8 Fakta Perang Mu'tah yang Bikin 200.000 Pasukan Romawi Ketar-ketir
loading...
A
A
A
Perang Mu'tah salah satu perang terbesar dalam sejarah Islam. Pada perang ini pasukan muslim berhasil membuat 200.000 pasukan Romawi (Bizantium) ketar-ketir. Padahal kekuatan kaum muslim kala itu hanya 3.000 pasukan.
Perang Mu'tah ini terjadi pada Tahun 8 Hijriyah atau 629 Masehi. Pertempuran ini terjadi di wilayah bernama Mu'tah, sebelah timur Sungai Yordan dan Al-Karak (perbatasan Syam).
Perang ini bukanlah seperti film 300 tentara Sparta yang mampu bertahan dua hari melawan gempuran 1 juta tentara Persia. Ahli sejarah sepakat bahwa cerita perang Sparta itu dilebih-lebihkan.
"Karena fakta menunjukkan Spartan kala itu sebenarnya bukan 300 orang, namun didukung pasukan Yunani lainnya yang berjumlah 7.000 Personel. Dan Tentara Persia juga tidak sebanyak dalam cerita, maksimal 100.000 personel," kata Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur, Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq dalam satu kajiannya.
Perang Mu'tah bukan cerita dongeng. Ini fakta bahwa pasukan yang jumlahnya jauh lebih kecil dari Spartan mampu menghadapi musuh yang jauh lebih besar dari pasukan Persia. Dan pada akhirnya mampu bertahan dan memenangkan peperangan.
Berikut 8 Fakta Perang Mu'tah yang Luar Biasa:
1. Bermula dari Dibunuhnya Utusan Rasulullah SAW
Rasulullah SAW mengutus Al-Harits bin Umair radhiyallahu 'anhu untuk menyampaikan surat berisi risalah Islam kepada pemimpin Bushra yang dikuasai Romawi. Di tengah perjalanan Harits dicegat Syurahbil bin Amru al-Ghasani, seorang gubernur di bawah pemerintah Kaisar Romawi. Al-Harits diikat dan dibawa ke hadapan Kaisar lalu beliau dibunuh. Membunuh utusan adalah kejahatan paling keji dan sama artinya mengumumkan perang. Rasulullah SAW sangat terpukul dengan peristiwa itu, beliau mengirim pasukan berkekuatan 3.000 prajurit pada Jumadil Awal Tahun 8 Hijriyah dipimpin oleh Zaid bin Haritsah.
2. Pasukan Muslim 3.000 Orang Melawan 200.000 Pasukan Romawi
Dalam Perang Mu'tah, kaum muslimin berjumlah 3.000 pasukan mampu menghadapi 200.000 tentara Romawi. Pasukan Romawi berjumlah 100.000 orang ditambah lagi suku-suku Arab yang loyal kepada mereka yang turut ikut bergabung sebanyak 100.000 orang, sehingga totalnya 200.000 personel. Pasukan muslim mampu menahan tentara Romawi dalam pertempuran sengit selama 7 hari.
3. Korban di Pihak Romawi Mencapai 3.350 Prajurit
Dalam pertempuran tersebut, Romawi yang jumlahnya jauh lebih besar justru dihajar hingga babak belur. Korban di pihak mereka mencapai 3.350 prajurit yang terbunuh dan terluka.
4. Korban di Pihak Muslim Hanya 12 Syuhada
Dalam Perang Mu'tah, kaum muslimin kehilangan 12 pasukan yang menjadi Syuhada. Ibnu Ishaq menyebutkan berjumlah 8 Syuhada. Di antaranya, Sayyidina Ja'far bin Abi Thalib; Zaid bin Haritsah al-Kalbi; Mas'ud bin al-Aswad; Wahb bin Sa'd. Dari kalangan Anshar yaitu, Abdullah bin Rawahah; Abbad bin Qais Al-Khozarjayyan; Al-Harits bin an-Nu'man; Suraqah bin 'Amr.
