Kisah Muslim Amerika Akbar T. Salaam Jadi Juragan Sosis Halal

Kamis, 24 November 2022 - 17:04 WIB
loading...
Kisah Muslim Amerika Akbar T. Salaam Jadi Juragan Sosis Halal
Akbar T. Salaam juragan sosis halall di Amerika. Foto/Ilustrasi: grocery
A A A
Setiap kerajaan memerlukan pedagang . Demikian pula dengan kelompok masyarakat agamis. Begitu kalimat pertama Steven Barbosa ketika menulis tentang muslim Amerika Akbar T. Salaam dalam bukunya berjudul "American Jihad, Islam After Malcolm X".

Salaam adalah buyut dari "Raja" Saul, produsen sosis; sepupu dari tukang jagal di Brooklyn yang dia sendiri tidak pernah bertemu. Menjadi tukang jagal, kata Salaam, adalah keturunan. "Bakat itu mengalir dalam darah," ujarnya.

Sebagian besar pengikut Warith D. Mohammed (dalam Nation of Islam) bergerak dalam bidang bisnis. Ia menantang mereka untuk mengikuti doktrin Islam. Islam akan membawa mereka "dari debu ke industri," katanya.

Komunitas itu sekarang mempublikasikan sebuah direktori berisikan lebih dari 1500 perusahaan Muslim, yang disebarkan ke seluruh negeri.



Akbar T. Salaam membeli sebuah lembu jantan seharga 800 dolar di tempat pelelangan dan membuka usaha pemrosesan daging. Kini perusahaannya, New Unity Beef Sausage, merupakan perusahaan sosis terbesar di New York dan New Jersey yang dimiliki dan dijalankan oleh orang Muslim. Perusahaan tersebut menyembelih, memproses dan menjual daging halal.

Ketika Salaam memulai usaha penyembelihan daging, orang Muslim di daerah tersebut memakan daging haram kecuali jika mereka memotong sendiri hewan-hewan tersebut.

Setelah itu, tiap minggu, perusahaaan New Unity menyembelih 10 sampai 15 lembu jantan, 25 sampai 30 domba, dan 15 sampai 20 kambing sesuai dengan aturan Islam.

Enam puluh persen langganan New Unity adalah Muslim kelahiran Amerika dan 40% para imigran. Perusahaan itu, yang memulai usahanya dengan cara eceran, dan sekarang mendapatkan laba kotor hampir satu juta dolar per tahun, atau naik sekitar 66% sejak 1975.

Berikut penuturan Akbar T. Salaam selengkapnya sebagaimana dinukil dalam buku yang diterjemahkan Sudirman Teba dan Fettiyah Basri menjadi "Jihad Gaya Amerika, Islam Setelah Malcolm X" (Mizan, 1995) itu.

Jika Anda menyembelih seekor hewan, Anda akan mendapatkan kulitnya sebagai hasil sampingan. Selembar kulit yang telah disamak dan direntang dapat menghasilkan empat buah jaket kulit, 135 pasang sepatu, sabuk dan topi. Dan jika itu lembu jantan, mungkin Anda bisa mendapatkan dua kali lipat lebih banyak. Jadi banyak sekali manfaat seekor sapi, bukan hanya untuk dimakan.

Kita ambil contoh penelitian kedokteran. Anda bisa mendapatkan urat saraf tulang belakang sepanjang satu kaki. Itu dijual dengan harga dua puluh dolar. Mata dijual dua puluh dolar sebuah.



Sekarang telah diketahui bahwa darah dari anak sapi yang belum lahir sangat bagus dan aman untuk transfusi darah pada manusia --bebas AIDS. Dan kandungan glukosa pada mata anak sapi yang belum lahir sekarang dipergunakan untuk pengobatan glukoma. Karena pemerintah Afrika melarang pembantaian gajah, maka tulang sapi dapat menggantikan bahan gading yang mulai berkurang.

