu Dawud no.4772, at-Tirmidzi no.1421].
Said bin Zaid al-Adawi ra wafat di Aqiq Madinah pada tahun 51 H dalam usia 73 atau 74 tahun.
Kisah itu disampaikan oleh Urwah bin az-Zubair bahwa Said bin Zaid diperkarakan oleh Arwa binti Aus di hadapan penguasa waktu itu, Marwan bin Al-Hakam. Wanita itu mengklaim bahwa Said bin Zaid menyerobot sebagian dari tanah miliknya.
Said berkata, “Apakah aku (akan nekat) mengambil sebagian dari tanahnya setelah aku mendengar sabda Rasulullah?” Kemudian Said bin Zaid mengatakan, “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:
مَنْ أَخَذَ شِبْرًا مِنَ اْلأَرْضِظُلْمًا فَإِنَّهُ طُوِّقَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْنَ
“Barang siapa menyerobot sejengkal tanah secara zalim, maka tanah itu akan dikalungkan pada Hari Kiamat dari tujuh bumi”. [HR Al-Bukhari no. 3198 dan Muslim no.1610]
Khalifah Marwan berkata kepadanya, “Aku aku tidak akan pernah memintamu saksi setelah (mendengar) ini."
Setelah itu, Said bin Zaid mengatakan, “Ya Allâh, bila Arwa ini memang benar telah berbuat sewenang-wenang kepadaku, maka butakanlah matanya dan jadikanlah kuburnya di sumurnya”.
Lalu Allah Taala mengabulkan doanya. Wanita itu akhirnya buta, dan suatu hari, ia keluar untuk memenuhi keperluannya, lalu terjerumus ke dalam sumur miliknya dan meninggal di dalamnya.
Ahli Surga
Said bin Zaid adalah salah seorang dari 10 orang sahabat Nabi SAW yang disebut Rasulullah SAW secara berturut-turut sebagai penghuni surga yang kemudian lebih dikenal dengan julukan al-‘asyrah al-mubasyyarûn bil jannah (sepuluh orang yang mendapat kabar gembira akan memasuki Surga).
Selain Said bin Zaid, 9 sahabat Nabi yang disebut penghuni surga adalah Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khatttab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Az- Zubair bin Al-Awwam, Abdur Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.
Said bernama lengkap Said bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail bin Abdil ‘Uzza bin Riyâh bin Qurth bin Razâh bin ‘Adi bin Ka’b bin Lu`ai bin Ghâlib al-Qurasyi al-‘Adawi ra. Beliau menjadi salah seorang Sahabat Nabi yang masyhur lagi terpandang.
Berkunyah Abul A’war. Beliau berasal dari satu suku dengan Umar bin Khattab ra, tepatnya, merupakan putra pamannya. Garis nasab mereka berdua menyatu pada Nufail.
Istri Said bin Zaid adalah Fathimah binti Khattab ra merupakan saudara perempuan Umar bin Khattab.
Sang ayah, Zaid bin Amr bin Nufail termasuk orang-orang yang lari kepada Allah Taala dan menghindari penyembahan terhadap berhala-berhala. Ia masih berada di atas millah Ibrahim. Sempat menjumpai masa hidup Nabi SAW sebelum diangkat sebagai nabi dan rasul, dan tidak lama kemudian ia meninggal.
Said bin Zaid al-Adawi ra bersama sang istri menyatakan keislamannya sejak awal perkembangan dakwah Islam. Bahkan keislamannya menjadi sebab Umar bin Khattab ra memeluk Islam. Beliau memeluk Islam sebelum Rasulullah SAW memasuki rumah al-Arqam bin Abil Arqam, sehingga terhitung sebagai salah satu dari As-Sâbiqûnal Awwalûn.
48 Hadis
Dalam kitab-kitab hadis, tidak banyak hadis yang beliau riwayatkan dari Nabi SAW, hanya sejumlah 48 hadis. Dan ada dua hadis yang berasal dari Said bin Zaiddi dalam Shahihain.
Di antara jumlah yang sedikit itu adalah hadis tentang orang-orang yang mati syahid.
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : مَنْ قُتِلِ دُوْنَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ, وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ, وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ دِيْنِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ , وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ أَهْلِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ ” .
Dari Abul A’war Sa’id bin Zaid ra, sesungguhnya ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW sedang bersabda, “Orang yang terbunuh karena membela hartanya, maka ia mati syahid. Dan orang yang terbunuh karena membela darahnya, maka ia mati syahid. Dan orang yang terbunuh karena membela agamanya, maka ia mati syahid. Dan orang yang terbunuh, karena membela keluarganya, maka ia mati syahid”.[HR. Abu Dawud no.4772, at-Tirmidzi no.1421].
Said bin Zaid al-Adawi ra wafat di Aqiq Madinah pada tahun 51 H dalam usia 73 atau 74 tahun.
(mhy)