5. Khalid bin Walid Memilih Mundur
Dalam perang ini, Khalid bin Walid memilih mundur pada hari ke-8 untuk menghindari kebinasaan pasukannya. Namun secara hakikat peristiwa ini adalah sebuah kemenangan. Karena tentara Romawi memilih tidak melakukan pengejaran alias mundur. Apa yang dilakukan Khalid hanyalah sebuah taktik perang.
6. Rasulullah SAW Memuji Pasukan Muslim yang Mundur
Meski mundurnya pasukan Islam kala itu sempat membuat kaum muslimin Madinah marah hingga melempari pasukan saat memasuki Kota Madinah. Namun Rasulullah SAW justru memuji langkah mundur tersebut. Sebagai seorang yang sangat menguasai dunia militer tentu beliau sangat paham, strategi yang dipilih Khalid sudah sangat tepat. Rasulullah SAW berkata: "Mereka bukan lari, tetapi mereka orang-orang yang akan tampil kembali, insya Allah."
7. Strategi Khalid bin Walid yang Luar Biasa
Inilah strategi gemilang kaum muslimin dalam Perang Mu'tah. Khalid menggunakan teknik tipuan, yakni seakan-akan sedang menyiapkan jebakan untuk musuh. Beliau membangun kesan seakan-akan kaum muslimin yang hanya 3.000 orang itu berperang untuk memancing musuh menyerang kian dalam, untuk kemudian disergap oleh pasukan lebih besar. Padahal memang tidak ada.
Kesan ini dibangun pertama dengan strategi pertukaran tempat. Dalam selang beberapa waktu tertentu Khalid menukar antara pasukan yang ada di sayap kanan dengan pasukan yang ada di sayap kiri. Musuh mengira bahwa ada tambahan pasukan dari muslimin di Madinah.
Khalid memerintahkan beberapa pasukan penunggang kuda untuk menaiki sebuah bukit yang bisa dilihat musuh. Pasukan kavaleri itu turun tapi kemudian berputar dan naik lagi ke punggung bukit di belakang lalu turun lagi, begitu seterusnya. Hingga pasukan Romawi mengira ada bala bantuan yang datang di pihak muslimin.
Pada malam hari Khalid memerintahkan agar dinyalakan obor dalam jumlah yang sangat banyak. Sehingga memperkuat kesan adanya pasukan yang disembunyikan kaum muslimin. Padahal faktanya tidak ada.
Setelah kesan itu terbangun dengan kuat, pada hari ke-8 sang panglima perang muslim itu menarik perlahan pasukannya. Benar saja, Romawi tidak berani mengejar karena takut strategi jebakan pasukan Islam. Padahal tidak ada jebakan apapun.
Semua kesan yang dibangun Khalid itu semata-mata agar pasukan muslim bisa mundur dengan selamat. Mengapa Khalid melakukan itu? Apabila kemunduran pasukan sampai terbaca oleh Romawi fakta sebenarnya, yakni muslimin kalah jumlah, sudah pasti akan dikejar pasukan Romawi. Jika ini terjadi maka Romawi tidak akan berhenti menyerang hingga ke jantung wilayah kaum muslimin.
Berkat taktik luar biasa ini, Romawi tidak hanya memilih mundur, setelah itu mereka tak berani sedikitpun mengusik wilayah-wilayah kaum muslimin. Hingga akhirnya muslimin kurang dari 20 tahun setelah perang Mu'tah menggulung wilayah Romawi.
8. Syahidnya Ja'far bin Abi Thalib
Pada perang ini, beberapa sahabat Nabi yang mulia menjadi Syuhada. Salah satunya yang membuat Rasulullah SAW sedih adalah wafatnya Ja'far bin Abi Thalib. Beliau bertempur pantang menyerah. Ketika Zaid bin Haritsah syahid saat pertempuran, bendera Rasulullah yang semula dipegangnya diraih oleh Sayyidina Ja'far. Beliau bertempur hingga titik darah penghabisan. Terdapat 80 tusukan di tubuhnya saat mempertahankan bendera Rasulullah. Semua luka itu ada di bagian depan tubuhnya.