Orang Jepang memperkenalkan satu proses baru, yaitu memasukkan tulang sapi ke dalam suatu cairan asam khusus dan tulang tersebut menjadi putih. Sekarang metode ini dipakai dalam perusahaan perhiasan untuk menggantikan gading.

Saya pergi ke tempat pelelangan dan saya diminta untuk memilih beberapa hewan. Di sana kami dapati berbagai ragam bangsa sedang mengadakan tawar-menawar, berusaha untuk mendapatkan yang terbaik untuk dibawa pulang kepada kelompoknya masing-masing. Tapi kami lihat di sana tidak ada seorang pun yang mewakili masyarakat Afro-Amerika.

Saya membeli seekor lembu jantan jenis Black Angus. Kami membayar sekitar 800 dolar. Kami bawa binatang tersebut ke fasilitas penyembelihan milik orang Jerman. Kami berbincang-bincang mengenai prosedurnya.

Menyembelih seekor hewan merupakan tugas yang berbahaya, sebab Anda bisa ditendangnya sampai mati; lembu itu bisa menyeruduk dan menghantam dengan kepala mereka, dengan tubuh mereka. Mereka bisa terlepas dan menginjak-injak Anda. Saya pernah beberapa kali dikejar-kejar hewan sekitar lima belas atau dua puluh tahun yang lulu. Saya pernah dilemparkan ke udara, dan ditanduk bahu saya.



Pertama, kami membaca Al-Quran dan sunnah Nabi untuk mengetahui bagaimana Rasulullah mengajarkan cara menyembehh hewan. Ada beberapa prosedur tertentu yang harus diikuti.

Pertama-tama, pisaunya harus sangat tajam. Nabi bersabda apa pun yang dilakukan seorang Muslim, dia harus melakukannya dengan sangat baik, juga dalam mengasah pisaunya. Pisau yang saya bawa ke sana sebenarnya tidak begitu tajam.

Di sana ada batu yang bergerigi, jadi saya mengasah bilah pilau saya supaya lebih tajam. Kemudian Rasulullah juga mengajarkan, apabila engkau menyembelih ucapkanlah "Bismillah."

Kemudian mulailah menyembelih.

Kemudian ucapkanlah, "Allahu Akbar."

Imam Warith D. Mohammed berkata, jika engkau menyembelih engkau harus menghormati pencipta binatang itu. Ketika engkau mendekati binatang tersebut, engkau harus berada dalam keadaan mental tertentu, yaitu rendah hati, dan mempunyai pemikiran bahwa binatang yang akan engkau sembelih ini untuk kepentingan manusia dan khususnya untuk kepentingan masyarakatmu.

Ketika engkau pergi ke tempat penyembelihan hewan, engkau akan melihat beberapa kejahatan. Engkau melihat binatang-binatang dibius, ditendang, kepalanya dipukul dengan pipa. Jadi standar perikemanusiaan yang telah ditetapkan tidak diikuti.

Pihak The United States Department of Agriculture (USDA) merasa proses pembiusan lebih efektif. Jadi mereka membius binatang itu lebih dahulu lalu menggorok lehernya.

Tetapi pembiusan itu membuat adrenalin terproduksi terus dan juga menimbulkan rasa takut. Adrenalin tersebar ke seluruh dagingnya. Karena itulah kami memakai cara berikut:

Kami dekati binatang itu. Kami pastikan binatang itu tenang. Kami hadapkan binatang itu ke arah kiblat, dan menyembelih dengan satu sabetan yang cepat diiringi teriakan Allahu Akbar. Anda tidak boleh memutus habis lehernya.



Pastikan Anda memotong urat nadi utamanya tetapi biarkan lehernya tersambung utuh sehingga otot-otot refleknya dapat mengontrol dan memompa darah keluar. Binatang itu akan terengah-engah dan mati karena banyaknya darah yang keluar, bukan karena dipingsankan: tidak ada rasa takut.

Bisnis ini sedang berkembang dan kami tengah berusaha untuk memapankan diri. Sukses belum kami raih, tetapi jalan ke arah itu telah dipancangkan.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3900 seconds (0.1#10.140)