Perang Mu'tah ini terjadi pada Tahun 8 Hijriyah atau 629 Masehi. Pertempuran ini terjadi di wilayah bernama Mu'tah, sebelah timur Sungai Yordan dan Al-Karak (perbatasan Syam).
Perang ini bukanlah seperti film 300 tentara Sparta yang mampu bertahan dua hari melawan gempuran 1 juta tentara Persia. Ahli sejarah sepakat bahwa cerita perang Sparta itu dilebih-lebihkan.
"Karena fakta menunjukkan Spartan kala itu sebenarnya bukan 300 orang, namun didukung pasukan Yunani lainnya yang berjumlah 7.000 Personel. Dan Tentara Persia juga tidak sebanyak dalam cerita, maksimal 100.000 personel," kata Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur, Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq dalam satu kajiannya.
Perang Mu'tah bukan cerita dongeng. Ini fakta bahwa pasukan yang jumlahnya jauh lebih kecil dari Spartan mampu menghadapi musuh yang jauh lebih besar dari pasukan Persia. Dan pada akhirnya mampu bertahan dan memenangkan peperangan.
Berikut 8 Fakta Perang Mu'tah yang Luar Biasa:
1. Bermula dari Dibunuhnya Utusan Rasulullah SAW
Rasulullah SAW mengutus Al-Harits bin Umair radhiyallahu 'anhu untuk menyampaikan surat berisi risalah Islam kepada pemimpin Bushra yang dikuasai Romawi. Di tengah perjalanan Harits dicegat Syurahbil bin Amru al-Ghasani, seorang gubernur di bawah pemerintah Kaisar Romawi. Al-Harits diikat dan dibawa ke hadapan Kaisar lalu beliau dibunuh. Membunuh utusan adalah kejahatan paling keji dan sama artinya mengumumkan perang. Rasulullah SAW sangat terpukul dengan peristiwa itu, beliau mengirim pasukan berkekuatan 3.000 prajurit pada Jumadil Awal Tahun 8 Hijriyah dipimpin oleh Zaid bin Haritsah.
2. Pasukan Muslim 3.000 Orang Melawan 200.000 Pasukan Romawi
Dalam Perang Mu'tah, kaum muslimin berjumlah 3.000 pasukan mampu menghadapi 200.000 tentara Romawi. Pasukan Romawi berjumlah 100.000 orang ditambah lagi suku-suku Arab yang loyal kepada mereka yang turut ikut bergabung sebanyak 100.000 orang, sehingga totalnya 200.000 personel. Pasukan muslim mampu menahan tentara Romawi dalam pertempuran sengit selama 7 hari.
3. Korban di Pihak Romawi Mencapai 3.350 Prajurit
Dalam pertempuran tersebut, Romawi yang jumlahnya jauh lebih besar justru dihajar hingga babak belur. Korban di pihak mereka mencapai 3.350 prajurit yang terbunuh dan terluka.
4. Korban di Pihak Muslim Hanya 12 Syuhada
Dalam Perang Mu'tah, kaum muslimin kehilangan 12 pasukan yang menjadi Syuhada. Ibnu Ishaq menyebutkan berjumlah 8 Syuhada. Di antaranya, Sayyidina Ja'far bin Abi Thalib; Zaid bin Haritsah al-Kalbi; Mas'ud bin al-Aswad; Wahb bin Sa'd. Dari kalangan Anshar yaitu, Abdullah bin Rawahah; Abbad bin Qais Al-Khozarjayyan; Al-Harits bin an-Nu'man; Suraqah bin 'Amr.
5. Khalid bin Walid Memilih Mundur
Dalam perang ini, Khalid bin Walid memilih mundur pada hari ke-8 untuk menghindari kebinasaan pasukannya. Namun secara hakikat peristiwa ini adalah sebuah kemenangan. Karena tentara Romawi memilih tidak melakukan pengejaran alias mundur. Apa yang dilakukan Khalid hanyalah sebuah taktik perang.
6. Rasulullah SAW Memuji Pasukan Muslim yang Mundur
Meski mundurnya pasukan Islam kala itu sempat membuat kaum muslimin Madinah marah hingga melempari pasukan saat memasuki Kota Madinah. Namun Rasulullah SAW justru memuji langkah mundur tersebut. Sebagai seorang yang sangat menguasai dunia militer tentu beliau sangat paham, strategi yang dipilih Khalid sudah sangat tepat. Rasulullah SAW berkata: "Mereka bukan lari, tetapi mereka orang-orang yang akan tampil kembali, insya Allah."
7. Strategi Khalid bin Walid yang Luar Biasa
Inilah strategi gemilang kaum muslimin dalam Perang Mu'tah. Khalid menggunakan teknik tipuan, yakni seakan-akan sedang menyiapkan jebakan untuk musuh. Beliau membangun kesan seakan-akan kaum muslimin yang hanya 3.000 orang itu berperang untuk memancing musuh menyerang kian dalam, untuk kemudian disergap oleh pasukan lebih besar. Padahal memang tidak ada.
Kesan ini dibangun pertama dengan strategi pertukaran tempat. Dalam selang beberapa waktu tertentu Khalid menukar antara pasukan yang ada di sayap kanan dengan pasukan yang ada di sayap kiri. Musuh mengira bahwa ada tambahan pasukan dari muslimin di Madinah.
Khalid memerintahkan beberapa pasukan penunggang kuda untuk menaiki sebuah bukit yang bisa dilihat musuh. Pasukan kavaleri itu turun tapi kemudian berputar dan naik lagi ke punggung bukit di belakang lalu turun lagi, begitu seterusnya. Hingga pasukan Romawi mengira ada bala bantuan yang datang di pihak muslimin.
Pada malam hari Khalid memerintahkan agar dinyalakan obor dalam jumlah yang sangat banyak. Sehingga memperkuat kesan adanya pasukan yang disembunyikan kaum muslimin. Padahal faktanya tidak ada.
Setelah kesan itu terbangun dengan kuat, pada hari ke-8 sang panglima perang muslim itu menarik perlahan pasukannya. Benar saja, Romawi tidak berani mengejar karena takut strategi jebakan pasukan Islam. Padahal tidak ada jebakan apapun.
Semua kesan yang dibangun Khalid itu semata-mata agar pasukan muslim bisa mundur dengan selamat. Mengapa Khalid melakukan itu? Apabila kemunduran pasukan sampai terbaca oleh Romawi fakta sebenarnya, yakni muslimin kalah jumlah, sudah pasti akan dikejar pasukan Romawi. Jika ini terjadi maka Romawi tidak akan berhenti menyerang hingga ke jantung wilayah kaum muslimin.
Berkat taktik luar biasa ini, Romawi tidak hanya memilih mundur, setelah itu mereka tak berani sedikitpun mengusik wilayah-wilayah kaum muslimin. Hingga akhirnya muslimin kurang dari 20 tahun setelah perang Mu'tah menggulung wilayah Romawi.
8. Syahidnya Ja'far bin Abi Thalib
Pada perang ini, beberapa sahabat Nabi yang mulia menjadi Syuhada. Salah satunya yang membuat Rasulullah SAW sedih adalah wafatnya Ja'far bin Abi Thalib. Beliau bertempur pantang menyerah. Ketika Zaid bin Haritsah syahid saat pertempuran, bendera Rasulullah yang semula dipegangnya diraih oleh Sayyidina Ja'far. Beliau bertempur hingga titik darah penghabisan. Terdapat 80 tusukan di tubuhnya saat mempertahankan bendera Rasulullah. Semua luka itu ada di bagian depan tubuhnya.